Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bakal menjadi penentu arah pembangunan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan teknologi AI diyakini bakal membawa sekitar 46 juta lapangan kerja baru.

Kendati begitu, kehadiran AI menjadi pisau bermata dua, di satu sisi ia membawa lapangan kerja baru, tetapi di sisi lain ia justru menggerus sekitar 23 juta pekerjaan akibat otomatisasi.

Baca Juga: Petinggi Kadin Dukung Aksi KPPU yang Minta Kemendag dan KADI Evaluasi Kebijakan BMAD Benang

“AI ini bisa menghadirkan dua sisi. Ada potensi hilangnya pekerjaan, tapi juga ada peluang penciptaan puluhan juta profesi baru. Bagaimana kita menyiapkan diri? Itu yang harus dijawab,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie dilansir Rabu (26/11/2025).

Anindya mengakui, teknologi AI memang membawa manfaat sangat besar ia bakal memperkuat ekosistem industri digital nasional. Industri pusat data, keamanan siber, hingga layanan komputasi diperkirakan berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan transformasi digital.

Anindya menegaskan, Kadin mesti memastikan bahwa perkembangan teknologi AI tak sekadar menjadi ancaman, namun sebagai peluang yang bisa digarap untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

“Peran Kadin adalah memastikan teknologi tidak sekadar menjadi ancaman, tetapi menjadi alat yang memperkuat kapasitas ekonomi dan menciptakan lapangan kerja masa depan,” ujarnya.

Isu mengenai perkembangan AI disebut menjadi salah satu agenda utama dalam Rapimnas 2025.

Forum nasional tersebut dijadwalkan berlangsung pada 30 November–2 Desember 2025 di Jakarta, dengan menghadirkan sejumlah pejabat pemerintah, termasuk para menteri dan pimpinan lembaga

Rapimnas tahun ini membawa tema “Kadin Bergotong Royong Memperluas Lapangan Kerja, untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Indonesia”.

Anindya menjelaskan tema tersebut mencerminkan tekad Kadin untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor demi membangun kemandirian ekonomi nasional.

Kami ingin mewujudkan konsep Indonesia Incorporated secara konkret. Gotong royong sektor usaha dan pemerintah harus menjadi kunci dalam memperluas kesempatan kerja,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai perguruan tinggi memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan talenta AI yang terus meningkat.

Dirinya menekankan bahwa teknologi seperti AI dan semikonduktor bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mendorong produktivitas ekonomi nasional.

Menurut Airlangga, penyediaan sumber daya manusia unggul menjadi fondasi agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pelaku utama dalam perkembangan teknologi global.

Hal ini selaras dengan dorongan pemerintah memperkuat kapasitas digital di berbagai sektor usaha.

Baca Juga: Info Terbaru Kejagung Soal Skandal Pajak 2016-2020

Dengan tantangan dan peluang yang bersanding erat, Kadin berharap pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dapat bergerak bersama agar transformasi AI menjadi kekuatan baru dalam pembangunan ekonomi Indonesia.