3. Legum dan Buncis

Lentil, buncis, kacang hitam, dan kedelai merupakan sumber serat, protein nabati, serta antioksidan yang sangat tinggi. Fermentasi serat dari legum menghasilkan butirat, asam lemak rantai pendek yang memberi nutrisi pada sel-sel usus besar dan menghambat pembentukan tumor.

Analisis American Institute for Cancer Research menegaskan bahwa pola makan kaya kacang-kacangan mampu menekan peradangan dan stres oksidatif, dua faktor yang sering menjadi pemicu perubahan sel menjadi ganas.

Seratnya juga meningkatkan volume feses dan mempercepat transit usus, sehingga mengurangi kontak usus besar dengan zat karsinogen.

4. Produk Susu Kaya Kalsium

Kalsium berperan mengikat asam empedu dan asam lemak yang dapat bersifat karsinogenik apabila dibiarkan berada terlalu lama di usus besar.

Studi berskala besar pada 2025 menemukan bahwa konsumsi produk kaya kalsium, seperti susu, yogurt, dan keju, dapat membantu menjaga lapisan usus besar tetap sehat sekaligus menekan pertumbuhan sel abnormal.

Yogurt memiliki keunggulan tambahan, yaitu kandungan probiotiknya mampu menjaga keseimbangan flora usus. Kombinasi kalsium dan vitamin D dalam produk susu juga diketahui memberikan efek protektif terhadap risiko kanker usus besar maupun rektum.

5. Ikan Berlemak dan Asam Omega-3

Salmon, makerel, sarden, dan ikan teri kaya akan asam lemak omega-3, yang terkenal memiliki efek antiinflamasi kuat. Mengingat peradangan kronis merupakan salah satu faktor risiko kanker kolorektal, konsumsi omega-3 secara teratur memberi manfaat signifikan.

Beberapa studi observasional menunjukkan bahwa populasi dengan asupan tinggi omega-3 memiliki angka kanker kolorektal yang lebih rendah. Asam lemak ini membantu menurunkan peradangan pada usus besar, menekan pertumbuhan sel abnormal, dan memicu apoptosis.

Ditambah lagi, ikan berlemak juga mengandung vitamin D yang turut memperkuat perlindungan sel usus.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dapat Membantu Membersihkan Arteri dan Meningkatkan Sirkulasi Darah