Pada pertengahan 2019 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa ibu kota Indonesia akan dipindahkan ke luar Jawa. Lokasi ibu kota baru merupakan wilayah yang meliputi sebagian besar wilayah administrasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk mewujudkan itu, dibuat sebuah lembaga setingkat kementerian yang menyelenggarakan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Nusantara yang disebut Otorita Ibu Kota Nusantara. Lembaga Otorita ini bertanggung jawab pada kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara, serta penyelenggara Pemerintahan Daerah Khusus lbu Kota Nusantara (IKN).
Pembangunan IKN ini tentunya didorong oleh investor-investor dalam negeri dan luar negeri. Realisasi investasi di IKN terus bertambah. Hingga per Agustus 2024 total investasi yang masuk IKN telah mencapai Rp56,2 triliun, di luar anggaran dari APBN.
Tercatat, 55 proyek di IKN yang telah dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) dari hasil investasi tersebut. Ada 6 groundbreaking terkait fasilitas pendidikan, 3 fasilitas kesehatan, 10 terkait ritel dan logistik, 8 hotel, 2 transportasi dan energi, 14 kantor dan perbankan, 9 hunian dan area hijau, serta 3 media dan teknologi.
Sejumlah konglomerat negeri pun telah menggelontorkan investasi untuk mendukung pembangunan IKN. Beberapa malah sudah ada yang groundbreaking dan mencatat angka investasi yang fantastis.
Investasi ini dimulai oleh konsorsium yang dipimpin oleh pengusaha kakap, Sugianto Kusuma atau Aguan dari Agung Sedayu Group. Aguan tidak berinvestasi sendirian, dia membentuk Konsorsium Nusantara bersama konglomerat lainnya, termasuk Prajogo Pangestu dan Anthony Salim. Konsorsium ini dilaporkan telah mengucurkan investasi sebesar Rp40 triliun, menunjukkan komitmen besar dari sektor swasta dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Lantas, siapa saja deretan investor yang menanamkan modalnya di IKN? Berikut daftar konglomerat RI yang ikut andil dalam investasi di IKN, sebagaimana Olenka rangkum dari berbagai sumber.
Baca Juga: Akhirnya Jokowi Tidur Nyenyak di Istana Spesial IKN
1. Sugianto Kusuma alias Aguan (Agung Sedayu Group)
Sugianto Kusuma alias Aguan merupakan pendiri dari perusahaan pengembang Agung Sedayu Group. Melansir dari situs resmi perseroan, Agung Sedayu Group adalah pengembang properti yang berbasis di Jakarta dan telah berdiri sejak 1971. Perusahaan ini berspesialisasi dalam solusi one-stop living dan bisnis yang menyatukan kemudahan dan kenyamanan untuk gaya hidup modern yang ideal.
Agung Sedayu Group milik Aguan Sugianto memiliki lima segmen bisnis properti. Mulai dari city & township, high rise building, hotel & resort, mall, dan commercial.
Di IKN, proyek pertama yang digarap oleh Agung Sedayu Group adalah hotel Nusantara. Proyek utama dari Agung Sedayu Group IKN ini akan terdiri dari sembilan lantai dengan kamar berjumlah 191 unit. Tipe kamar yang akan tersedia di Hotel Nusantara meliputi Premier Twin (61 unit), Premier King (102 unit), Junior Suite (14 unit), Executive Suite (12 unit), dan Disable Room (1 unit). Kemudian, terdapat juga tipe President Suite yang terdiri dari 1 unit.
Tak hanya membangun hotel bintang lima saja, Agung Sedayu Group juga berencana untuk menggarap dua proyek tambahan. Adapun proyek Agung Sedayu Group IKN tersebut adalah pusat perbelanjaan mal dan kebun raya (botanical garden).
Mal yang akan dibangun di IKN rencananya akan mengusung konsep duty free sehingga para pengusaha ritel yang ingin membuka bisnisnya di pusat perbelanjaan tersebut tidak akan dikenakan pajak. Sementara kebun raya memiliki konsep Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Dato Sri Tahir (Mayapada Hospital)
Pria kelahiran Surabaya pada 26 Maret 1952 ini merupakan pemilik Grup Mayapada, yang bergerak di berbagai bidang mulai dari perbankan hingga kesehatan, yakni Rumah Sakit Mayapada atau Mayapada Hospital. Saat ini, Dato Sri Tahir masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia ke-8 dan ke-626 dunia menurut Forbes tahun 2024.
Mayapada Hospital sendiri merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Healthcare Group pada 1 Juni 2008 setelah mengakuisisi Honoris Hospital di kawasan hunian eksklusif Modern Land Tangerang. Sebagai bentuk komitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional, Mayapada Hospital bekerja sama dengan National Health Care Group Singapore.
Pada 2024 ini, RS Mayapada akan bertambah menjadi 7 unit seiring dengan beroperasinya rumah sakit di IKN Nusantara. Dalam jangka panjang hingga tahun 2027, perseroan menargetkan akan membangun 10-12 RS Mayapada dengan kapasitas 2.200 tempat tidur.
Mayapada Hospital juga turut mendukung percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai ibu kota negara pertama di dunia yang mengusung konsep kota hijau atau forest city. Dato Sri Tahir menggelontorkan nilai investasi Rp 500 miliar untuk proyek Mayapada Hospital dan Dormitory WP 1B di IKN.
Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare Group, Jonathan Tahir, mengatakan, Mayapada Hospital Nusantara akan dilengkapi fasilitas penunjang medis canggih serta layanan unggulan yang terintegrasi, dan akan segera beroperasi di semester dua tahun 2024, dengan kapasitas lebih dari 200 bed, dan siap melayani masyarakat dari seluruh badan penyelenggara penjaminan, baik yang dimiliki pemerintah seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, asuransi perusahaan milik negara, swasta, hingga perusahaan multinasional lainnya. Mayapada Healthcare Group juga terus menjalin kemitraan strategis internasional, yang terbaru, bersama Apollo Hospitals.
Kemitraan ini akan diarahkan untuk pengembangan kapabilitas Mayapada Hospital, khususnya untuk kesiapan Mayapada Hospital Nusantara di berbagai spesialisasi dan keahlian dalam menangani berbagai kasus yang kompleks.
Mayapada Hospital Nusantara akan menjadi rumah sakit ramah lingkungan yang berdiri di luas area 1,1 hektar, di mana 20 persen dari luasan lahan akan menjadi area dasar hijau, mendukung pasien menggunakan transportasi umum, menyediakan jalur pejalan kaki dan area parkir sepeda, serta menyediakan healing garden atau ruang hijau terbuka dengan sistem kelola taman yang baik.
Rumah sakit ini juga mengusung konsep efisiensi dan konservasi, dengan pemakaian energi terbarukan, hemat energi serta memaksimalkan cahaya alami, menggunakan sanitary hemat air, menyiapkan sistem daur ulang air limbah yang baik, serta menyediakan kolam resapan untuk penyerapan air hujan untuk dapat dipakai kembali.
Mayapada Hospital Nusantara juga menggunakan material bangunan non-toxic, material rendah VOC (Volatile organic compounds), serta melakukan pemilahan limbah untuk memudahkan proses recycle.
Baca Juga: 6 Pengusaha Tajir Indonesia Pemilik Klub Sepak Bola di Luar Negeri