3. Anthony Salim (Indofood dan Salim Group)

Anthony Salim merupakan putra dari pengusaha sekaligus pendiri Salim Group, Sudono Salim. Anthony Salim juga dikenal sebagai raja perusahaan mie instan di Indonesia. Bahkan, produknya dalam bendera Indofood terkenal hingga mancanegara, mulai dari Nigeria hingga Amerika Serikat.

Cuan Salim juga datang dari kelapa sawit via Indofood Agri Resources Ltd. Perusahaan yang berbasis di Singapura ini bergerak di bidang agribisnis, seperti pembibitan, pembudidayaan dan penggilingan kelapa sawit, pemasaran minyak goreng dan margarin, hingga produk turunan minyak sawit lainnya.

Per akhir Juli 2024, Bloomberg pun mendaulat Anthoni Salim sebagai orang terkaya kelima di Indonesia. Dia diketahui memiliki kekayaan bersih USD13 miliar atau sekitar Rp211 triliun. Kini, sebagian bisnisnya sudah diwariskan ke putranya Axton Salim yang merupakan generasi ketiga pewaris Grup Salim.

Selain turut membangun hotel Nusantara, kelompok usaha Salim melalui PT Moya Indonesia pun diketahui ikut terlibat dalam proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku di IKN. Proyek SPAM Sepaku sendiri tengah dikebut untuk mengejar distribusi air di kawasan IKN.

4. Franky Wijaya (Sinar Mas)

Franky Widjaja merupakan putra dari konglomerat pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 di usia 95 tahun. Franky meneruskan bisnis keluarganya, terlebih karena sang ayah meninggal pada 2019 lalu.

Berdasarkan situs Sinar Mas, Franky merupakan CEO Golden Agri-Resources Ltd, yang merupakan anak usaha grup tersebut. Ia bersama dua saudaranya, Indra dan Muktar Widjaja saling mengisi posisi tertinggi di Sinar Mas Group. Sementara, putranya, Oei Hong Leong mengelola investasinya sendiri dari Singapura.

Franky yang juga menjalankan Grup Sinar Mas yang memiliki fokus tujuh pilar, yaitu industri kertas (pulp and paper), agribisnis kelapa sawit, bank dan asuransi, properti, energi dan pertambangan, telekomunikasi, dan sektor kesehatan melalui Eka Hospital.

Adapun, Sinar Mas memberikan dukungan terhadap percepatan pembangunan IKN melalui pembangunan hotel Nusantara dan Nusantara Botanical Garden atau Kebun Raya IKN.

Kehadiran kebun raya di IKN sendiri adalah bagian dari upaya bersama menerjemahkan konsep smart nature preservation, di mana sebuah kota pintar dibangun dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem, atau menyatu dengan alam.

Sebelumnya, Sinar Mas bersama Konsorsium Nusantara turut pula berpartisipasi dalam pembangunan Hotel Nusantara di IKN yang peletakan batu pertamanya juga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu.

5. Hartono Bersaudara (Djarum)

Pemilik Grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yakni Robert Budi Hartono diketahui bakal turut andil menyuntik pembangunan IKN.  Robert Hartono merupakan anak dari pendiri perusahaan rokok kretek Djarum, Oei Wie Gwan yang merupakan pendiri perusahaan rokok kretek Djarum. Di mana, Robert mengelola perusahaan tembakau tersebut bersama sang adik yakni Michael Hartono.

Hartono bersaudara dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Mengutip Indonesia 50's Richest versi Forbes, kekayaan keduanya masih menempati nomor satu di Tanah Air. 

Dalam Forbes Real Time Billionaires per Rabu (31/1/2024), Robert Budi Hartono tercatat di urutan ketiga orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan US$25,6 miliar atau setara dengan Rp403,84 triliun (Rp15.775/US$1). Dan di urutan keempat diisi oleh Michael Bambang Hartono dengan total kekayaan US$24,5 miliar atau setara dengan Rp386,48 triliun.

