Ada banyak perusahaan BUMN atau Badan Usaha Milik Negara terkemuka di Tanah Air. Mulai dari PT Pos Indonesia, Pertamina, berbagai bank BUMN, dan masih banyak lagi. Tapi, tahukah kalau BUMN sudah ada sejak zaman kolonial Belanda?

Pada masa penjajahan Belanda, BUMN dikenal dengan istilah “staatsbedrijven” yang berarti, perusahaan negara. Kala itu, staatsbedrijven didirikan untuk memenuhi kebutuhan kolonial mulai dari pertambangan, perkebunan, hingga transportasi. 

BUMN didirikan dengan tujuan untuk mengelola sumber daya alam dan memperkuat perekonomian nasional. Setelah proklamasi Kemerdekaan pada 1945, perusahaan-perusahaan BUMN era kolonial itu pun menjadi milik negara. 

Baca Juga: Membedah Strategi Erick Thohir dalam Mengelola BUMN: Besar seperti Gajah, Lincah Mirip Flamenco

Sudah ada sejak zaman penjajahan, menandakan ada banyak perusahaan BUMN yang telah berlayar sebelum Indonesia merdeka, dan menariknya ada yang masih eksis hingga saat ini. Berikut Olenka rangkum dari sejumlah sumber, Jumat (13/9/2024), daftar beserta sejarah singkat perusahaan BUMN sejak zaman kolonial.

1. PT Pos Indonesia

PT Pos Indonesia didirikan pada 26 Agustus 1746 di Jakarta, sebelum Indonesia merdeka. Pos Indonesia didirikan dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor dari luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Belanda. 

Sebelum menjadi perusahaan BUMN, Pos Indonesia dulu berstatus Jawatan Post, Telegraph dan Telephone. Perubahan nama terjadi pada 27 September 1945 menjadi PN Postel (Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi); 1965 diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro; dan pada 1978 kembali diubah menjadi Perum Pos dan Giro. 

17 tahun berdiri dengan Perum Pos dan Giro, PT Pos Indonesia menjadi nama resmi hingga saat ini setelah diubah pada 1995. 

2. PT Kereta Api Indonesia

Selanjutnya adalah PT Kereta Api Indonesia yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dulu, PT KAI bernama Staatsspoorwegen (SS). Sejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI) tak lepas dari pembangunan jalur pertama kereta api Indonesia pada 17 Juni 1864. Jalur untuk rute kereta Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) ini mulai dibangun di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele.

Baca Juga: Erick Thohir Targetkan Dividen BUMN 2025 Capai Rp90 T

Sempat diambil alih oleh Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyoku, Belanda kembali membentuk perkeretaapian Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), setelah Indonesia merdeka.

Namun, berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949, pemerintah Belanda pun mengembalikan sejumlah aset ke Indonesia. termasuk SS/VS yang berganti nama menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) pada 1950.

DKA sempat mengalami perubahan nama beberapa kali, hingga akhirnya resmi menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 1998. Saat ini, PT KAI memiliki tujuh anak perusahaan di antaranya adalah KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), dan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

3. PTPN

Kemudian ada PT Perkebunan Nusantara atau PTPN, perusahaan BUMN yang juga sudah terbentuk dan beroperasi sejak zaman kolonial Belanda. Hal itu diketahui salah satunya melalui diresmikan Gedung HVA PTPN I Regional 4 oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1925.

Pasca Kemerdekaan, perusahaan perkebunan ini mengalami beberapa pergantian nama dan terus bertransformasi.

Semula, bernama PNP yang kemudian bermetamorfosa namanya menjadi PTP. Hingga akhirnya, pada 1996 penggabungan atau merger beberapa PTP dilakukan dan namanya diubah menjadi PTPN.

PTPN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. PTPN di seluruh Indonesia dibagi menjadi 14 unit yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Baca Juga: Holding RS BUMN Kukuhkan Jajaran Direksi dan Komisaris Baru

4. Kimia Farma

Kimia Farma juga menjadi perusahaan BUMN yang sudah bermuara sejak zaman penjajahan. Disebut dalam laman resminya, perusahaan farmasi pertama di Indonesia ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma PADA 1958.

