Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), Jahja Setiaatmadja, melepas sebanyak satu juta lembar saham BBCA pada Selasa (12/8/2025) lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham tersebut dijual dengan harga Rp8.750 per lembar, sehingga Jahja memperoleh dana sekitar Rp8,75 miliar dari transaksi tersebut.
Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, menegaskan bahwa langkah ini murni dilakukan untuk keperluan diversifikasi portofolio investasi.
“Status kepemilikan adalah langsung, dengan klasifikasi saham biasa. Tujuan transaksi untuk diversifikasi,” tutur Ketut, pada keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (19/8/2025).
Ia menambahkan, kepemilikan Jahja bersifat langsung dengan klasifikasi saham biasa, dan penjualan ini juga merupakan bentuk kepatuhan terhadap aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai keterbukaan informasi transaksi saham oleh pihak internal perusahaan.
Respons Jahja Setiaatmadja
Melalui pesan singkat kepada Olenka, Jahja Setiaatmadja menegaskan bahwa transaksi penjualan saham yang ia lakukan murni untuk tujuan diversifikasi portofolio pribadi.
"Saya ingin meluruskan, saya jual saham untuk diversifikasi portofolio," tegas Jahja kepada Olenka, Selasa (19/8/2025).
Penegasan ini disampaikan Jahja untuk meluruskan rumor yang sempat beredar bahwa penjualan saham tersebut dikaitkan dengan isu pengambilalihan BCA oleh negara terkait kasus BLBI.
Jahja menekankan, tidak ada kaitannya sama sekali antara aksinya melepas saham dengan isu tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa jumlah saham yang dilepas relatif kecil, yakni hanya 1 juta lembar dari total 35 juta lembar yang ia miliki. Dengan demikian, porsi kepemilikan sahamnya di BCA nyaris tidak berubah secara persentase.
"Dan yang saya jual hanya 1 juta dari 35 juta, kecil sekali. Terima kasih," sambung Jahja.
Porsi Kepemilikan Tidak Berubah Signifikan
Dikutip dari SWA, menurut laporan bulanan registrasi pemegang efek yang berakhir pada 31 Juli 2025, tercatat bahwa Jahja memiliki porsi 0,03% atau sebanyak 35,80 juta lembar saham.
Setelah melepas satu juta lembar saham BBCA, kepemilikan Jahja Setiaatmadja kini tercatat sebanyak 34,80 juta saham. Secara persentase, jumlah tersebut tetap berada di level 0,03 persen dari total saham beredar, sehingga porsi kepemilikannya tidak mengalami perubahan berarti. Dengan demikian, Jahja masih tercatat sebagai pihak afiliasi di BCA bersama jajaran direksi dan komisaris perusahaan.
Sementara, pengendali perusahaan antara lain para direksi perusahaan, seperti Vera Eve Lim sebanyak 2,73 juta lembar (0,002%), Gregory Hendra Lembong sebanyak 1,53 juta lembar (0,001%), dan Haryanto Tiara Budiman sebanyak 1,05 juta lembar (0,001%).
Kemudian, PT Dwimuria Investama sebanyak 67,72 miliar lembar (54,942%), Robert Budi Hartono sebanyak 28,13 juta lembar (0,023%), dan Bambang Hartono sebanyak 27,02 juta lembar (0,022%).
Harga saham BBCA sendiri ditutup pada Rp8.700 pada penutupan perdagangan di Jumat (15/8/2025) pekan lalu, melansir dari laman TradingView.
Harga saham BBCA ini turun 0,85% dai perdagangan sebelumnya (date to date). Nilai volume transaksi saham perbankan ini mencapai 68,75 juta saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1.072,49 triliun pada penutupan bursa tersebut.
Baca Juga: Cerita Jahja Setiaatmadja Soal Tabungan Ratusan Miliar Rupiah Terbengkalai di Rekening Nasabah