Group Djarum milk Hartono bersaudara pun diketahui berinvestasi di IKN. Djarum sejak awal memang tidak masuk konsorsium pembangunan fisik seperti Hotel Nusantara. Namun, Djarum terlibat di IKN dengan mengembangkan dan membangun Botanical Garden bersama Wings Group.

Pembangunan botanical garden IKN merupakan salah satu proyek tanggung jawab perusahaan/corporate social responsibility (CSR). Sebagai informasi, luas kawasan istana presiden di IKN Nusantara mencapai 50 hektare. Jika ditambah dengan botanical garden, maka total luasnya yaitu 100 hektare. Botanical garden IKN ini nantinya bakal menambah jumlah kebun raya yang sudah ada di Indonesia sebelumnya. 

Selain itu, Robert Budi Hartono juga telah melakukan groundbreaking pada 12 Agustus 2024 dengan nilai investasi Rp500 miliar untuk kantor BCA dan Banking Hall di IKN.

Baca Juga: Tak Mau 10 Tahun, Prabowo Mau Pembangunan IKN Selesai 4 Tahun!

6. Prajogo Pangestu (Barito Pacific)

Prajogo Pangestu adalah orang terkaya di Indonesia saat ini versi Forbes. Prajogo Pangestu kembali menempati posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia per Agustus 2024 ini.

Pengusaha yang dikenal sebagai raja petrokimia ini memiliki kekayaan fantastis sebesar $60,4 miliar, setara dengan Rp979,66 triliun jika dihitung dengan kurs Rp16.219 per dolar AS per 1 Agustus 2024. Kekayaannya sebagian besar berasal dari Grup Barito Pacific, konglomerasi yang bergerak di bidang petrokimia, energi, dan perkebunan.

Prajogo juga memiliki beberapa saham yang terdaftar yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), serta anak usaha yang mau listing yakni PT Barito Renewables Energy (BREN).

Sebagai informasi, Barito Pacific Tbk selama ini bergerak di bidang petrokimia, hutan tanaman industri (HTI), pertambangan, perkebunan kelapa sawit hingga produksi minyak dan gas bumi kini mulai merambah ke sektor properti. Melalui anak perusahaannya yakni PT. Griya Idola, sejumlah proyek properti berhasil dikerjakan. Bahkan yang terbaru nanti ada di IKN Nusantara. Barito Pacific merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam pembangunan Hotel Nusantara di IKN.

Proses ground breaking hotel bintang 5 ini bahkan telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Pembangunan hotel ini akan dikerjakan secara keroyokan oleh konsorsium pengembang Grup Agung Sedayu termasuk di dalamnya Sinar Mas dan Agung Sedayu Group. 

7. Soetjipto Nagaria (PT Summarecon Agung Tbk)

Soetjipto Nagaria adalah seorang pengusaha properti yang mendirikan dan mengembangkan Group Summarecon Agung. Jebolan ITB itu, saat ini menjabat sebagai chairman di Summarecon Agung Group. 

Bisnis Summarecon Agung menggurita di kawasan Kelapa Gading, Gading Serpong/Summarecon Serpong - Tangerang, Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung, dan Bali. Terbaru, PT Summarecon Agung Tbk pun telah sepakat untuk menyalurkan membenamkan modal di proyek IKN.

Di tahun 2012, Summarecon mulai berekspansi ke daerah Bekasi dan mendirikan Summarecon Bekasi, di luar pulau dan juga Summarecon Bandung di tahun 2015.  Menurut laporan dari Forbes, Soetjipto Nagaria adalah orang Indonesia pertama yang masuk dalam daftar crazy rich. Total kekayaannya diperkirakan mencapai$400 juta.

Soetjipto Nagaria melakukan groundbreaking pada 4 Juni 2024 dengan nilai investasi Rp200 miliar untuk proyek Sekolah Al-Azhar Summarecon dan Komplek Hunian di IKN. Sekolah Islam Al Azhar Summarecon IKN nantinya akan dibangun di atas lahan seluas 2,9 hektare dan saat ini sedang dalam proses penerbitan SK Lahan oleh pihak Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). 

8. Alexander Tedja (Pakuwon Group)

Alexander Tedja adalah seorang pengusaha yang berasal dari Indonesia. Ia dikenal sebagai raja properti dan mal dari Surabaya dengan grup perusahaan di bawah bendera Pakuwon Group.

