Minyak sawit kerap menjadi sasaran kampanye negatif di tingkat global. Isu yang diangkat pun berulang, mulai dari lingkungan, kesehatan, hingga sosial.

Padahal, menurut Founder dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung, banyak narasi yang berkembang justru tidak sesuai fakta ilmiah.

“Yang pertama, soal lingkungan. Yang kedua, soal gizi dan kesehatan. Yang ketiga adalah soal sosial. Tiga ini adalah isu yang sering dipakai. Dan memang ini adalah non-ekonomi isu,” jelas Tungkot, saat ditemui Olenka, di Jakarta, belum lama ini.

Salah satu tuduhan paling populer adalah bahwa sawit merusak lingkungan. Namun, fakta menunjukkan sebaliknya. Tungkot menegaskan, tanaman sawit justru berperan dalam menyerap karbon dioksida (CO₂) dari atmosfer.

“Fakta menunjukkan, empirical evidence mengatakan, dan bahkan teori mengatakan, bahwa sawit itu justru menyerap karbon dioksida dari udara. Yang menyebabkan pemanasan global adalah konsentrasi karbon dioksida yang terlalu tinggi di atmosfer. Nah, sawit bukan menyumbang ke sana, tapi menyerap CO₂ dan menyimpannya dalam tanah serta batangnya. Jadi sebenarnya sawit justru menyelamatkan,” tegasnya.

Baca Juga: Kata Pakar soal Manfaat Minyak Sawit untuk Kesehatan: Sumber Energi hingga Pelindung Imunitas