Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengaku kedekatan antar capres terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo yang dipersoalkan berbagai  pihak sukar dibuktikan. 

Adapun kedekatan keduanya dipersoalkan berbagai kalangan lantaran dianggap sebagai pemicu ketidak netralan Jokowi pada Pilpres 2024. Bahkan kedekatan itu disebut-sebut sebagai cara Jokowi mengampanyekan Prabowo secara terselubung 

Baca Juga: Anak Buah Megawati Sebut Jokowi Sempat Incar Kursi Ketum PDI Perjuangan

Menurut Bagja kalaupun kedua tokoh itu terbukti memiliki kedekatan, Bawaslu dan para penyelenggara Pemilu juga tak bisa berbuat apa-apa sebab itu adalah hal wajar, hubungan keduanya dianggap normal karena itu dianggap sebagai hubungan kerja antara presiden dengan menterinya. 

Bagja mengatakan, para penyelenggara Pemilu baru bisa turun tangan jika kedekatan keduanya membuat Jokowi ikut mengkampanyekan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. 

"Mengenai bagaimana pertemuan antara Pak Presiden dengan Pak Menhan (Prabowo), itu juga sulit (dibuktikan). Kalau yang bersangkutan (Jokowi) melakukan kampanye, baru bisa kita tindak lanjuti," kata Bagja ditulis Kamis (4/4/2024).

Menurut Bagja, para penggugat semestinya menyertakan bukti kongkrit setelah mendalilkan kedekatan Jokowi dengan Prabowo yang berujung keterlibatan kepala negara dalam kampanye. Selama argumen yang didalilkan hanya berlandaskan pandangan objektif, Bawaslu kata Bagja jelas tak bisa  menindaklanjuti hal tersebut. 

"Kami juga tidak bisa (menyatakan) 'ini rasa-rasanya melakukan kampanye'. Rasa itu tidak bisa diadili, dan rasa itu tidak bisa kami juga lakukan,"  tegasnya. 

"Kalau misalnya Pak Jokowi melakukan (kampanye), dia peserta atau bukan? Tim pelaksana atau bukan? Dia menawarkan atau mengajak pilihan itu atau tidak? Itu yang baru bisa ditindak," tambahnya.

Bagja menegaskan, selama ini Bawaslu selalu melakukan pengawasan terhadap berbagai kegiatan para peserta Pemilu. Misalnya saja saat ada acara kenegaraan yang dihadiri Jokowi dan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan  maka pihaknya terus memantau, jangan sampai acara tersebut berujung kampanye terselubung, namun kata Bagja selama melakukan pengawasan pihaknya sama sekali tidak menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan Prabowo dan Jokowi. 

Baca Juga: MK Kabulkan Permintaan Kubu Anies-Muhaimin

Baca Juga: Kubu AMIN Ingin Jokowi Diundang di Sidang PHPU

"Ketika ada kegiatan kepala negara ataupun pjabat negara yang kemudian ada yang bersangkutan adalah peserta pemilu ataupun masuk dalam partai politik, maka teman-teman melakukan pengawasan," tukasnya.