Robin Setyono menjadi salah satu pebisnis yang diperhitungkan di Indonesia. Di usia yang tergolong muda, Robin Setyono mengemban jabatan strategis di salah satu grup perusahaan raksasa Tanah Air.
Rekam Jejak Karier
Informasi pribadi Robin Setyono memang tak banyak ditemukan di ranah digital. Meski begitu, ia dikenal luas sebagai CEO Kapal Api Group, produsen kopi instan ternama di Indonesia. Melansir laman LinkeIn pribadinya, Robin Setyono telah menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Kapal Api Group selama lebih dari dua tahun, tepatnya di tahun 2023.
Baca Juga: Mengenal Lani Darmawan: Sarjana Kedokteran yang Jadi Pemimpin Perbankan Ternama di Indonesia
Sebelum menjadi CEO, Robin lebih dulu menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Kapal Api Group selama empat tahun, yakni dari tahun 2019 hingga 2023. Periode tersebut bertepatan dengan momen Robin melepas jabatan Direktur Indadi Group yang ia emban sejak tahun 2017 hingga 2019.
Jabatan Direktur juga pernah diemban Robin selama tiga tahun (2014-2017) di PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM). Sementara itu, Robin pernah menjabat sebagai General Manager di Putindo Bintech selama tujuh tahun, yakni dari tahun 2007 hingga 2014.
Perspektif SDM sebagai Penggerak Inovasi
Dalam beberapa kesempatan, penyandang gelar Master of Science Purdue University (2000) ini membagikan perspektif dirinya mengenai SDM sebagai penggerak inovasi, khususnya generasi muda.
Hal itu sebagaimana yang pernah ia bagikan di hadapan mahasiswa ITB melalui forum bertajuk "Human Capital Development in Building an Innovative Global Company". Dalam kesempatan tersebut, Robin menekankan bahwa ada banyak kesempatan karier yang bisa dijalani generasi muda, mulai dari wirausaha, bekerja di startup, hingga bekerja di korporasi.
Berbagai jalur karier tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, baik dari aspek SDM maupun output. Misalnya, startup start-up dirancang dengan urgensi yang tinggi guna memenuhi kebutuhan konsumen dengan sumber daya yang terbatas. Atas dasar itu, setiap penciptaan ataupun inovasi dari suatu produk di startup dilakukan secara cepat dan iteratif untuk membawa perusahaan selangkah lebih dekat keuntungan dan target mereka.
Berbeda halnya dengan korporasi yang dirancang untuk menciptakan konsistensi dan stabilitas sistem yang berdasarkan pada suatu standar dan prosedur. Hal tersebut secara tak langsung membuat proses inovasi yang dilakukan korporasi cenderung kurang fleksibel dan berjalan dalam rentang waktu yang relatif lama daripada startup.
Begitu pun dengan tingkat generasi. Menurut Robin, setiap generasi memiliki karakter unik sehingga korporasi perlu menjembatani interaksi yang terjadi di antara mereka. Modal utama yang diperlukan dalam proses ini adalah mentalitas untuk terus belajar dan berkembang bersama demi tercapainya inovasi.