Nama Ciputra melambung setelah dirinya menuntaskan sejumlah proyek raksasa di Jakarta. Proyek revitalisasi Pasar Senen dan Pembangunan Kawasan Ancol sukses melambungkan namanya.
Kesuksesannya menggarap proyek-proyek besar di Jakarta membuat Ciputra mulai membetot perhatian publik, perhatian sejumah konglomerat mulai tertuju kepadanya. Mereka tertarik menggandeng Ciputra dalam proyek-proyek besar lainnya, hal ini yang membawa Ciputra beranjak naik ke level yang berbeda.
Baca Juga: Perjalanan Ciputra Membangun Metropolitan: Mimpi Besar yang Bertumbuh dari Sejarah Hidup
“Tuhan menjawab harapan saya. Suatu hari taipan terkaya Indonesia mengontak saya. Om Liem Sioe Liong dan partnernya Djuhar Sutanto. Mereka datang menemui saya,” kata Ciputra dilansir Olenka.id Jumat (11/7/2025).
“Tujuan kedatangan Liem Sioe Liong membuat saya terenyak. Sangat terenyak. Ia mengajak saya bekerja sama mengembangkan bisnis real estat. Liem Sioe Liong rupanya mengamati sepak terjang saya sejak mengerjakan Proyek Senen dan Ancol. Ia sangat bersimpati,” tambahnya.
Menolak Proyek Sunter
Awal mula proyek Pondok Indah berawal dari ide proyek Sunter yang gagal dieksekusi lantaran Ciputra menolaknya karena berbagai pertimbangan.
Kedatangan Liem Sioe Liong dan Djuhar Sutanto sebetulnya ingin mengajak Ciputra menggarap proyek Sunter, Ciputra menolaknya secara halus dan menawarkan proyek Pondok Indah.
Tak disangka tawarannya langsung diterima setelah Liem Sioe Liong dan Djuhar Sutanto mendengarkan dengan seksama persentasenya terkait proyek tersebut. Ciputra sukses memikat keduanya yang membuat mereka seketika melupakan proyek Sunter.
"Kawasan itu bisa digarap menjadi perumahan mewah yang akan terus bercahaya dari waktu ke waktu. Saya bisa membuat masterplan segera. Dan mengenai izin atau otoritas untuk menggarap proyek di kawasan ini, saya bisa bicara dengan Pak Ali Sadikin segera," kata Ciputra mengulangi penggalan presntasinya kala itu.
Hal lain yang tak pernah diduga juga datang bersamaan, Liem Sioe Liong bersedia membiayai proyek tersebut. Ciputra girang bukan main.
"Baiklah, Pak Ciputra, jika memang pemikiranmu mantap untuk menggarap kawasan Pondok Pinang, saya setuju saja," kata Ciputra mengulangi pernyataan Liem Sioe Liong.
Baca Juga: Kisah Ciputra Membangun Kota Satelit Pertama Indonesia: Mimpi Siang Bolong yang Menjadi Nyata
"Saya percaya, Pak Ciputra. Saya bersedia membiayai proyek Pondok Pinang," katanya lagi.
Rumah yang Indah
Nama Pondok Indah baru dipakai setelah proyek ini mulai dikebut, mulanya ia bernama proyek Pondok Pinang. Nama Pondok Indah dinilai jauh lebih bermakna, kelak tempat itu bakal menjadi sebuah kawasan elite di Jakarta.