Suharso Monoarfa, seorang politisi dan pengusaha ternama, telah memainkan peran penting dalam perjalanan politik Indonesia, terutama dalam kapasitasnya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. 

Dilantik pada tahun 2019, Suharso membawa visi pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan pemerataan ekonomi dan penguatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sebagai Menteri, ia terlibat dalam merumuskan kebijakan strategis yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada sektor sosial dan ekonomi yang berkesinambungan untuk masa depan Indonesia.

Berikut ini telah Olenka rangkum dari berbagai sumber mengenai riwayat kehidupan, pendidikan hingga karier Suharso Monoarfa pada Selasa (04/02/2025):

Kehidupan Pirbadi

Dr. (H.C.) Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A. lahir pada 31 Oktober 1954, di Gorontalo, Indonesia, dalam sebuah keluarga yang memiliki latar belakang pengusaha yang kuat. Pengaruh keluarga besarnya sangat besar dalam membentuk pandangan dan langkah-langkah kariernya.

Baca Juga: Mengenal Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, Sosok 'Ibu Kandung' Taksi Bluebird

Keluarga Monoarfa sendiri memiliki marga yang sangat dikenal luas di Gorontalo, dengan sejarah yang cukup mendalam, karena merupakan garis keturunan keluarga kerajaan yang berpengaruh di daerah tersebut. Hal ini menjadikan Suharso Monoarfa tumbuh dengan pemahaman yang sangat kuat tentang pentingnya kepemimpinan, tanggung jawab, dan keberhasilan dalam membangun usaha dan peran sosial.

Selain marga Monoarfa, beberapa marga terkenal lain di Gorontalo juga memiliki pengaruh besar di panggung nasional, seperti marga Gobel, Habibie, dan Uno. Keluarga dengan latar belakang seperti inilah yang mengajarkan Suharso pentingnya memadukan nilai-nilai tradisi dan pengetahuan dalam berbisnis serta berpolitik.

Suharso Monoarfa menjalani kehidupan pribadinya dengan dinamika yang cukup rumit, terutama terkait dengan perjalanan pernikahannya. Ia pertama kali menikah dengan Carolina Kaluku, namun hubungan mereka mengalami permasalahan besar yang berujung pada perceraian. Setelah melalui proses gugatan cerai yang dimulai pada 12 September 2011, pernikahan mereka resmi berakhir pada 2 Januari 2012.

Baca Juga: Mengenal Agnes Sukenty Niken Puspitarini, Dokter yang Sukses Meracik Jamu Kekinian Lewat Ing Pawon

Meskipun perpisahan ini merupakan bagian yang sulit dalam hidupnya, Suharso tidak lama kemudian melanjutkan hidupnya dengan menikah lagi. Ia menikahi Nurhayati Effendi, yang juga memiliki peran penting dalam kehidupannya baik sebagai pasangan hidup maupun sebagai bagian dari perjalanan karirnya. Dari pernikahan keduanya, Suharso dikaruniai dua orang anak, yaitu Andhika Monoarfa dan Raushanfikri Monoarfa, yang menjadi bagian penting dalam kehidupannya.

Riwayat Pendidikan

Dr. (H.C.) Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A. lahir dan dibesarkan di Malang, Jawa Timur, menjalani perjalanan pendidikan yang beragam dan mengarah pada pembentukan karirnya sebagai politisi dan pengusaha.

Suharso mengawali pendidikan dasarnya di SDN Tretes II, Malang pada tahun 1966. Di sana, ia mulai mengembangkan dasar pengetahuan yang penting untuk fase selanjutnya dalam hidupnya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan ke SMPN 3 Malang pada tahun 1969. Kemudian, Suharso melanjutkan pendidikannya ke SMAN 1 Malang pada tahun 1972, yang merupakan salah satu sekolah menengah atas terkemuka di kota tersebut.

Baca Juga: Mengenal Sosok Amran Sulaiman, Pengusaha Berdarah Bugis yang Masuk Daftar Menteri Terkaya di Kabinet Merah Putih

Setelah menyelesaikan SMA, Suharso melanjutkan pendidikan tinggi dengan memilih untuk mengembangkan minatnya dalam bidang geologi dan pertambangan. Ia masuk ke Akademi Geologi dan Pertambangan di Bandung pada tahun 1973. 

Namun, ketertarikan Suharso terhadap bidang perencanaan kota dan teknik sipil membuatnya melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia mengambil jurusan Planologi, yang memfokuskan pada pengembangan wilayah dan kota dengan pendekatan yang terencana dan sistematis. 

Ia menempuh pendidikan di ITB antara tahun 1974 hingga 1978. Pengalaman ini memberinya pemahaman yang kuat mengenai pentingnya perencanaan yang matang dalam pembangunan, sebuah pelajaran yang kelak banyak berpengaruh dalam karir politiknya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Fadel Muhammad, Politikus dan Akademisi di Dunia Industri

Setelah menekuni dunia profesional, Suharso memutuskan untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut. Pada tahun 1994, ia mengikuti program Executive Development Program (EDP) di University of Michigan, Amerika Serikat. 

