2. PT Kereta Api Indonesia

Selanjutnya adalah PT Kereta Api Indonesia yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dulu, PT KAI bernama Staatsspoorwegen (SS). Sejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI) tak lepas dari pembangunan jalur pertama kereta api Indonesia pada 17 Juni 1864. Jalur untuk rute kereta Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) ini mulai dibangun di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele.

Baca Juga: Erick Thohir Targetkan Dividen BUMN 2025 Capai Rp90 T

Sempat diambil alih oleh Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyoku, Belanda kembali membentuk perkeretaapian Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), setelah Indonesia merdeka.

Namun, berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949, pemerintah Belanda pun mengembalikan sejumlah aset ke Indonesia. termasuk SS/VS yang berganti nama menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) pada 1950.

DKA sempat mengalami perubahan nama beberapa kali, hingga akhirnya resmi menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 1998. Saat ini, PT KAI memiliki tujuh anak perusahaan di antaranya adalah KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), dan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

3. PTPN

Kemudian ada PT Perkebunan Nusantara atau PTPN, perusahaan BUMN yang juga sudah terbentuk dan beroperasi sejak zaman kolonial Belanda. Hal itu diketahui salah satunya melalui diresmikan Gedung HVA PTPN I Regional 4 oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1925.

Pasca Kemerdekaan, perusahaan perkebunan ini mengalami beberapa pergantian nama dan terus bertransformasi.

Semula, bernama PNP yang kemudian bermetamorfosa namanya menjadi PTP. Hingga akhirnya, pada 1996 penggabungan atau merger beberapa PTP dilakukan dan namanya diubah menjadi PTPN.

PTPN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. PTPN di seluruh Indonesia dibagi menjadi 14 unit yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Baca Juga: Holding RS BUMN Kukuhkan Jajaran Direksi dan Komisaris Baru

4. Kimia Farma

Kimia Farma juga menjadi perusahaan BUMN yang sudah bermuara sejak zaman penjajahan. Disebut dalam laman resminya, perusahaan farmasi pertama di Indonesia ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma PADA 1958.

Kemudian, badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas pada 16 Agustus 1971 sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). Dan pada 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk.