Jonan menegaskan, adanya premanisme di sekitar stasiun kereta api jelas sangat meresahkan masyarakat dan penumpang kereta api. Karenanya, sebagai pemimpin, sudah menjadi tugas dirinya mengambil sikap tegas dengan mengusir para preman dari stasiun yang dianggapnya sebagai rumah-nya sendiri. Jonan pun bahkan tak menampik jika dirinya sedikit takut saat bertemu dengan sekumpulan preman tersebut.

“Waktu saya datangi mereka, sebenarnya saya sendiri takut. Tapi ternyata mereka justru takut lihat senpi yang saya bawa. Mereka akhirnya bilang, ‘Kalau Bapak yang nyuruh, kita ikut. Kita tahu Bapak niatnya baik untuk masyarakat’,” tutur Jonan.

Jonan juga mengatakan, aksi premanisme sendiri sangat memperburuk citra perusahaan, sehingga fokus KAI harusnya melakukan penertiban dan pemberantasan premanisme di seluruh stasiun.Ia pun menyadari hal tersebut bukanlah perkara yang mudah. Dirinya harus menghadapi sejumlah protes dan bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan sosial lingkungan.

“Nah kalau waktu itu semua preman melawan, habislah semua kereta api, Pak! Stasiun Purwokerto aja kalau dulu kita enggak sungguh-sungguh sosialisasinya, dibakar pak. Kan tahu sendiri, membersihkan depannya saja setengah mati itu. Wong dulu stasiun gak kelihatan stasiun. Nah, ini yang menurut saya seharusnya bisa diimbau, dan akhirnya mereka pun menurut,” tandas Jonan.

Baca Juga: Ignasius Jonan Bicara Soal Promosi Jabatan: Gak Perlu Sarjana, Kinerja yang Utama!