Di era digital saat ini, informasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia yang menjadi pusat penyedia informasi yang diminati banyak orang adalah MNC Group. Didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo, MNC Group telah berkembang menjadi konglomerat media yang dominan, mengoperasikan berbagai stasiun televisi, radio, dan platform daring yang menjangkau jutaan pemirsa di seluruh Indonesia.
Dengan inovasi yang terus menerus diperkenalkan oleh Hary Tanoesoedibjo, MNC Group berhasil menciptakan banyak konten menarik dan relevan bagi audiens di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini yang membuat MNC Group menjadi tempat utama bagi publik untuk mendapatkan informasi, hiburan, serta berbagai jenis konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berikut telah Olenka rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (12/02/2025), untuk mengetahui lebih lanjut kehidupan dari pendiri MNC Group yaitu Hary Tanoesoedibjo beserta bisnis dan politik apa saja yang telah ia jalani.
Baca Juga: Mengenal Sosok Tadashi Yanai, Pendiri Brand UNIQLO
Riwayat Hidup
Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo, atau yang lebih dikenal dengan nama Hary Tanoesoedibjo, lahir pada 26 September 1965 di Surabaya, Indonesia. Ia adalah seorang pengusaha sukses dan politikus yang memiliki pengaruh besar dalam dunia bisnis dan politik Indonesia.
Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri dan pemilik MNC Group, sebuah konglomerat besar yang bergerak di berbagai sektor, seperti media, properti, dan keuangan. MNC Group memiliki saluran televisi nasional terkenal seperti RCTI, MNCTV, Global TV, dan juga berbagai platform digital.
Pendidikan
Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan dalam keluarga pengusaha. Ia adalah anak bungsu dari enam bersaudara dan merupakan putra dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha. Pendidikan awal Hary Tanoesoedibjo dimulai di Surabaya, di mana ia menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Bustanul Arifin, Ekonom Senior INDEF
Setelah itu, Hary melanjutkan pendidikan tinggi ke luar negeri dan meraih gelar Bachelor of Commerce (Honours) pada tahun 1988 dari Universitas Carleton di Ottawa, Kanada. Tidak berhenti di situ, ia melanjutkan studi dan memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) pada tahun 1989 dari Universitas Ottawa, Kanada.
Bisnis
Hary Tanoesoedibjo, pengusaha sukses asal Indonesia, dikenal sebagai pendiri dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Perusahaan ini bergerak di bidang manajemen investasi, dengan fokus membeli saham perusahaan, membenahi dan memperbaiki kinerjanya, lalu menjualnya kembali. Bhakti Investama terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan seiring berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang pesat.
Selama krisis ekonomi Indonesia setelah tumbangnya Orde Baru, Hary memanfaatkan peluang besar dalam penggabungan dan akuisisi perusahaan. Salah satu langkah penting yang diambil adalah pada tahun 2000, ketika Bhakti Investama mengakuisisi sebagian besar saham Bimantara Citra dan mengubah namanya menjadi Global Mediacom setelah menguasai mayoritas saham. Langkah ini menandai Hary Tanoesoedibjo masuk ke dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi yang berkembang pesat.
Baca Juga: Mengenal Sosok Suharso Monoarfa, Mantan Menteri Jokowi Keturunan Gorontalo
Hary kemudian menjabat sebagai Presiden Direktur Global Mediacom pada tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris. Ia juga menjadi Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak tahun 2003.
Di bawah kepemimpinannya, MNC Group berkembang pesat dan menjadi salah satu konglomerat media terbesar di Indonesia. Grup ini mengoperasikan empat jaringan televisi swasta besar di Indonesia yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews. Selain itu, grup ini juga memiliki beberapa jaringan radio, termasuk Trijaya FM, serta media cetak seperti surat kabar Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi Trust, dan tabloid remaja Genie.
Namun, pada tahun 2016, Hary memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO Media Nusantara Citra (MNC) untuk fokus pada karir politik. Keputusan ini menunjukkan ambisi politik Hary yang besar, di mana ia menjadi pendiri dan Ketua Umum Partai Perindo.
Baca Juga: Mengenal Happy Hapsoro Pebisnis Sukses Pengendali RAJA dan RATU
Selain bisnis media, Hary Tanoesoedibjo juga memperluas usahanya ke bidang properti dan pengembangan kawasan. MNC Land, anak perusahaan dari MNC Group, sedang membangun proyek besar Lido City di Jakarta. Salah satu proyek andalannya adalah Lido Music & Arts Center, yang rencananya akan membuka pintunya pada 2023.