Kemudian, badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas pada 16 Agustus 1971 sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). Dan pada 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

5. PT Pindad

Selanjutnya adalah PT Perindustrian TNI Angkatan Darat yang sudah berdiri pada 1808, sejak zaman kolonial Belanda. PT Pindad kala itu dikenal dengan nama Constructie Winkel (CW) dan menjadi satu-satunya industri manufaktur pertahanan di Indonesia.

PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi alat pertahanan dan keamanan negara, serta alat industri. Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi produsen alat pertahanan terkemuka di Asia.

6. PT PAL

PT Penataran Angkatan Laut (PAL) turut menambah daftar panjang perusahaan BUMN yang sudah ada sejak zaman penjajahan. Perusahaan yang dulu bernama Marine Establishment (ME) diresmikan langsung oleh Pemerintah Belanda pada 1939.

Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini setelah kemerdekaan, dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Kemudian pada tanggal 15 April 1980, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980, status perusahaan berubah dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas.

PT PAL Indonesia (Persero) merupakan perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang industri maritim dan energi. PT PAL Indonesia merupakan salah satu industri strategis milik BUMN yang memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia, khususnya untuk matra laut.

7. BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN juga menjadi perusahaan BUMN yang sudah ada sejak zaman penjajahan. Dulu, BTN didirikan dengan nama Postspaarbank pada 1879 di sebuah gedung yang berada di Jalan Gajah Mada No.1.

Kala itu, minat masyarakat semakin kuas terhadap jasa perbankan membuat Postspaarbank terus memperluas jaringannya dengan membuka empat kantor cabang baru di Makassar, Surabaya, Jakarta, dan Medan. Era transformasi bank ini pun dimulai sejak 1930 yang ditandai dengan dimulainya penggunaan mesin akuntansi elektronik, dan mengalami beberapa perubahan nama.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, bank ini diubah namanya menjadi Kantor Tabungan Pos oleh pemerintah Indonesia, dengan Darmosoetanto sebagai direktur pertama. Kantor ini awalnya berperan penting dalam penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI), namun terhenti akibat agresi militer Belanda pada 19 Desember 1946 yang menguasai kantor-kantor di seluruh Indonesia. Dengan beroperasinya kembali Postspaarbank pada 1 Mei 1946, Kantor Tabungan Pos, yang kini dikenal sebagai BTN, ditutup.

Pada 1949, Kantor Tabungan Pos kembali dibuka dan diubah namanya menjadi Bank Tabungan Pos Republik Indonesia, lalu disingkat menjadi Bank Tabungan Pos berdasarkan UU Darurat No. 9/1950. Pada 9 Februari 1950, tanggal ini ditetapkan sebagai hari ulang tahun BTN, dan pada 1963, bank tersebut berubah nama menjadi Bank Tabungan Negara.

8. Bio Farma

Kemudian, ada Bio Farma yang dulu didirikan dengan nama Parc Vacciogene pada 6 Agustus 1890. Bio Farma dulu didirikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda No.14 Tahun 1890 di Rumah Sakit Militer Weltvereden, Batavia (Saat ini menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta). 

Mengutip dari laman resmi perusahaan, Bio Farma mengalami beberapa perubahan nama sejak didirikan. Mulai dari nama Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur pada 1923, Bandung Boeki Kenkyushoo, hingga berubah menjadi Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur setelah Indonesia Merdeka. 

Kemudian, kembali diubah menjadi Perusahaan Negara Pasteur atau PN Pasteur pada saat nasionalisasi kepemilikan perusahaan Belanda antara tahun 1955-1960. Hingga akhirnya, resmi berganti nama menjadi PN Bio Farma pada dekade 1960-an.

PT Bio Farma (Persero) sendiri merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi vaksin dan antisera.

9. BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga telah berdiri sejak zaman kolonial, tepatnya pada 16 Desember 1895. Kala itu berdiri pertama kali di Purwokerto, Jawa Tengah.

Mengutip dari laman BRI, saat pertama kali berdiri BRI memiliki nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Pada 1946 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946 BRI dinobatkan sebagai Bank Pemerintah pertama di Indonesia.

Selain kesembilan perusahaan BUMN di atas, ada banyak perusahaan milik negara lainnya yang juga sudah berlayar sejak zaman kolonial Belanda. Seperti BRI dan beberapa perusahaan BUMN yang terancam ditutup, seperti PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).