Musikal Perahu Kertas, adaptasi dari novel fenomenal karya Dewi Lestari, dipastikan hadir dengan wajah baru, kualitas produksi yang matang, dan sentuhan kreatif yang menghadirkan jiwa setiap tokoh ke atas panggung. Pertunjukan yang akan digelar perdana pada 30 Januari 2026 hingga 15 Februari 2026 di Ciputra Artpreneur, Jakarta, ini memiliki durasi pementasan sekitar 2,5 jam yang terbagi dalam dua babak.

Pertunjukan ini menjadi kolaborasi besar perdana antara Trinity Entertainment Network dan Dewi Lestari. CEO Trinity Entertainment Network, Yonathan Nugroho, menyebut musikal ini sebagai wujud mimpi-mimpi yang kembali dihidupkan.

Baca Juga: Panggung Musikal Keluarga Cemara Siap Hangatkan Liburan Keluarga 2025

“Beberapa tahun terakhir dunia seni pertunjukan Indonesia berkembang luar biasa. Ekosistemnya terbentuk, kreatornya hebat, talentanya kuat, sambutan penonton juga luar biasa. Kami ingin ikut berpartisipasi memajukan industri seni pertunjukan Indonesia,” ujar Yonathan kepada awak media dalam konferensi pers pada Selasa (18/11/2025).

Musikal ini turut melibatkan Trinity Symphony Orchestra (Trust) dan Galeri Indonesia Kaya. Menurut Yonathan, dukungan Indonesia Kaya menjadi kunci keyakinan mereka untuk mulai menggarap proyek musikal ini.

Program Manager Indonesia Kaya, Billy Gamaliel, menyebut kehadiran Trinity di panggung musikal sebagai jawaban atas mimpi mereka.

Baca Juga: Musikal Keluarga Cemara Hadir Kembali, Siap Ajak Penonton #KembaliKeKeluarga

“Kami berharap ada pihak swasta yang berani nyemplung ke teater musikal, dan jawabannya itu ada di Trinity,” ujar Billy.

Ia berharap rangkaian 21 pentas ini dapat melahirkan lebih banyak penonton baru dan menghidupkan minat publik terhadap teater musikal Indonesia.

Kisah Sarat Makna

Novel Perahu Kertas telah dicetak lebih dari 50 kali sejak 2009 dan tetap menjadi salah satu karya paling dicintai Dewi Lestari. Adaptasi musikal ini menjadi momen “full circle”, mengingat ceritanya bermula dari dua baris lirik lagu yang ditulis 29 tahun lalu.

Dewi Lestari menilai karya ini ideal diadaptasi karena kompleksitas tokohnya, dinamika relasi lintas generasi, mentorship, persahabatan, serta cerita cinta yang dekat dengan kehidupan. Tagline “Hidupkan Lagi Mimpi-Mimpi”, menurutnya adalah pembuktian bahwa mimpi sekecil apa pun bisa diwujudkan.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Novel Terlaris Karya Tere Liye, Intip Yuk!

Produser Eunike Elisaveta menambahkan bahwa musikal ini diharapkan dapat mengingatkan penonton akan mimpi yang perlu dicapai, sekaligus membangunkan mimpi-mimpi yang mungkin tertidur karena rutinitas.

Aspek Kreatif yang Melebihi Ekspektasi

Gak asal-asalan, tim kreatif musikal ini diisi oleh nama-nama berpengalaman, mulai dari penulis naskah Widya Arifianti, sutradara dan koreografer Fenita Yosantini, hingga komposer Simhala Avadana dan Ifa Fachir.

Widya, yang sejak lama terinspirasi tokoh Kugy, merasa terhormat menjaga ruh cerita yang baginya “seperti kitab”. Ia berharap penonton merasakan keajaiban seperti saat membaca novel untuk pertama kalinya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Indonesia yang Diadaptasi dari Novel Populer, Sampai Raih Nominasi FFI!

Sutradara Fenita Yosantini menjelaskan bahwa inspirasi utamanya datang dari upaya menghidupkan mimpi dua seniman—Kugy sebagai pendongeng dan Keenan sebagai pelukis.

“Saya berimajinasi bagaimana menerjemahkan itu ke medium teater yang dimensinya jauh lebih luas,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa pesan “hidupkan lagi mimpi-mimpi” relevan bagi semua generasi.

Musikal Perahu Kertas akan membawakan total 22 lagu. Ifa Fachir menyebut lima lagu dari soundtrack film sebagai fondasi komposisi baru. Simhala Avadana menambahkan bahwa mereka ingin menampilkan sisi humor Dewi Lestari lewat lagu-lagu baru, yang menurutnya jarang terlihat publik.

Baca Juga: Mengenal Sosok Maudy Ayunda, Artis Multitalenta dengan Prestasi Gemilang

Penata musik Ivan Tangkulung menjelaskan bahwa musik musikal berbeda dari musik pop karena harus menggerakkan cerita.

“Musik di sini harus tell a story, dan ada banyak lagu fun dari Mala dan Ifa,” ujarnya.

Komitmen dan Kualitas

Dalam kesempatan yang sama, Produser Chriskevin Adefrid menegaskan bahwa teater adalah karya kolektif, wadah berbagai disiplin seni yang berpadu hingga tak lagi tampak batasnya.

“Meski ide liar diperbolehkan, tim tetap punya blueprint untuk menjaga orisinalitas,” katanya.

Musikal ini melibatkan para pemain dari program inkubasi Ruang Kreatif Intensif Musikal Budaya oleh Indonesia Kaya dan Trinity Optima, sebagai ruang lahirnya generasi baru dunia teater musikal. Seluruh pemain tampil konsisten selama 21 pertunjukan. Mereka juga diminta tetap siaga menjaga kondisi selama 17 hari masa pementasan.

Ifa Fachir berharap musikal ini menjadi karya yang bertahan lama, sedangkan Billy Gamaliel optimistis bahwa teater musikal Indonesia kini sudah cukup kuat untuk disandingkan dengan produksi dari negara lain.