Growthmates, minyak kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku di dunia yang memiliki banyak kegunaan, seperti sebagai bahan baku kosmetik, makanan, dan masih banyak lagi.
Namun, minyak kelapa sawit tak terjadi begitu saja, ada banyak tahapan yang harus dilakukan untuk menjadikan buah kelapa sawit menjadi minyak.
Nah, produksi minyak sawit sendiri berawal dari benih kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit memiliki masa produktif 25-30 tahun, karena itu pemilihan benih akan memengaruhi produktivitas untuk beberapa dekade mendatang. Di perkebunan pohon-pohon ini disirami dan dikelola dengan menggunakan pupuk yang cukup selama masa pertumbuhan.
Setelah 30 bulan tanaman ini dianggap sudah dewasa dan siap untuk dipanen, proses pemanenan ini akan dilakukan setiap 7-10 hari. Buah kelapa sawit ini dikenal dengan nama Tandan Buah Segar (TBS). Nah, TBS yang sudah siap dipanen sangat mudah diidentifikasi melalui warna merah cerah serta apabila ada 10-15 buah jatuh di tanah.
Baca Juga: Potensi Pasar Minyak Sawit di Cina: Ada Kemungkinan Permintaan Tinggi Beberapa Tahun ke Depan
Lantas, bagaimana tahapan pengolahan minyak kelapa sawit tersebut? Berikut Olenka ulas lebih lanjut tentang tahapan pembuatan minyak kelapa sawit sebagaimana dikutip dari laman Paspi Indonesia, Rabu (27/3/2024).
1. Pemilihan Bahan Baku
Nah Growthmates, produksi minyak kelapa sawit sendiri dimulai dengan pemilihan bahan baku berkualitas tinggi. Pemilihan buah kelapa yang segar dan matang adalah kunci untuk memastikan kualitas minyak yang dihasilkan.
2. Stasiun Timbangan
Tahapan selanjutnya adalah masuk ke stasiun timbangan. Di sini, ketepatan adalah kuncinya. Sistem komputer digunakan untuk menimbang truk yang masuk yang diisi dengan TBS. Penimbangan yang akurat adalah langkah pertama dalam menentukan hasil dari Crude Palm Oil (CPO).
3. Stasiun Sortasi
Sebelum proses dimulai, kualitas dan kematangan buah kelapa harus dinilai. Tahap ini dikenal sebagai sortasi buah. Jenis utama buah kelapa yang diproses adalah Tenera dan Dura. Tingkat kematangan secara signifikan memengaruhi hasil minyak dan kandungan Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid/FFA). Setelah disortir, buah kelapa tersebut disimpan sementara di tempat pemuatan sebelum diproses lebih lanjut.
Baca Juga: Bikin Tumbuh Subur, Begini Cara Tepat Menanam Kelapa Sawit
4. Stasiun Perebusan
Selanjutnya, tandan buah masuk ke dalam proses perebusan. Berbagai jenis sterilisasi digunakan, termasuk sterilisasi horizontal, vertikal, kontinu, dan miring.
Nah, sterilisasi yang efisien sangat penting, karena mempengaruhi proses ekstraksi minyak secara keseluruhan. Pada sterilisasi horizontal, uap dimasukkan untuk menjaga proses pemanasan yang seimbang. Biasanya, buah disterilkan pada tekanan 2,7-3 kg/cm2, suhu 140°C, dan selama 90 menit.
Tahap berikutnya adalah proses penebahan. Dalam proses ini melibatkan beberapa mesin, yakni Derek Pengangkat (untuk sterilisasi horizontal), dan Thresher (Bantingan).
5. Proses Pengepresan
Proses pengepresan dimulai dengan ekstraksi minyak dari buah kelapa sawit melalui pelumatan dan pengepresan. Proses ini terdiri dari beberapa tahap penting, yakni Digister dan Screw Press.
Baca Juga: Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Mulanya Hanya Empat Biji Kini Jadi Tonggak Ekonomi
6. Stasiun Pengutipan/ Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Setelah melewati proses Screw Press, Crude Palm Oil (CPO) mengandung air, minyak, dan lumpur. Tahap ini berperan penting dalam memisahkan elemen-elemen ini.
