3. Desain Tempat Kerja

Memikirkan kembali desain tempat kerja dapat meningkatkan moral dan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan, dengan kembalinya karyawan ke kantor yang semakin pesat.

Perubahan kecil, seperti meningkatkan kualitas udara, mengoptimalkan pencahayaan, atau menggabungkan desain biofilik (membawa alam ke dalam ruang), dapat berdampak signifikan pada tingkat stres, kreativitas, dan kolaborasi.

World Green Building Council melaporkan bahwa perusahaan dengan desain kantor yang berfokus pada kesejahteraan melihat peningkatan 6% dalam produktivitas dan peningkatan 15% dalam kesejahteraan karyawan. Desain yang cermat tidak hanya menyenangkan secara estetika; itu adalah investasi strategis.

4. Dukungan Menopause

Seiring memudarnya tabu di tempat kerja, menopause akhirnya mendapat perhatian. Pada waktu tertentu, 20% tenaga kerja mengalami beberapa tahap menopause, namun banyak wanita merasa perlu menyembunyikan gejalanya.

Survei Catalyst Oktober 2024 yang melibatkan hampir 2.900 karyawan penuh waktu yang mengalami menopause mengungkapkan bahwa hampir tiga perempat wanita menyembunyikan gejala menopause di tempat kerja.

Selain menumbuhkan inklusivitas yang lebih kuat, mendukung karyawan selama menopause memiliki manfaat bisnis yang nyata. Menurut Mayo Clinic, kerugian produktivitas terkait menopause merugikan perusahaan AS sebesar $1,8 miliar setiap tahunnya. Organisasi dapat mengatasi hal ini dengan menawarkan:

  • Akses ke tenaga kesehatan khusus menopause.
  • Pengaturan kerja yang fleksibel dan asuransi kesehatan yang disesuaikan.
  • Program pendidikan dan kesadaran. 

5. Perawatan Keluarga yang Diperluas

Dengan 3 dari 4 karyawan yang menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan dan populasi individu AS yang berusia 65 tahun ke atas yang akan tumbuh secara eksponensial, pengasuhan menjadi pandemi yang tidak terlihat di tempat kerja.

Pengusaha dapat mengambil langkah maju yang positif dengan mengurangi stigma seputar pengasuhan dan menciptakan kebijakan yang mendukung, seperti jaminan pekerjaan, sumber daya kesehatan mental, dan program masuk kembali bagi mereka yang mengambil cuti panjang. Ketika karyawan merasa didukung, mereka cenderung lebih terlibat dan loyal.

Baca Juga: Pencari Kerja di Asia Tenggara Makin Tertarik Kerja Jarak Jauh