11. Garibaldi alias Boy Thohir (Adaro)
Garibaldi alias Boy Thohir adalah kakak dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Boy dikenal sebagai raja batu bara hingga tuan tanah. Ia merupakan Direktur Utama Adaro Group, yakni salah satu eksportir batu bara top di dunia. Boy juga pemilik tanah untuk kawasan industri hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Dari situlah pundi-pundi uang masuk ke kantong Boy.
Boy Thohir juga memiliki saham di beberapa perusahaan seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Trimegah Karya Pratama Tbk (TRIM), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) dan terbaru membeli saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) lewat TRIM.
12. Trihatma Kusuma Haliman (PT Agung Podomoro Land Tbk)
Nama Trihatma Kusuma Haliman populer di dunia properti. Ia adalah pendiri PT Agung Podomoro Land, Tbk. Agung Podomoro Group. Ini adalah grup perusahaan yang membawahi Senayan City, Thamrin City, dan Central Park. Saat ini Agung Podomoro Group diketahui sebagai developer properti terbesar di Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Trihatma, hingga 2012 Agung Podomoro Group telah menyelesaikan 16 apartemen, 15 kawasan hunian dan 16 kawasan komersial mixed-use. Beberapa proyek Agung Podomoro Group antara lain yaitu Bukit Mediterania Samarinda, Permata Mediterania, Gading Grande Residences, Bukit Golf Mediterania, Villa Serpong, Permata Hijau Residences, The Pakubuwono Residences, Jakarta Residences, Thamrin Residences, Mediterania Marina Residences, The Peak at Sudirman, Sudirman Park, Central Park, Kelapa Gading Square, Mangga Dua Square, Thamrin City, dan sejumlah proyek lainnya.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) pun telah menandatangani kesepakatan Kerja Sama tentang Rencana Pembangunan Hunian Pada Kawasan IKN. Di tahap awal, Agung Podomoro akan melakukan pembangunan hunian yang diperuntukkan bagi aparatur sipil negara (ASN). Ke depan, APLN diharapkan turut membangun kawasan hunian komersial di IKN.
Pada 2014, Forbes menempatkan Trihatma di urutan 50 dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan aset mencapai $500 juta.
Agung Podomoro Land sendiri memiliki dua proyek di kawasan penyangga IKN, yakni Borneo Bay Residence di Balikpapan dan Bukit Mediterania di Samarinda, yang memiliki tambahan untuk kelas premium bernama The Premiere Hills seluas 14 hektare.
Baca Juga: Tajir Melintir, Ini 9 Pengusaha Pemilik Bisnis Properti Terbesar di Indonesia
13. Soeryadjaya (Astra)
Soeryadjaya identik dengan Astra. PT Astra International didirikan oleh taipan bernama William Soeryadjaya alias Oom Willem pada 1957 lalu. Namun, keluarga Soeryadjaya sudah bukan lagi pemilik saham pengendali Astra. Ini terjadi imbas kasus anak Oom Willem, yakni Edward Soeryadjaya yang terlilit utang pada krisis moneter lalu.
Anak sulung William itu punya usaha bernama Bank Summa yang menumpuk utang hingga menimbulkan kredit macet Rp1,2 triliun dan utang Rp500 miliar pada 1992. Akhirnya, Bank Summa dilikuidasi pemerintah pada akhir 1992.
Meski masalah terjadi di anak usaha putranya, William turun tangan dan menjual 100 juta saham Astra miliknya demi menolong Edward. Sejak saat itulah nama Soeryadjaya tak lagi bertengger di Astra International, William pun meninggal dunia pada 2010 lalu.
Diketahui, Astra berkomitmen untuk mendukung IKN menjadi Ibu Kota yang inklusif, hijau dan berkelanjutan dengan Astra membangun Astra Biz Center-IKN.
Dibangun di atas lahan seluas 3,4 hektare, Astra Biz Center-IKN yang dibangun oleh Astra merupakan komplek terpadu, terintegrasi, dan berkonsep one stop service sebagai pusat layanan dari 11 merek dari perusahaan Grup Astra, yang meliputi Astra Motor, Auto2000, Astra Daihatsu, FIFGROUP, Asuransi Astra, ACC, TAF, United Tractors, ASTRA Infra, SERA, dan Astra Property.
