Menurutnya, kesuksesan BCA bukan hanya karena menetap, tetapi karena tim kerja. Jahja sangat menekankan pentingnya tim kerja. Menurutnya, untuk menciptakan tim kerja yang baik, harus bisa merangkul semua lapisan tenaga kerja agar dapat bersama-sama membangun dukungan yang kuat.

“Tidak hanya saya sendiri, namun seluruh jajaran direktur dan keluarga besar BCA bekerja keras untuk meningkatkan kinerja dan reputasi perusahaan. Keberhasilan yang telah diraih BCA, baik secara individu maupun bersama, adalah keberhasilan kami semua,” tutur Jahja.

Transformasi BCA

Dulu hanya dikenal sebagai bank yang menawarkan produk tabungan, bank BCA kini telah mengubah layanan tabungan menjadi rekening transaksi yang dapat diandalkan.

Jahja Setiaatmadja tak memungkiri akan peran perkembangan teknologi yang berperan penting dalam transformasi BCA. Mulai dari penggunaan internet banking hingga kemudahan nasabah dalam mengakses melalui aplikasi mobile banking.

“BCA memang sudah berdiri tahun 1957, ada (nasabah) yang berusia 18-20 tahun, banyak yang masih muda. Namun, kami juga memiliki nasabah yang usianya mencapai 95 tahun. Apakah mereka mahir menggunakan teknologi seperti generasi yang lebih muda? Kita harus benar-benar ramah pengguna," kata dia dalam wawancara CEO2CEO QuBisa.

BCA tidak hanya fokus pada kemudahan layanan, tetapi juga menjaga keamanan nasabahnya secara proaktif. Dengan call center 24 jam, nasabah BCA memastikan nasabah BCA selalu bisa mendapatkan bantuan, terutama untuk masalah transaksi digital.

Transformasi digital BCA memberikan manfaat bagi bank, bisnis, dan masyarakat. Dengan akses perbankan yang lebih mudah, BCA membantu pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Itu dia Growthmates kisah sukses perjalanan BCA. Keren banget ya!