Nama Dr. Ir. Darmono Taniwiryono, M.Sc. mungkin belum akrab di telinga publik luas, namun kiprahnya telah lama bergaung di kalangan ilmuwan dan pelaku industri perkebunan.

Diketahui, selama lebih dari tiga dekade, Darmono mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan bioteknologi perkebunan dan mendorong praktik kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.

Ketekunan dan komitmennya menjadikan Darmono salah satu sosok penting di balik berbagai terobosan ilmiah yang berkontribusi pada peningkatan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan sektor perkebunan nasional.

Terlebih melalui kepemimpinannya di berbagai lembaga, mulai dari Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) hingga Pusat Inovasi Berbasis Rumah (Home-Based Innovation Center/HBIC), Darmono pun selalu berupaya menghadirkan solusi inovatif yang berpijak pada sains terapan.

Dan, dikutip dari berbagai sumber, Rabu (22/10/2025), berikut ulasan Olenka mengenai sosok Darmono Taniwiryono.

Latar Belakang dan Pendidikan

Dikutip dari laman wordpress pribadinya, Darmono berasal dari Pedukuhan Soronanggan, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Masa kecil hingga remajanya dihabiskan di kampung halaman tersebut.

Ia menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Wates dan SMA Negeri 1 Wates, sebelum melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Pada tahun 1981, Darmono meraih gelar Sarjana Pertanian dari IPB, dengan bidang studi Proteksi Tanaman (Fitopatologi). Setahun kemudian, ia bergabung dengan Pusat Penelitian Karet Indonesia (Indonesian Rubber Research Institute IRRI) di Sungei Putih, Galang, Sumatera Utara.

Kariernya di bidang riset semakin mengglobal ketika pada Januari 1983, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjalani penelitian di Bahia, Brasil, selama satu tahun. Penugasan ini didanai oleh International Rubber Research and Development Board (IRRDB), di mana ia meneliti penyakit South American Leaf Blight (Microcyclus ulei) yang menyerang tanaman karet (Hevea brasiliensis).

Kemudian, oada tahun 1986, Darmono melanjutkan studi ke University of Wisconsin–Madison, Amerika Serikat, di mana ia memperoleh gelar Master of Science (1988) dan Doctor of Philosophy (1993), keduanya di bidang Fitopatologi. Selama studi doktoralnya, ia meneliti mikologi hutan di bawah bimbingan Dr. Harold H. Burdsall di Forest Products Laboratory, USDA–Forest Service.

Baca Juga: Kata Ketua Umum Maksi soal Hilirisasi Sawit dan Solusi untuk Atasi Stunting