Dato Sri Tahir bukanlah nama asing dalam jajaran konglomerat di Indonesia. Pendiri Mayapada Group ini memiliki jaringan bisnis yang terdiversifikasi ke banyak bidang. Namun, Tahir merupakan sedikit sosok pebisnis yang tidak ikut terjun ke dalam bisnis pertambangan batu bara meski bidang ini terkenal sangat menguntungkan.
Tahir menegaskan, dirinya hanya akan mengelola bisnis yang benar-benar dia kuasai. Sebagai pebisnis, dia selalu belajar hal baru. Namun, dirinya menyadari bahwa setiap manusia tidak bisa menjadi ahli dalam segala bidang.
Baca Juga: Dato Sri Tahir Bagikan Rahasia Sukses Kembangkan Bisnis Mayapada
"Saya mempunyai prinsip dalam berbisnis bahwa saya harus memahami setiap bidang yang saya pilih. Saya selalu ingin terlibat secara aktif dalam bisnis yang saya kembangkan. Itu artinya, saya perlu memahami suatu bidang dan memilihnya karena dasar ketertarikan," kata penerima Star of Merit: Order of The State of Palestine dari Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, ini.
Dia mengaku mendapat tawaran dan saran dari berbagai pihak untuk terjun ke bisnis pertambangan. Dia mengenang, "Banyak orang bertanya kepada saya, 'Mengapa Anda tidak ikut bergabung dalam bisnis batu bara? Keuntungannya sangat besar. Yang harus Anda lakukan hanyalah mempekerjakan orang yang ahli dalam bidang ini dan menanti keuntungan datang kepada Anda'."
Pria kelahiran 24 Maret 1952 menegaskan, dia dan timnya selama ini membangun bisnis berdasarkan empat pilar, yakni bidang yang kuat, kondisi finansial yang baik, tim yang solid, serta ruang untuk bertumbuh. Dengan analisis dan pengukuran yang matang, Mayapada Group yang Tahir dirikan berfokus dalam lima bidang bisnis, yakni finansial, retail, properti, kesehatan, dan media.
Tahir mengakui bahwa pertambangan merupakan bidang yang kompleks sehingga butuh waktu lebih lama untuk benar-benar bisa memahaminya. Selain itu, kesemua bidang bisnis yang ia tekuni merupakan bidang-bidang yang dia pelajari dalam kehidupan sosialnya. Besar dalam lingkungan dengan rata-rata warganya yang tergolong tidak mampu, Tahir mempunyai misi untuk membantu orang-orang kurang mampu di sekitarnya.
"Pengalaman hidup memengaruhi pilihan dan metode saya dalam berbisnis. Cukup menarik bahwa hampir semua bidang yang saya pilih berhubungan dengan orang-orang tidak mampu/kurang beruntung. Dorongan untuk membantu orang-orang membuat saya memutuskan berbisnis dalam bidang yang lebih humanis," ujar pria yang terkenal sebagai filantropis ini.
Baginya, bisnis yang ia jalankan haruslah berdasarkan analisis yang matang dan panggilan hati. Tahir tidak ingin berfokus pada bisnis yang hanya menjanjikan keuntungan besar.
"Jika orang-orang bertanya kepada saya apakah mudah bagi saya menjalankan semuanya, jawabannya adalah tidak. Meski begitu, saya selalu berusaha yang terbaik. Saya selalu ingin belajar dan tidak mudah menyerah. Saya selalu ingin mencapai level yang lebih tinggi dalam kebenaran dari waktu ke waktu," pungkasnya.