Garam tampaknya menjadi salah satu bumbu yang wajib ada di setiap masakan. Masakan tanpa garam akan terasa hambar. Tapi ingat, pemakaiannya pun harus sesuai, jangan sampai hidangan yang diolah terasa asin karena terlalu banyak menambahkan garam ke dalamnya.

Bicara soal garam, biasanya para penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi akan menghindari makanan dengan cita rasa asin. Sebab, makanan asin mengandung natrium yang tinggi, sehingga akan mengikat banyak cairan yang dialirkan bersama darah ke jantung dan memicu tekanan darah meningkat.

Mengontrol tekanan darah sangat penting dilakukan, khususnya bagi para penderita hipertensi, untuk kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan. Namun, tampaknya sulit untuk menghilangkan garam dalam masakan, bukan?

Tak perlu khawatir. Sebab, ada banyak jenis garam yang aman dikonsumsi para penderita hipertensi. penasaran apa saja? Berikut empat di antaranya seperti disadur dari laman Times of India, Jumat (12/7/2024).

1. Garam Meja atau Garam Dapur

Ini adalah jenis garam yang paling umum ditemukan di rumah dan sering digunakan saat memasak makanan. Garam meja terdiri dari natrium klorida dengan aditif seperti agen anti-penggumpalan. 

Namun, asupan garam meja yang berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, karena natrium klorida meningkatkan retensi cairan dan memberi tekanan pada sistem kardiovaskular. 

Baca Juga: Waspada Hipertensi, Usia 40-an Wajib Ikuti Saran Dokter Ahli Berikut Ini

2. Garam Laut

Garam laut diperoleh dari air laut yang menguap dan mengandung mineral-mineral seperti magnesium, kalium, dan kalsium, tergantung pada sumbernya. Garam laut mengandung kadar natrium yang sedikit lebih rendah per sendok teh dibandingkan dengan garam dapur, tetapi perbedaannya minimal. 

Mineral-mineral tersebut mungkin menawarkan manfaat kesehatan yang kecil, tetapi tidak cukup signifikan untuk memengaruhi tekanan darah secara drastis. Meskipun mengandung mineral-mineral tersebut, dampak garam laut terhadap tekanan darah sama dengan garam dapur jika dikonsumsi secara berlebihan.

3. Garam Himalaya

Ditambang dari endapan garam laut kuno, garam merah muda Himalaya mengandung mineral seperti kalium, magnesium, dan kalsium, yang memberinya warna merah muda yang khas. 

Sejumlah ahli mengungkap, kandungan mineral garam Himalaya dapat membantu mengatur keseimbangan cairan dan tekanan darah lebih efektif daripada garam meja biasa. 

Namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim ini terbatas dan tidak meyakinkan. Meskipun mungkin menawarkan sedikit manfaat nutrisi karena kandungan mineralnya, dampaknya pada penurunan tekanan darah masih belum pasti dan minimal.

4. Garam Kosher

Garam kosher memiliki serpihan yang lebih besar dan struktur yang berbeda dibandingkan dengan garam meja, tetapi secara kimiawi serupa dalam hal kandungan natrium. Seperti garam lainnya, konsumsi garam kosher yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. 

Garam ini seringkali lebih disukai dalam memasak karena teksturnya dan kemampuannya untuk melekat pada permukaan makanan, tetapi tidak berbeda secara signifikan dari garam meja dalam hal dampak natriumnya.

Baca Juga: Dijuluki bak ‘Silent Killer’, Ini 3 Gejala Hipertensi yang Jarang Disadari!

Memilih garam yang sehat

Meskipun tidak ada satu pun garam "sehat" untuk mengendalikan tekanan darah, fokusnya harus pada pengurangan asupan natrium secara keseluruhan dan penerapan pola makan seimbang yang kaya kalium dan makanan utuh. 

Pilih garam seperti garam merah muda Himalaya atau garam laut karena kandungan mineralnya jika Anda suka, tetapi ingat bahwa dampaknya terhadap penurunan tekanan darah sangat kecil dibandingkan dengan manfaat pengurangan asupan natrium secara keseluruhan.

American Heart Association merekomendasikan pembatasan asupan natrium tidak lebih dari 2.300 miligram (mg) per hari, dengan batas ideal 1.500 mg per hari untuk sebagian besar orang dewasa, terutama mereka yang menderita hipertensi atau berisiko mengalaminya.

Kiat Mengurangi Konsumsi Garam Bagi Penderita Hipertensi

Penderita hipertensi, bukan tidak bisa mengonsumsi garam. Hanya saja, harus dibatasi atau dikurangi penggunaannya. Meski nggak  semua penderita hipertensi sensitif terhadap natrium, pembatasan asupan natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit kardioserebrovaskular.

Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut ini kiat untuk mengurangi mengonsumsi garam bagi para penderita hipertensi:

1. Mengonsumsi lebih banyak produk segar dan kurangi makanan olahan.

2. Batasi penggunaan garam pada makanan dengan cara menggantinya dengan rempah- rempah tertentu yang dapat memperkaya rasa atau gunakan bumbu pengganti garam

3.  Pilih produk  makanan yang rendah garam

4.  Perbanyak konsumsi buah dan sayur

5.  Bila harus makan produk olahan, cerdaslah dalam membaca label

Semoga bermanfaat!