Di tempat yang sama, Koordinator Staf Pengelolaan Data dan Publikasi Migran Care, Trinadwi Yuniarista mengatakan, meski sama ditemukan pemilih ganda, namun kasus di DPT New York dan Johor Bahru memiliki perbedaan signifikan. Dia menyebut carut marutnya pendataan ini mengkonfirmasi bahwa para penyelenggara pemilu dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih belum memiliki standar yang baik.
“Berdasarkan data yang telah diungkapkan oleh tim kami. Di sini kita bisa lihat bahwa kalau yang kemarin di DPT New York kita bisa lihat yang di sini ada nama, jenisnya pos atau kask. Tapi berbeda dengan yang di Johar baru. Kita menemukan nama jenis kelamin umur dan alamat. Ini berarti juga menandakan bahwa tidak ada satu standar yang dikeluarkan oleh KPU bagaimana untuk mempublish data DPT LN yang secara terstruktur,” tukasnya.