17. Pui Sudarto (Pulauintan)

Pui Sudarto merupakan pendiri PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi atau Pulauintan yang dibentuk pada 30 Juli 1990.  Mengutip berbagai sumber, Pui juga merupakan seorang pengusaha sukses di bidang tekstil, manajemen properti, kesehatan, serta jasa kebersihan, dan pengamanan.

Di IKN sendiri, pulauintan berkolaborasi dengan perusahaan taipan lainnya dalam pembangunan hotel Nusantara. Selain Hotel Nusantara yang mencakup 200 kamar, akan dibangun juga pusat perbelanjaan, ruang komersial, hingga perkantoran, dalam konsep mixed use development.

18. Hendro Santoso Gondokusumo (Intiland)

Hendro Santoso Gondokusumo adalah pendiri dan Direktur Utama PT Intiland Development Tbk (DILD), yakni salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia. Hendro adalah orang yang sangat berperan dalam menjadikan Intiland sebagai pengembang sukses dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hendro Santoso Gondokusumo pun turret serta jade salah sat investor di IKN. Di proyer IKN ini, Hendro Santoso Gondokusumo menggelontorkan investasi Rp2,6 triliun untuk 3 proyek.

Adapun, proyek pertama yakni pengembangan kawasan mixed-use Grand Whiz Nusantara yang mengintegrasikan hotel, serviced apartment, area ritel, pusat olahraga, dan fasilitas makanan dan minuman. 

Proyek kedua adalah Nusantara Quarter, sebuah pengembangan kawasan Transit-Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersil dengan akses transportasi publik. Dan, ketiga yakni kawasan perumahan dengan fasilitas lapangan golf bernama Royale Nusantara Golf Resort & Residence.

Baca Juga: 6 Pengusaha Pemilik Jaringan Supermarket di Indonesia

19. Sukanto Tanoto (Royal Golden Eagle Group)

Nama Sukanto Tanoto mencuat belakangan ini, sebagai salah satu investor konglomerat yang investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tahun ini. Meskipun tidak tergabung dalam Konsorsium Nusantara, kelompok usaha milik Sukanto, investasinya di ibu kota negara baru tersebut.

Ya, Royal Golden Eagle (RGE) Group, perusahaan milik Sukanto Tanoto turut serta membangun Nusantara International Convention Center and Hotel di IKN. Sukanto Tanoto pun menggelontorkan  investasi sebesar Rp2 triliun untuk proyek International Convention Centre dan Hotel Bintang Lima di IKN.

Sukanto Tanoto merupakan konglomerat pemimpin kelompok bisnis Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura. Sukanto saat ini berada peringkat ke-13 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Kekayaannya saat ini tercatat sebesar US$ 3,2 miliar atau Rp51,34 triliun.

Asetnya tercatat tersebar hingga ke China. Pada awal tahun ini, perusahaan properti milik konglomerat Sukanto Tanoto, Pacific Eagle Real Estate telah membeli sebuah hotel mewah di Shanghai, China dari pengembang Dalian Wanda Group.

Melansir Forbes, situs real estat Mingtiandi melaporkan bahwa Pacific Eagle bisa membayar sebanyak 1,7 miliar yuan atau sekitar Rp3,7 triliun untuk Wanda Reign on the Bund, sebuah hotel mewah dengan 193 kamar di distrik tepi laut Bund yang bersejarah di Shanghai.

20. Anindya Bakrie (Bakrie Group)

Bakrie Group dan Pertamina bersepakat untuk mengembangkan infrastruktur shared hub di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang merupakan bagian dari Nusantara Knowledge Hub di IKN. CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie mengatakan, pembangunan shared hub untuk International Institute of Sustainability Indonesia (IISI) merupakan komitmen bersama untuk memajukan pendidikan dan mendorong pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.

Anindya Novyan Bakrie sendiri tokoh bisnis Indonesia, investor global dan filantropis terkemuka. Dia adalah CEO PT Bakrie Global Ventura, sebuah rumah investasi terkemuka di Indonesia dengan pengalaman luas dalam investasi strategis dan revitalisasi perusahaan.

Dia juga menjabat sebagai CEO Bakrie & Brothers (BNBR), konglomerat yang terdaftar di Indonesia dengan kepentingan di bidang infrastruktur, kendaraan listrik, pertambangan, minyak dan gas, listrik (termasuk energi terbarukan dan surya), properti, dan perkebunan.

Anindya Bakrie adalah penerus grup Bakrie berusia 80 tahun, salah satu kelompok bisnis terbesar Indonesia, dengan 10 perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US $ 15 miliar. Pada 2007, majalah Forbes menempatkan keluarga Bakrie sebagai konglomerat terkaya dengan kekayaan mencapai USD 4 miliar atau setara dengan Rp 77 triliun. Demikian itu catatan profil dan kekayaan Anindya Bakrie.

Baca Juga: 6 Pengusaha Kaya Pemilik Jaringan Restoran di Indonesia