Pendidikan yang dijalani Suharso Monoarfa memberikan kontribusi yang besar terhadap kesuksesannya dalam berkarir, baik di dunia politik, pemerintahan, maupun pengusaha. Pengalamannya di ITB dan University of Michigan membuka cakrawala pemikirannya terhadap pentingnya perencanaan yang matang dan pengelolaan yang sistematis dalam berbagai sektor.

Awal Karier di Dunia Penelitian

Setelah menempuh jenjang pendidikan, karier Suharso di dunia penelitian dimulai dengan terlibat dalam berbagai penelitian yang berfokus pada pengembangan dan perencanaan wilayah. Pada tahun 1976, ia menjadi Peneliti/Project Leader Master Plan Pengembangan Bandung Raya, sebuah penelitian yang dilakukan dengan Lembaga Bantuan ITB. Proyek ini menandai langkah awal Suharso dalam bidang perencanaan wilayah yang berkelanjutan.

Baca Juga: Mengenal Sosok Peter Sondakh, Konglomerat Indonesia Pendiri Rajawali Corpora

Tidak hanya itu, Suharso juga terlibat dalam berbagai proyek penelitian lainnya. Pada 1978 hingga 1980, ia menjabat sebagai Peneliti/Project Leader dalam penelitian tentang Survey Tingkat Kemiskinan dan Disparitas Pendapatan di beberapa Kota Besar di Pulau Jawa, yang dilakukan oleh BRM Bandung. Penelitian ini berfokus pada pemetaan masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat di kota-kota besar di Indonesia.

Selain itu, Suharso juga pernah terlibat dalam sejumlah proyek besar lainnya seperti Studi Kelayakan Pabrik Gula di Sulawesi Utara bersama Tando Consultant pada 1981, dan Pengembangan Listrik Masuk Desa melalui Kelayakan Pembangunan Mini Hydro Plant yang dikerjakan dengan BAPPENAS di NTB pada 1982. Semua pengalaman ini membentuk pandangannya yang mendalam mengenai pembangunan yang berbasis pada kebutuhan dan potensi lokal.

Langkah Menuju Dunia Bisnis

Pada 1979, Suharso memulai perjalanan kariernya di dunia bisnis dengan menjabat sebagai Direktur Penerbitan IQRA Bandung. Dalam peran ini, ia turut berperan dalam pengembangan sektor penerbitan, terutama untuk media yang berfokus pada pendidikan.

Baca Juga: Mengenal Aksa Mahmud, Anak Petani Pendiri Bosowa Corp yang Menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Tidak lama kemudian, pada tahun 1981, ia bergabung dengan PT First Nabel Supply (Gobel Group), dimana ia menjabat sebagai General Manager hingga 1982. Pengalaman ini memberinya pemahaman yang lebih luas mengenai dunia bisnis di sektor manufaktur dan distribusi.

Suharso juga memimpin berbagai perusahaan lain seperti Nusa Consultant, di mana ia menjabat sebagai Direktur antara tahun 1988 hingga 1991, dan Pemimpin Usaha Harian Majalah Mobil Motor dari 1991 hingga 2000. Dalam waktu yang bersamaan, ia menduduki berbagai posisi penting di perusahaan-perusahaan besar, termasuk sebagai Asisten Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama (1992-1994), Corporate Secretary PT Bukaka Teknik Utama (1994-1996), dan Direktur PT Bukaka Sembawang Systems (1995-1998).

Karier Suharso juga mencakup sejumlah posisi strategis di sektor telekomunikasi dan industri lainnya, seperti Direktur PT Bukaka Telekomindo International (1997-2000) dan Komisaris Utama PT Agro Utama Global (1999-2002).

Baca Juga: Mengenal Gideon Hartono, Pendiri Apotek K-24: Toko Obat yang Buka 24 Jam Pertama di Indonesia

Puncak Karier di Dunia Politik

Setelah mencapai puncak kesuksesan di dunia bisnis, Suharso mulai terjun ke dunia politik. Pada 2004, ia terpilih sebagai Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Gorontalo dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan menjabat hingga 2009. 

Pengalaman politiknya semakin berkembang saat ia dilantik sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 hingga 2011.

Selanjutnya, pada tahun 2015 hingga 2019, Suharso menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, posisi yang memberinya kesempatan untuk memberikan masukan penting bagi kebijakan pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Sosok Bos Jababeka: Setyono Djuandi Darmono

Pada 2019, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menggantikan posisi Romahurmuziy. Tak lama kemudian, pada 2020, Suharso terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP.

Mengutip laman resmi Presiden RI, puncak karier politik Suharso tercapai ketika ia dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas dalam Kabinet Indonesia Maju pada 2019 hingga sekarang. 

Dalam peran ini, ia bertanggung jawab untuk merancang perencanaan pembangunan yang strategis, yang berfokus pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Suharso Monoarfa menjadi salah satu tokoh politik yang memiliki kinerja yang berpengaruh dalam dunia pemerintahan Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan yang setara dan pengalaman yang luas, baik dalam dunia bisnis maupun politik, Suharso berperan penting dalam merumuskan berbagai kebijakan strategis yang berdampak langsung pada pembangunan negara.