Selain itu, dalam mendukung pembangunan IKN di bidang pendidikan, Astra melalui Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim juga tengah merevitalisasi Sekolah Dasar Negeri 020 Sepaku, di Kabupaten Penajam Paser Utara, sebagai rangkaian pembangunan sarana dan prasarana publik, area komersial, dan Infrastruktur IKN. Astra juga membina 11 sekolah dasar dan 2 sekolah tingkat SMK di kawasan IKN dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghasilkan murid berkualitas.
14. Eka Tjandranegara (Mulia Group)
Eka Tjandranegara merupakan Direktur Utama Mulia Group. Mulia Group didirikan pada 1970 lalu oleh Eka bersama sang ayah Tjandra Kusuma, adiknya Gunawan Tjandra, dan sang kakak Djoko S Tjandra.
Bisnis Grup Mulia awalnya bergerak di industri perkapalan. Namun, perlahan beralih dan fokus di industri keramik lewat PT Mulia Glass yang berdiri pada 1986. Dalam laman resminya, perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi PT Mulia Industrindo Tbk yang bergerak di produksi kaca lembaran, glass block, dan kaca pengaman otomotif.
Tak hanya itu, sepanjang periode 1990-an, Eka juga berbisnis properti. Dan dari sinilah namanya melambung.
Mengutip situs Tatler Asia, Eka melalui Grup Mulia adalah 'otak' di balik kehadiran properti megah dan terkenal di Indonesia, dari mulai pusat perbelanjaan, hotel mewah dan gedung pencakar langit.
Mulia group diketahui memiliki sejumlah gedung pencakar langit dan bangunan mewah di Indonesia, seperti Wisma Mulia berlantai 57, Mal Taman Anggrek, hingga Mulia Resort di Bali.
15. Kuncoro Wibowo (Kawan Lama Group)
Kawan Lama Group merupakan perusahaan induk dari beberapa brand terkenal seperti ACE Hardware, Rupa-Rupa, Informa, Living World, hingga Chatime. Kawan Lama Group bermula dari toko perkakas berukuran 3x3 meter milik ayah Kuncoro Wibowo, Wong Jin, pada 1955 lalu.
Ia pun meneruskan bisnis sang ayah, bahkan mengembangkannya hingga semakmur sekarang. Kuncoro bahkan sukses membuka anak usaha bernama PT Ace Hardware Indonesia, di mana merupakan ritel tunggal Ace Hardware AS.
Ace Hardware sendiri sudah menjadi perusahaan ritel sukses di indonesia dengan penjualan pada Semester I 2023 sebesar Rp3,6 triliun. Laba bersihnya sebesar Rp304 miliar pada periode yang sama. Gerai ACES sudah mencapai 228 toko pada kuartal I-2023. Kawan Lama Group masuk ke dalam daftar anggota konsorsium IKN.
Baca Juga: Dari IKN, Jokowi Sebut Istana Jakarta dan Bogor Nuansa Kolonial
16. Christopher Sumasto Tjia (PT Wulandari Bangun Laksana Tbk)
Christopher Sumasto bukanlah nama baru di bisnis properti dan real estat. Dia adalah anak konglomerat Adi Sumasto Tjia, pendiri jaringan hotel Jatra yang beroperasi di Bali, Pekanbaru, dan Balikpapan.
Diketahui, emiten properti milik konglomerat Christopher Sumasto Tjia, yakni PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) menginvestasikan Rp3 triliun untuk membangun Nusantara Superblok di kawasan IKN.
Christopher Tjia menggelontorkan investasi sebesar Rp3 triliun untuk proyek Balikpapan Superblock. Pembangunan Nusantara Superblock sendiri ditargetkan rampung pada 2025. Ada dua tahapan pembangunan yaitu lahan seluas 3,8 hektar yang terdiri dari pusat perbelanjaan Pentacity, serta satu hotel bintang lima Grand Jatra Hotel Nusantara dan satu hotel bintang empat Pentacity Hotel Nusantara untuk tahap pertama.
Baca Juga: 5 Pengusaha Tajir Indonesia yang Berbisnis Makanan Ringan