Kangkung adalah jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia, selain karena harga yang terjangkau, sayur ini juga mudah didapatkan. Kangkung biasanya dapat disajikan sebagai sayur tumis kangkung atau cah kangkung.

Namun, masih menjadi pertanyaan besar di masyarakat tentang efek samping setelah mengkonsumsi sayur hijau ini. Banyak orang merasa lesu setelah menyantap tumis kangkung atau olahan lainnya, sehingga mereka bahkan menghindari makan kangkung sebelum beraktivitas karena khawatir tubuh menjadi sulit berkonsentrasi.

Mitos dan Kandungan Nutrisi

Mitos yang menyatakan kangkung menyebabkan kantuk dianggap terlalu berlebihan, karena Faktanya, saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan klaim tersebut. Senada dengan ini, menurut penjelasan medis yang dilansir dari Alodokter, kangkung bikin ngantuk disimpulkan sebagai mitos belaka.

Baca Juga: 5 Makanan Kaya Glutathione untuk Kulit Lebih Cerah dan Glowing

Meskipun kangkung diakui sebagai penyebab kantuk, nyatanya sayuran hijau ini memiliki berbagai manfaat. Dilansir dari Alodokter, kangkung mengandung banyak nutrisi, seperti vitamin A, vitamin C, vitamin K, zat besi, kalsium, serat, dan antioksidan. Semua kandungan ini memiliki fungsi penting, mulai dari menjaga daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, hingga mendukung fungsi otak dan otot.

Baca Juga: 10 Tips Sederhana agar Anak Siap Sekolah Tanpa Drama di Pagi Hari

Dua Kandungan  Diduga Penyebab Kantuk

Meskipun secara umum efek kantuknya dibantah, ada dua komponen dalam kangkung yang sering dijadikan alasan di balik mitos tersebut:

1. Magnesium dan Triptofan

Dilansir dari Alodokter, kangkung mengandung magnesium, mineral yang berperan membantu relaksasi otot dan sistem saraf. Kangkung juga mengandung sedikit triptofan. 

Triptofan adalah asam amino yang berperan dalam proses pembentukan hormon melatonin, hormon yang dapat menimbulkan rasa kantuk. Namun, perlu dicatat bahwa menurut Alodokter, kandungan magnesium dan triptofan dalam seporsi kangkung yang dikonsumsi sehari-hari biasanya tidak cukup tinggi untuk menimbulkan efek kantuk yang signifikan.

2. Sifat Sedatif

Menurut Program Studi Kimia Fakultas MIPA UII, kangkung memang mengandung komponen kimia yang bersifat sedatif (penenang). Komponen tersebut dapat membuat pikiran orang yang mengkonsumsinya menjadi tenang, sehingga berpotensi mudah untuk ngantuk. Namun, hal ini tidak dapat menjadi acuan yang membuktikan kangkung adalah obat tidur yang baik, sebab respons setiap orang terhadap zat sedatif tersebut berbeda-beda.

Penyebab Kantuk yang Sebenarnya

Menurut dr. Nila Farahdiba Daulay, anggapan makan kangkung bikin ngantuk adalah mitos. Beliau menjelaskan bahwa kangkung kaya vitamin dan mineral (seperti Vitamin A, C, zat besi, kalium, dan kalsium) yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, melawan radikal bebas, menyeimbangkan cairan, dan membantu menurunkan tekanan darah.

Jika seseorang merasa mengantuk setelah makan kangkung, dr. Nila Farahdiba Daulay dan dilansir dari Alodokter hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti:

  • Sugesti: Efek kantuk yang dirasakan mungkin hanya sekadar sugesti belaka.
  • Makanan Pendamping: Penyebab kantuk bisa berasal dari makanan pendamping yang dikonsumsi bersama kangkung, terutama makanan yang mengandung karbohidrat atau indeks glikemik tinggi, atau makanan tinggi kalori dan gula dalam porsi besar.
  • Pola Tidur dan Waktu Alami Tubuh: Kantuk bisa disebabkan oleh kurang tidur, stres, kelelahan, atau karena secara alami manusia cenderung merasa mengantuk setelah jam 1 siang.

Manfaat Lain dan Hal yang Perlu Diwaspadai

Alih-alih menyebabkan kantuk, menurut Program Studi Kimia Fakultas MIPA UII, kandungan zat besi yang tinggi pada kangkung justru dapat meningkatkan konsentrasi otak. Peningkatan zat besi membantu meningkatkan produksi sel darah merah dan aliran oksigen ke otak, membuat tubuh menjadi lebih segar dan bugar.

Kangkung juga merupakan pemasok beta karoten, provitamin A, yang sangat penting sebagai sumber vitamin A dan berfungsi sebagai penangkal radikal bebas karena peran antioksidannya.

Namun, ada hal-hal yang perlu diwaspadai dari kandungan kangkung, yaitu: 

  • Kadar Purin Tinggi: Menurut data nutrisi yang tersedia, setiap 100 gram kangkung mengandung 298 mg purin, yang lebih tinggi dari kacang tanah. Oleh karena itu, konsumsi kangkung perlu diwaspadai bagi penderita penyakit asam urat.
  • Enzim Peroksidase: Seperti sayuran lainnya, kangkung mengandung enzim peroksidase yang bersifat merusak, dan aktivitasnya semakin tinggi bila dalam bahan pangan terdapat banyak zat besi. 

Kangkung memiliki segudang manfaat namun, perlu diperhatikan cara pengolahan saat proses memasak dan diperhatikan jika sebaiknya kangkung setelah dimasak segera dihabiskan, karena kandungan baik pada kangkung akan hilang jika didiamkan lebih dari setengah hari setelah dimasak.