Proyek ini juga mencakup lapangan golf dan resor bermerek Trump. Selain itu, MNC Land juga sedang mengembangkan resor golf bermerek Trump di Bali, semakin memperkuat posisinya dalam bisnis properti dan pariwisata.
Saat ini, Hary Tanoesoedibjo terus aktif dalam pengelolaan berbagai perusahaan di bawah bendera MNC Group dan HT Investment Development Ltd, sambil memperluas jangkauan bisnisnya ke berbagai sektor, termasuk investasi properti dan pengembangan kawasan. Dengan visinya yang luas dan kemampuan mengidentifikasi peluang, Hary Tanoesoedibjo terus membangun kerajaan bisnisnya, menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia bisnis Indonesia.
Politik
Hary Tanoesoedibjo, seorang pengusaha dan tokoh media Indonesia, memulai perjalanan politiknya pada awal Oktober 2011. Kabar tentang keinginannya untuk terjun ke dunia politik terungkap ketika ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem pada 9 Oktober 2011.
Pada bulan November 2011, Hary aktif dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama dan langsung menduduki posisi penting, yakni Ketua Dewan Pakar dan Wakil Ketua Majelis Nasional. Selama di Partai NasDem, Hary mendorong slogan Gerakan Perubahan, yang bertujuan untuk memberdayakan generasi muda Indonesia. Menurutnya, 70% kader di Partai NasDem adalah generasi muda yang diharapkan menjadi motor penggerak perubahan politik di Indonesia.
Namun, meskipun berperan penting dalam perkembangan partai tersebut, pada 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan keputusannya untuk mengundurkan diri dari Partai NasDem. Ia mengungkapkan bahwa perbedaan pandangan dan ketidaksepakatan mengenai struktur kepengurusan partai menjadi alasan utama keputusannya.
Hary menyatakan bahwa politik adalah sebuah idealisme, dan meskipun ia merasa berat, ia harus meninggalkan partai yang telah ia bantu berkembang, terutama setelah Partai NasDem berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan menjadi peserta Pemilu 2014 dengan Nomor Urut 1.
Setelah keluar dari Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo tidak berdiam diri. Pada 17 Februari 2013, ia resmi bergabung dengan Partai Hanura. Di partai ini, Hary menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan dan selanjutnya diangkat sebagai Ketua Bapilu.
Hary juga menjadi calon Wakil Presiden yang berpasangan dengan Wiranto dalam Pemilu 2014. Meskipun langkah tersebut tidak berujung pada kemenangan, Hary tetap menunjukkan komitmennya terhadap dunia politik Indonesia.
Namun, perjalanan politik Hary Tanoesoedibjo belum berakhir di situ. Pada 7 Februari 2015, ia mendeklarasikan partai politik baru yang bernama Partai Perindo (Partai Persatuan Indonesia).
Deklarasi ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting dari Koalisi Merah Putih (KMP), termasuk Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz. Wiranto, yang saat itu menjabat Ketua Umum Partai Hanura, juga hadir mendukung deklarasi ini.
Awalnya, Perindo merupakan organisasi masyarakat (ormas) yang dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta, sebelum akhirnya bertransformasi menjadi partai politik.
Dengan hadirnya Partai Perindo, Hary berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam mengubah peta politik Indonesia, dengan memfokuskan perhatian pada kesejahteraan rakyat dan keberlanjutan pembangunan.
Melalui perjalanan politiknya yang penuh dinamika, Hary Tanoesoedibjo menunjukkan tekad untuk terus terlibat dalam dunia politik Indonesia, meskipun sempat mengalami perubahan partai dan pergeseran ideologi.
Kini, sebagai pendiri dan Ketua Umum Partai Perindo, Hary berupaya untuk membawa partainya menuju kemajuan, dengan visi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan berdaya saing di tingkat global.
Penghargaan dan Prestasi
Keberhasilan Hary Tanoesoedibjo dalam dunia bisnis juga tercermin dalam pengakuan yang ia terima. Pada tahun 2011, majalah Forbes menempatkannya dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan mencapai US$ 1,19 miliar, mendudukkannya di peringkat ke-22. Pencapaian ini menjadi bukti nyata atas ketekunan dan kemampuan Hary dalam mengelola dan mengembangkan bisnisnya secara terus-menerus.