Prospek hilirisasi atau penambahan nilai bagi tanaman kelapa sawit dengan mengolah bagian-bagiannya diyakini masih besar. Pasalnya, hampir seluruh bagian dari tanaman bernama ilmiah Elaeis guineensis Jacq ini dapat dimanfaatkan, salah satunya menjadi bahan baku pembuatan helm.
PT Interstisi Material Maju (IMM) merupakan perusahaan di balik produksi helm sawit. CEO IMM, Andika Kristinawati, menjelaskan bahwa helm sawit diperoleh dengan mengolah tandan kosong kelapa sawit. Dengan begitu, pembuatan produk ini juga memperhatikan nilai-nilai keberlanjutan karena memanfaatkan limbah sawit.
Baca Juga: Kisah Sukses UMKM Indonesia Jadi Eksportir Lidi Sawit
"Produksi helm green composite dimulai dari pengolahan serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Serat tersebut diurai menggunakan mesin pengurai, kemudian dikecilkan ukurannya dengan mesin diskmill," jelasnya kepada Olenka, dikutip Rabu (7/5/2025).
Proses selanjutnya, serat yang sudah diolah tersebut dicampur dengan polimer menggunakan mesin twin screw extruder hingga dihasilkan granul biokomposit. Granul tersebut yang nantinya dicetak menggunakan mesin injeksi menjadi cangkang helm. Selanjutnya, ada proses painting dan perakitan helm hingga menjadi helm jadi.
Andika menjelaskan, selain go green, produk helm sawit telah lolos Standar Nasional Indonesia (SNI). Sementara itu, helm ini dipasarkan secara business to business (B to B) serta business to government (B to G).
"Kelebihan green composite (GC) helmet ialah go green, ringan, lolos uji SNI, hasil inovasi perguruan tinggi, serta sudah terdaftar paten. Setiap GC helmet mengandung up to 20% serat TKKS. Sampai saat ini, GC helmet belum diekspor," katanya melanjutkan.
Ke depan, dia berharap adanya kebijakan terkait peningkatan penggunaan produk inovasi sawit di dalam negeri. Selain helm, masih banyak produk turunan dari TKKS yang dapat dihasilkan, seperti produk-produk furnitur.