Alexander Tedja juga masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2022 versi Forbes, menempati peringkat ke-47 dengan total kekayaan $ 955 juta atau sekitar Rp14,8 triliun.

Pakuwon Group akan menggarap superblok di IKN. Adapun proyek yang akan dikerjakan oleh anak perusahaan Pakuwon Group, yakni PT Pakuwon Nusantara Abadi adalah pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan apartemen dan hotel yang berlokasi di KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) IKN.

Alexander Tedja menggelontorkan investasi sebesar Rp5 triliun untuk proyek Superblok Pakuwon Nusantara. Proyek Superblock Pakuwon Nusantara akan memiliki lahan seluas 7,2 hektar. Untuk luas Pakuwon Mall Nusantara sendiri akan memiliki luas area sewa 55.733 meter persegi.

Mall ini mengusung desain yang ramah lingkungan atau green sesuai dengan konsep IKN yang akan dijadikan kota smart forest city. Nantinya mall tersebut memiliki konsep teras langit dari alam terbuka yang hijau dengan pemandangan langsung ke lembah dan sungai yang berada tepat di samping gedung pusat perbelanjaan, sehingga sangat mendukung suasana hang-out, sejuk, modern dengan alam yang asri.

Selain bangunan berkonsep green atau ramah lingkungan, nantinya barang-barang yang akan digunakan untuk mengisi Superblock Pakuwon Nusantara dipastikan menggunakan barang dalam negeri.

9. Eddy Wiliam Katuari (Wings Group)

Eddy William Katuari adalah pengusaha sekaligus bos dari Wings Group. Dia mengambil alih Wings yang didirikan oleh ayahnya, Johannes Ferdinand Katuari, pada tahun 2004 setelah sang ayah meninggal dunia.

Saat ini, Wings telah menjadi perusahaan besar yang mengekspor produk-produknya ke seluruh dunia sejak berdiri 60 tahun yang lalu di Jawa Timur. Menurut riset dari majalah Forbes, Eddy Kusnadi Sariaatmadja berada di urutan 1063 sebagai orang terkaya di dunia dengan harta senilai $3,1 miliar pada 2021.

Di IKN sendiri, Wings Group bakal menggarap proyek hotel Nusantara dan botanical garden sebagai bentuk bagian dari realisasi dari corporate social responsibility (CSR). Dalam proyek ini, Wings Group akan terlibat dengan Djarum dalam membangun botanical garden.

10. Djoko Susanto (Alfamart Group)

Djoko Susanto adalah salah satu orang terkaya di Indonesia yang ikut membangun IKN. Bos Alfamart Group itu dikabarkan memiliki harta hingga USD4,3 miliar.

Per Agustus 2024 ini, Djoko Susanto menempati urutan ke-10 sebagai orang terkaya di Indonesia. Kekayaannya sendiri mencapai $4,0 miliar (Rp64,88 triliun). Kini, Alfamart Group dijalankan oleh kedua anak Djoko, yakni Presiden Komisaris Feny Djoko Susanto dan Komisaris Budiyanto Djoko Susanto.

Alfamart pun akan membuka toko ritelnya di kawasan IKN. Di dalam Kesepakatan Kerja Sama, setidaknya ada 3 bentuk investasi dan kemitraan usaha ritel di IKN yang Alfamart lakukan.

Pertama, yakni pembangunan, pengoperasian dan komersialisasi gudang pusat distribusi barang ke gerai-gerai. Kedua, yaitu kemitraan usaha ritel dengan prinsip keterlibatan dengan masyarakat sekitar IKN dengan menggunakan brand lokal yang disebut Kerjasama Operasi Ekonomi Berbagi (KASOEBI). Ketiga, pemberdayaan UMKM lokal melalui penyediaan produk-produk di gerai dan kesempatan usaha mandiri melalui program tenant.

Baca Juga: Polemik Istana Garuda IKN: Warna Gelap, Aura Mistis, dan Ruangan Melayang di Antara Tebing 30 Meter