Ada beberapa tahapan dalam stasiun ini, yakni Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir), Vibro Separator/Vibrating Screen (Ayakan Getar), Continuous Settling Tank (CST)/Vertical Clarifier Tank (VCT), Oil Tank, Oil Purifier (Pemurni Minyak), Vacuum Dryer, dan Sludge Tank (Tangki Lumpur).
7. Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong (Empty Bunch Hopper Station)
Tahapan berikutnya dari produksi minyak kelapa sawit ini adalah masuk ke stasiun pengumpul janjangan kosong. Tahapan ini fokus pada pengumpulan tandan kosong sawit (empty bunch) yang tersisa setelah proses pengepresan minyak.
Empty bunch adalah sisa janjangan kelapa sawit yang telah melewati sejumlah tahap produksi. Pengumpulan ini penting karena tandan kosong dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik untuk menghasilkan energi.
8. Stasiun Tangki Penimbunan Minyak (Storage Tank Station)
Setelah proses klarifikasi, minyak kelapa sawit yang telah dipisahkan dari berbagai elemen lainnya akan disimpan dalam tangki penyimpanan khusus. Tangki ini memungkinkan penyimpanan minyak dalam jumlah besar sebelum dikirim ke pelanggan atau tahap pemrosesan lebih lanjut. Pengaturan suhu di dalam tangki harus dijaga agar minyak tetap dalam kondisi yang baik.
Baca Juga: Kenali 5 Jenis Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit, Begini Cara Mengatasinya
9. Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Plant Station)
Sementara minyak kelapa sawit merupakan produk utama, inti (kernel) yang ada di dalam buah juga memiliki nilai. Tahap ini berfokus pada pengumpulan dan pemrosesan inti kelapa sawit. Inti dapat digunakan untuk menghasilkan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil), yang memiliki berbagai aplikasi dalam industri makanan dan non-pangan.
10. Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)
Pabrik kelapa sawit menghasilkan air limbah selama proses produksi. Air ini harus diproses sebelum dilepaskan ke lingkungan. Stasiun pemurnian air bertanggung jawab atas pemrosesan dan pengelolaan air limbah agar memenuhi standar lingkungan yang ketat. Ini adalah langkah penting dalam menjaga dampak lingkungan yang minimal.
11. Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)
Stasiun pembangkit tenaga adalah jantung pabrik kelapa sawit, di mana energi yang diperlukan untuk berbagai tahap produksi dihasilkan. Biasanya, energi dihasilkan dari pembakaran tandan kosong, ampas, dan bahan organik lainnya yang dihasilkan selama proses. Ini memastikan bahwa pabrik dapat beroperasi secara mandiri dan efisien dari segi energi.
12. Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)
Ketel uap adalah komponen penting dalam menghasilkan energi. Uap yang dihasilkan dari ketel uap digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pemanasan dalam proses pabrik dan penggerak mesin. Efisiensi ketel uap sangat penting karena berdampak langsung pada biaya produksi dan dampak lingkungan.
13. Stasiun Air Limbah (Effluent Treatment Station)
Terakhir, air limbah yang dihasilkan dari berbagai tahap produksi, terutama dari stasiun pemurnian air, harus diproses secara efektif sebelum dibuang atau dilepaskan. Stasiun air limbah bertanggung jawab atas pemurnian dan pemrosesan air limbah agar memenuhi regulasi lingkungan yang berlaku.
Nah Growthmates, dengan menyelesaikan semua tiga belas tahap di atas, pabrik kelapa sawit telah berhasil menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO) dan produk-produk turunannya dengan efisiensi tinggi. Ke-13 tahap tersebut adalah proses yang kompleks dan memerlukan manajemen yang cermat untuk memastikan bahwa semua tahap berjalan dengan baik.
Semoga informasinya bermanfaat, ya, Growthmates!
Baca Juga: Pasti Cuan! 5 Ide Bisnis dari Kelapa Sawit yang Bisa Dicoba