Polytron menegaskan pentingnya pemilihan cell baterai yang aman untuk motor listrik. Momentum ini hadir setelah peluncuran FOX 350, motor listrik terbaru Polytron yang kini menawarkan dua skema kepemilikan, yakni Battery as a Service (sewa baterai) dan opsi pembelian baterai.

CEO Polytron, Hariono mengungkapkan bahwa teknologi baterai merupakan komponen paling penting dalam sebuah motor listrik, dan justru bagian yang paling kompleks dari sisi keamanan.

Baca Juga: Rekor MURI Pengisian Daya Motor Listrik Terbanyak Hasil Kolaborasi Komunitas Pengendara Motor Listrik Polytron bersama PLN

“Polytron menerapkan standar pengujian setingkat internasional untuk memastikan setiap cell baterai yang digunakan aman sebelum dipasang pada motor listrik FOX Electric. Standar ini mengacu pada UN 38.3, QC/T 743, SNI 8872:2019, UN R136, hingga ISO 26262 yang mencakup pengujian thermal, getaran, guncangan, tusukan, benturan, hingga simulasi risiko kecelakaan,” ungkap Hariono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Salah satu aspek penting yang ditekankan Polytron adalah pemilihan kimia cell baterai. Hariono menekankan jika tidak semua baterai lithium memiliki tingkat keamanan yang sama. Jenis-jenis seperti NMC, NCA, dan LCO dikenal memiliki risiko api yang tinggi karena menghasilkan oksigen internal ketika terbakar.

Reaksi ini menyebabkan api cepat membesar, sulit dikendalikan, dan berpotensi menimbulkan ledakan. Polytron memilih menggunakan teknologi LFP (Lithium Iron Phosphate) karena memiliki stabilitas termal yang jauh lebih baik dan tidak menghasilkan oksigen ketika terjadi kebakaran. Sifat ini membuat api lebih lambat berkembang dan lebih mudah dikendalikan sehingga risiko kecelakaan akibat baterai dapat diminimalkan secara signifikan.

Polytron juga menjelaskan bahwa cell LFP memiliki titik mulai thermal runaway pada suhu 250–300°C, jauh lebih tinggi dibandingkan cell NMC yang bisa mengalami thermal runaway pada kisaran 170–220°C. Perbedaan ini memberikan margin keamanan yang sangat besar bagi pengguna, terutama ketika motor digunakan dalam kondisi cuaca panas, saat melewati kemacetan, atau ketika terjadi peningkatan suhu akibat proses pengisian daya. Cell LFP yang digunakan Polytron juga telah melalui pengujian nail penetration dan mechanical impact untuk memastikan bahwa cell tidak terbakar ataupun meledak meski mengalami tusukan, tekanan tinggi, atau kerusakan fisik yang mensimulasikan kondisi kecelakaan.

Sistem keamanan baterai yang dibangun Polytron pun tidak berhenti pada pemilihan cell saja. Desain battery pack menjadi lapisan proteksi berikutnya yang sama pentingnya. FOX Electric menggunakan struktur heatsink berbahan aluminium yang berfungsi sebagai pendingin, sekaligus pelindung terhadap benturan, getaran, gesekan, dan paparan panas ekstrem. Casing ini juga dirancang dengan sertifikasi IP67, membuat baterai tahan terhadap air, banjir, dan kondisi lingkungan yang ekstrem. Pada sisi elektronik, baterai dilengkapi Battery Management System (BMS) lengkap dengan sensor temperatur, sistem pemutusan arus otomatis ketika terjadi overcharge atau over-discharge, serta mekanisme cell balancing untuk menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang.

Dalam bagian edukasi lainnya, Polytron juga menjelaskan perbandingan baterai LFP dengan Graphene Lead Acid yang masih digunakan di beberapa tipe kendaraan listrik. Meski disebut-sebut sebagai baterai teknologi baru, baterai Graphene Lead Acid memiliki waktu pengisian jauh lebih lama, efisiensi lebih rendah, tingkat self-discharge lebih tinggi, serta bobot yang jauh lebih berat dibandingkan LFP. Sementara itu, LFP unggul dalam efisiensi energi, kemampuan fast charging, durabilitas, serta stabilitas jangka panjang. Dari sisi keamanan maupun performa, LFP tetap menjadi pilihan terbaik untuk kendaraan listrik modern.

“Di Polytron, keselamatan pengguna motor listrik tidak pernah menjadi area kompromi. Kami memilih cell LFP bersertifikasi yang lolos pengujian paling ketat, termasuk nail penetration test, untuk memastikan ketahanan mereka bahkan dalam skenario kecelakaan ekstrem. Kami percaya bahwa industri kendaraan listrik hanya bisa berkembang jika pengguna merasa aman dan percaya dengan teknologinya,” pungkas Josaphat Bagus Purnama, Head of Design, Quality and Assurance EV Polytron.