ParagonCorp dan Wardah, menggelar dialog transformatif bersama komunitas Luminihsan, sebuah kelompok yang berfokus mengembangkan potensi perempuan muslim global. 

Dialog dengan tajuk “Legacy Makers Summit: On Women, Wellness, and the Future of Ummah itu diselenggarakan di Maybank Building, Jakarta, Sabtu (12/7/2025).

Legacy Makers Summit menghadirkan empat sosok global women leaders dan muslim community initiators sebagai pembicara. 

Baca Juga: Dokter Tirta: Privilege Terbaik adalah Penampilan Kalau Muka Anda Burik Minimal Berpakaian Rapi

Pembicara pertama adalah Rania Awaad, Clinical Professor of Psychiatry, Stanford University & President of Maristan, psikiater dan akademisi global yang memimpin integrasi kesehatan mental dan spiritualitas Islam, khususnya untuk komunitas Muslim dan perempuan.

Kemudian dr. Sari Chairunnisa, Sp.KK, FINSDV — Co-Founder & Deputy CEO of ParagonCorp, pemimpin inovasi halal beauty Indonesia yang menggabungkan sains, keberlanjutan,

dan pemberdayaan perempuan di forum global.

Selanjutnya adalah Ustadzah Khadijah Peggy Melati Sukma - Founder Khadijatee Foundation, penggagas dan pembicara program yang berfokus pada pemberdayaan Muslimah dan peningkatan literasi Al‑Qur’an.

Dan yang terakhir adalah Syaikha Ieasha Prime - Executive Director @yantaroproject dan Founder & President @horayaacademy, aktivis perempuan, dan public speaker asal Amerika Serikat.

Forum inspiratif ini dipandu oleh dua moderator utama yaitu Silmy Risman, S.Psi, MAIRK, seorang ahli dalam psikologi dengan pendekatan Muslim mental health dan pengasuhan berbasis Islam, serta Dessy Ilsanti, M.PSi, Psikolog, seorang psikolog klinis terkemuka dan influencer mental health yang sering membahas mengenai self‑discovery, empowering mindset, dan improving mental health.

Salah satu diskusi panel dalam Legacy Makers Summit mengangkat topik “Healed Women Build Strong Ummahs: Reclaiming Wellness as Worship”. 

Sesi ini mengeksplorasi bagaimana perempuan perlu memperhatikan kesehatan secara holistik, mulai dari fisik, mental, dan spiritual, mengingat perempuan memiliki peran penting dalam membangun umat, sebagai fondasi peradaban manusia. 

Mulai dari peran yang dijalankan sebagai individu manusia yang menjalankan kewajiban ibadah kepada Allah, sebagai seorang anak, istri, dan Ibu, yang merupakan pilar penting dalam keluarga dan pendidik generasi, serta peran lainnya yang dijalankan sebagai penggerak perubahan di masyarakat secara luas.

“Sudah menjadi kewajiban bagi kita, khususnya perempuan, untuk menemukan dan mengasah potensi atau bakat yang telah dianugerahkan oleh Allah agar kita dapat memberikan kontribusi nyata bagi umat. Dengan niat yang tulus untuk ibadah, semua peran yang dijalankan dan segala yang kita lakukan sekecil apapun, akan memberikan kontribusi membangun umat,” kata Dr. Rania Awaad dilansir Minggu (13/7/2025).  

Dia melanjutkan, dalam perjalanan kehidupan, setiap perempuan melewati beragam season kehidupan  mulai dari menjadi anak perempuan, istri, ibu, hingga pemimpin dalam komunitasnya. Namun, di tengah dinamika peran tersebut, satu hal tetap menjadi pusat dan sumber kekuatan Tuhan. 

"Human has the concentric circles of concern: Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Family, Community, Society, Ummah, Humanity. The Core is Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apa pun peran yang dijalani, kita harus terus kembali kepada-Nya. Keluarga menjadi inti kedua tempat yang menerima dan mendukung kita tanpa syarat,” ujarnya. 

“Bila komunitas atau lingkungan tidak selalu mendukung, kembalilah ke inti, perbaiki diri dan perkuat iman kepada Allah, kembali ke keluarga. Ketika inti telah pulih, kita akan siap berkarya kembali di masyarakat. Konsep ini menjadi pengingat penting bahwa dalam setiap perjuangan, arah yang harus dituju adalah kembali kepada Core kita: iman, keutuhan diri, dan keluarga,” tambahnya.  

Di tempat yang sama, dr. Sari Chairunnisa, Sp.KK, FINSDV, menjelaskan, memahami keseimbangan antara jiwa dan raga merupakan bagian yang utuh dari keimanan bukan sekadar pemenuhan kebutuhan fisik semata. 

"Sebagai perempuan, kita sebagai pilar keluarga dan dengan masing-masing perannya di komunitas dan masyarakat dituntut untuk merawat, memimpin, dan memberi. Oleh karena itu, salah satu bagian dari wellness adalah dengan membangun pemikiran bahwa segala sesuatunya akan kembali kepada pusat kehidupan, yaitu Allah. You have to have the right mindset  normalize the boundaries and make-time concepts,” tuturnya. 

“Once you have the right mindset, you can always make time. Hal ini merupakan bentuk rasa syukur dan tanggung jawab kita terhadap Allah. Dan kita juga perlu menyadari bahwa dalam setiap aktivitas yang kita jalankan, kita bisa membantu sesama. Sekecil apapun yang kita lakukan, bisa memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitar, kepada umat, dan bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tambahnya. 

Melalui forum ini, Wardah dan Paragon Corp berharap dapat mendorong diskusi yang lebih luas dan mendalam mengenai peran perempuan dalam membangun umat melalui pendekatan kesehatan yang menyeluruh serta keseimbangan peran hidup mereka, baik sebagai individu, pemimpin, maupun ibu dari generasi masa depan.

Forum Legacy Makers menjadi momen peluncuran Komunitas Luminihsan oleh dua pendirinya yaitu Guzelya Marisova dan Shafira Umm, sebagai komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dan mempererat persaudaraan Muslim global melalui program-programnya.

Baca Juga: Jokowi: Saya Sehat, Mohon Doanya

Inisiatif ini juga sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh ParagonCorp dan Wardah yang secara konsisten mendukung upaya pemberdayaan perempuan, serta mendorong terciptanya

ekosistem yang kolaboratif dan berdampak bagi masyarakat luas. 

Kehadiran Komunitas Luminihsan memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan peran perempuan sebagai agen perubahan dan menciptakan beauty movements yang berdampak lebih luas bagi masyarakat.