Dukungan Penuh dari PERURI

Selanjutnya, Dwina Septiani Wijaya, selaku Direktur Utama PERURI, menegaskan dukungan penuh terhadap Bestari Festival.

“Dukungan terhadap Bestari Festival sejalan dengan misi kami mendorong inovasi dan nilai sosial melalui kolaborasi lintas sektor. Melalui Bestari Festival, kami ingin mempertemukan ide, aksi, dan inspirasi agar tercipta kesadaran kolektif yang lebih kuat dalam merawat bumi dan masyarakat,” ujar Dwina.

Lebih jauh, Dwina pun memaknai “akar” sebagai fondasi yang harus dijaga di tengah transformasi digital.

“Semua industri akan harus bertransformasi di era digital. Tapi yang tidak boleh dilupakan adalah kita harus tahu akar kita, core kompetensi kita. PERURI, misalnya, core-nya adalah menjamin keaslian. Itu yang kami bawa ke era digital melalui digital ID dan layanan keaslian dokumen. Jadi transformasi bukan berarti meninggalkan akar, melainkan menguatkannya,” tegasnya.

Bagi Dwina, memahami akar berarti memahami sejarah dan konteks, lalu membawanya ke masa depan.

“Kalau kita tidak tahu akar kita, kita mudah sekali kehilangan jati diri. Tapi kalau kita paham siapa kita dan dari mana kita berasal, kita akan punya arah yang jelas untuk melangkah ke masa depan,” tandasnya.

Perspektif Berakar dari Komunitas

Senada dengan itu, Soraya Cassandra atau yang akrab disapa Sandra, Co-founder sekaligus CEO Kebun Kumara, menekankan pentingnya pola pikir sederhana, namun berakar.

“Sebagai seseorang yang bergiat di dunia pertanian kota, saya belajar bahwa bertani mengajarkan keterhubungan yang mendalam antara manusia, alam, dan makna hidup. Pola pikir kecil namun berakar adalah jalan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal inilah yang saya rasakan dalam semangat Bestari,” jelas Sandra.

Sandra sendiri menolak anggapan bahwa aksi kecil tak berdampak.

“Kalau orang merasa langkah kecil nggak berdampak, biasanya karena dia melihat dirinya sendirian. Padahal kita bergerak rame-rame. Cuma kita nggak tahu saja kalau ada ribuan orang lain yang melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Ia mengaitkan tema “kembali ke akar” dalam gelaran PERURI Bestari Festival dengan kata human yang berasal dari humus.

“Kalau kita bisa mengenal tanah, mensakralkan tanah, mengolah dan merawatnya, itu berarti kita mengenal sebagian dari diri kita sebagai manusia. Bicara masa depan Indonesia, ya itu cinta tanah dan air. Jadi mungkin saatnya kita kembali mengelola tanah Indonesia itu sendiri,” tegas Sandra.

Nah Growthmates, Road to PERURI Bestari Festival 2025 pun resmi menjadi pembuka menuju festival utama pada 20 September 2025 di Taman Kota PERURI, Jakarta Selatan. Acara ini terbuka untuk publik dan gratis. Tiket dapat diperoleh melalui goers.co/peruribestari.

Selain Sandra, festival PERURI Bestari Festival ini juga nantinya akan menghadirkan tokoh lintas bidang, mulai dari Gita Syahrani (Head of Executive Board Koalisi Ekonomi Membumi), Najeela Shihab (praktisi pendidikan), hingga musisi seperti Kunto Aji dan Bilal Indrajaya.

Baca Juga: Festival Satu Nusantara: Pagelaran Budaya Terbesar di SCBD Meriahkan Perayaan Hari Kemerdekaan RI