Terra Drone sedang menjadi sorotan masyarakat pasca insiden kebakaran gedung yang menjadi markas perusahaan tersebut. Gedung Terra Drone yang berlokasi di kawasan Letjen Suprapto Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat ludes terbakar pada Selasa (9/12/2025), insiden itu menewaskan 22 orang.
Terra Drone sendiri merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan layanan pesawat nirawak alias drone. Perusahaan yang berpusat di Jepang itu menawarkan layanan drone untuk berbagai keperluan seperti inspeksi infrastruktur, analisis data, dan lainnya.
Baca Juga: Kebakaran Gedung Terra Drone Tewaskan 22 Karyawan, Polisi Usut Dugaan Kelalaian Operasional
Terra Drone telah hadir di beberapa negara, kurang lebih perusahaan itu telah menancapkan kakinya di 25 negara termasuk Indonesia, Malaysia, Turkey, Australia, dan Brazil.
Kendati menyediakan layanan drone untuk berbagai kebutuhan sebagaimana yang disebutkan di atas, namun Terra Drone Indonesia (TDID) berfokus pada penyediaan layanan pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone. Selain itu, perusahaan juga memberikan pelatihan dan konsultasi bagi korporasi yang sudah menggunakan drone untuk aktivitas operasional sehari-hari.
Dalam beberapa tahun terakhir TDID telah mencatat sejumlah capaian gemilang, dalam lima tahun terakhir saja TDID sudah berhasil menyelesaikan kegiatan survei udara di lebih dari 600.000 hektar konsesi dan 2.500 kilometer koridor. Operasional ini meliputi berbagai sektor industri, pertambangan, utilitas, hingga perkebunan.
Secara global, Terra Drone memiliki anak perusahaan dan mitra strategis yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu penyedia jasa, produsen drone, dan pengembang software. Perusahaan ini mengombinasikan teknologi terkemuka dengan kemampuan dan kompetensi tim lokal di setiap negara sehingga menghasilkan ruang untuk menguasai pasar lokal.
Adapun sektor industri yang terlibat Terra Drone mencakup pertambangan, konstruksi, minyak dan gas, transmisi dan pembangkit, serta perkebunan dan agrikultur. Untuk mendukung operasional tersebut, perusahaan juga mengembangkan berbagai produk, seperti Terra Topo, Terra Inspect, Terra Explo, Terra Patro, dan Terra Agri.
Dugaan Penyebab Kebakaran
Kebakaran gedung Terra Drone langsung menjadi pembicaraan publik, ini menjadi salah satu tragedi kebakaran paling mengerikan di Jakarta, dimana insiden ini merenggut 22 orang karyawan yang terjebak di dalam gedung.
Sejauh ini belum diketahui secara jelas pemicu kebakaran hebat itu, namun dugaan sementara, insiden itu berasal dari kebakaran batrei drone yang menjadi sumbernya. temuan tersebut masih bersifat sementara dan menunggu kepastian dari penyelidikan ilmiah.
“Sementara dari keterangan saksi memang mengarah ke baterai drone yang terbakar. Namun, penyebab pastinya masih kami dalami karena tim Labfor masih bekerja untuk memastikan lokasi api pertama,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
Kebakaran dilaporkan warga pada pukul 12.43 WIB. Api cepat membesar dan menghasilkan asap pekat, sehingga menyulitkan proses evakuasi di dalam gedung. Asap tebal diyakini menjadi faktor utama banyaknya korban jiwa.
Baca Juga: Untuk Para Pejabat, Jangan Manfaatkan Bencana Sumatra dan Aceh demi Memperkaya Diri
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Bayu Megantara mengatakan, pihaknya juga menelusuri dugaan keterlibatan baterai litium sebagai sumber api.
“Masih dalam proses penyelidikan. Karena ini berkaitan dengan baterai litium, tentu perlu evaluasi lebih lanjut,” ujarnya.