Mengutip data IDEAS, masih banyak daerah di Indonesia dengan tingkat konsumsi daging rendah, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Sebagai contoh, saat konsumsi daging di Kota Jakarta Timur sebesar 2,8 kg/kapita/tahun, di Kabupaten Ngawi, tingkat konsumsi dagingnya hanya 0,025 kg/kapita/tahun. Atas dasar itu, Dompet Dhuafa berkomitmen mendistribusikan daging kurban ke pelosok negeri dalam perayaan Iduladha 1445 H.
Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa 1445 H, Bobby P. Manullang, menjelaskan, pihaknya akan berupaya memeratakan distribusi daging kurban agar tidak menumpuk di satu wilayah. Tahun ini, Dompet Dhuafa akan membagikan daging kurban ke 29 titik, lebih banyak dari 24 titik di tahun lalu. Selain itu, jumlah hewan kurban yang dikelola tahun ini ditargetkan menjadi 30 ribu ekor (setara kambing dan domba, satu sapi dihitung 7 ekor kambing/domba) dari tahun lalu yang berjumlah 23 ribu ekor.
Baca Juga: Ramaikan Iduladha Tahun Ini, Muslim Pro Jalin Kerja Sama dengan Ǫurbani Pro
"Tahun ini kami bawa tagline Kurban 3 Pasti: Pasti Jantan, mengikuti pandangan banyak ulama, sekaligus menjaga populasi hewan kurban; Pasti Lolos Quality Control (QC); dan Pasti Distribusi Hingga Pelosok Negeri," terang Bobby, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Tak hanya di dalam negeri, Dompet Dhuafa juga akan mendistribusikan daging kurban ke empat (4) wilayah di luar negeri, yakni Palestina, Somalia, Myanmar, dan Timor Leste. Palestina menjadi negara yang dipilih sebagai penerima manfaat disebabkan kondisi negara yang sedang tidak stabil. Menimbang sulitnya akses distribusi, hewan kurban untuk Palestina akan disembeli di India dan didistribusikan menggunakan kaleng dalam kondisi setengah matang sehingga lebih mudah dikonsumsi.
"Somalia dipilih karena di sana masih terjadi krisis pangan. Sementara itu, Myanmar dan Timor Leste dipilih sebagai bentuk solidaritas muslim Indonesia dengan muslim di Asia Tenggara," terang Bobby.
Hadir dalam kesempatan tersebut, salah satu pemeran Indonesia, Aiman Ricky, yang pernah berkesempatan mengikuti kegiatan Dompet Dhuafa. Aiman menceritakan pengalamannya saat mengikuti kegiatan Quality Control (QC) hewan kurban Dompet Dhuafa di Solok.
"Kami mampir ke Solok di mana terdapat Quality Control hewan ternak Dompet Dhuafa. Masyaallah, QC hewan kurban Dompet Dhuafa ternyata begitu ketat. Hebat banget. Bahkan, mereka punya satu motto sendiri, yakni ASUH: aman, sehat, utuh, dan halal," terang Aiman.
Dijelaskan Aiman, baik kandang maupun hewan kurban di Dompet Dhuafa dijaga keamanannya. Selain dilakukan pengukuran berat badan, hewan-hewan tersebut juga dijaga oleh dokter/mantri yang berjaga. "Dokter/mantrinya pakai stetoskop untuk melihat gerak rumen sapi guna melihat nafsu makannya. Dilakukan pengecekan juga pada daya otot dan lemah jantung. Ada pengecekan suhu yang menjadi salah satu pengalaman seru buat aku. Aku baru tahu kalau suhu normal rata-rata untuk sapi itu adalah 38,1-38,9 derajat Celsius," ujar Aiman.
Dia mengaku makin yakin untuk berkurban lewat Dompet Dhuafa usia mengikuti Quality Control yang dilakukan. Hewan kurban di Dompet Dhuafa, ujarnya, diberi vitamin secara berkala, diberi vaksin, serta dicek mulut dan kakinya agar terhindar dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sering menyerang hewan.
"Berkurban di Dompet Dhuafa nggak seperti beli kucing dalam karung. Dari pengalaman melihat langsung proses QC-nya, aku makin yakin pilihan terbaik untuk berkurban adalah di Dompet Dhuafa," pungkas Aiman.