Jejak Karier dan Jabatan Profesi
Sekembalinya ke Indonesia pada 1993, Darmono bergabung dengan Lembaga Riset Bioteknologi Perkebunan Indonesia (Indonesian Biotechnology Research Institute for Estate Crop /IBRIEC) di Bogor, sebagai Ketua Kelompok Penelitian Mikroba dan Bioproses.
Tahun 2000–2002, ia dipercaya menjadi Pimpinan Proyek Nasional untuk Komponen Penelitian dalam program Integrated Pest Management for Smallholders Estate Crops Project (IPM-SECP), sebuah proyek strategis di bawah Kementerian Pertanian yang mencakup berbagai komoditas perkebunan seperti kopi, kakao, teh, jambu mete, dan lada.
Pada 2003–2013, Darmono menjabat sebagai Direktur IBRIEC, memimpin riset-riset unggulan dalam bidang bioteknologi tanaman perkebunan. Di bawah kepemimpinannya, lembaga tersebut menghasilkan berbagai inovasi penting seperti biofungisida Greemi-G untuk pengendalian penyakit tular tanah, serta biodemposer Promi untuk pengomposan limbah padat pertanian.
Dedikasinya dalam penelitian penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit (Ganoderma sp.) mengantarkannya menjadi salah satu ahli yang paling berpengaruh di bidang tersebut. Ia bahkan menciptakan dan mengembangkan situs www.ganoderma-center.com sebagai media advokasi dan edukasi bagi pelaku industri sawit agar lebih serius dalam pengendalian penyakit tersebut.
Karier Darmono juga diwarnai dengan berbagai peran penting di tingkat nasional dan internasional. Sejak tahun 2014, ia dipercaya memimpin Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) sebagai presiden, sekaligus menjadi anggota Dewan Ex Officio di Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI).
Dua tahun sebelumnya, ia telah mendirikan Pusat Inovasi Berbasis Rumah (Home-Based Innovation Center/HBIC), sebuah wadah yang berfokus pada pengembangan kegiatan inovatif berbasis sains terapan.
Pada periode 2013–2014, ia juga mengemban tanggung jawab sebagai Pejabat Pengembangan Teknologi dan Kelembagaan untuk Program Bioteknologi di Pusat Kajian Kebijakan Pertanian (Center for Agricultural Policy Studies/CAPS).
Sejak 2009, Darmono juga diketahui aktif sebagai anggota Dewan Pusat Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), dan pada 2010 ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasehat Asian Federation of Biotechnology (AFB).
Kiprahnya di MAKSI berlanjut ketika ia dipercaya menjadi Wakil Ketua pada tahun 2012, sebelum akhirnya dikukuhkan sebagai Ketua Umum pada tahun 2015. Di tahun yang sama, Darmono juga mulai menjabat sebagai Presiden Direktur PT Nutri Palma Nabati (NPN), memperluas kontribusinya dari dunia riset ke ranah industri strategis nasional.
Selain itu, Darmono juga aktif sebagai anggota dewan redaksi beberapa jurnal ilmiah biosains nasional, termasuk Microbiology Indonesia.
Baca Juga: Mengulik Prospek Bisnis Minyak Sawit Merah, Potensi Besar dari Nutrisi yang Selama Ini Terbuang