Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Group, menjadi salah satu konglomerat paling sukses di Indonesia. Kekayaannya yang diperkirakan mencapai USD4,3 miliar menurut Forbes Real Time Billionaire Index pada tahun 2023 menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. 

Dato Sri Tahir lahir dengan nama asli Ang Tjoen Ming di Surabaya pada 26 Maret 1952. Ia berasal dari keluarga yang sederhana, dengan ayah yang bekerja sebagai juragan becak. Meski dibesarkan dalam keterbatasan, semangat pantang menyerah dan kecerdasan dalam berbisnis membawanya untuk menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

Tahir memulai karier bisnisnya pada tahun 1980-an. Awalnya, ia merintis usaha di bidang garmen dan tekstil sebelum akhirnya mendirikan Mayapada Group pada 1986, yang kini dikenal sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia. Sejak saat itu, bisnisnya berkembang pesat ke berbagai sektor, seperti perbankan, properti, kesehatan, hingga media.

Baca Juga: Berkenalan dengan Tahir Foundation, Mulai dari Pendidikan Hingga Bantuan Sosial

Sumber Kekayaan Dato Sri Tahir

Kekayaan fantastis yang dimiliki oleh Dato Sri Tahir tentu tidak datang begitu saja. Ia membangun kerajaan bisnisnya melalui berbagai sektor. Berikut adalah beberapa sumber utama kekayaan Dato Sri Tahir yang telah membawanya ke jajaran orang terkaya di Indonesia.

1. Properti

Sektor properti adalah salah satu sumber kekayaan utama Dato Sri Tahir. Melalui Maha Properti Indonesia dan perusahaan properti lainnya, ia memiliki berbagai aset properti di dalam negeri dan luar negeri, termasuk di Singapura. Bisnis properti yang dimiliki oleh Mayapada Group mencakup berbagai gedung dan pusat perbelanjaan, seperti Mayapada Tower 1 dan 2 yang terletak di Jakarta, serta berbagai proyek lainnya di luar negeri. 

Salah satu transaksi properti yang menarik perhatian adalah penjualan gedung ex Plaza Bali kepada Bank Mayapada senilai Rp1 triliun. Gedung ini sebelumnya telah disewa oleh Bank Mayapada sebagai kantor cabang, sehingga pembelian ini dianggap sebagai langkah strategis untuk lebih mengontrol aset yang selama ini disewakan.

Baca Juga: Dato Sri Tahir Ungkap Dua Motif Orang Kaya Lakukan Aksi Filantropi

2. Perbankan

Perbankan merupakan sektor yang sangat vital dalam keberhasilan Dato Sri Tahir. Melalui PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), yang didirikan pada tahun 1989, Dato' Sri Tahir berhasil menciptakan salah satu jaringan bank terbesar di Indonesia. Bank ini melayani berbagai produk perbankan, mulai dari perbankan umum hingga layanan valas dan devisa.

Pada tahun 2019, Bank Mayapada tercatat memperoleh laba bersih sebesar Rp528 miliar, meskipun di tahun berikutnya laba mereka mengalami penurunan menjadi Rp64 miliar. Namun, Bank Mayapada tetap menjadi salah satu pilar utama kekayaan Dato Sri Tahir, berkat jejaring cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sektor perbankan melalui PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) merupakan salah satu bisnis utama Dato Sri Tahir. Berdiri pada 1989 dan mulai terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1997. Bank ini adalah salah satu bank swasta terbesar di Indonesia dengan cabang yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. 

Baca Juga: Mengulik Filosofi Bisnis Dato Sri Tahir: Jadi Orang Baik dan Jujur Merupakan Syarat Mutlak Seorang Pebisnis

3. Jaringan Rumah Sakit

Selain properti dan perbankan, sektor kesehatan juga merupakan sumber kekayaan besar bagi Dato Sri Tahir. Melalui Mayapada Healthcare, Dato Sri Tahir mengembangkan jaringan rumah sakit yang kini tersebar di beberapa kota besar Indonesia. Salah satu perusahaan yang mengelola jaringan rumah sakit tersebut adalah Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang memiliki rumah sakit Mayapada Hospital. Rumah sakit ini terkenal dengan fasilitas medis yang canggih dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Mayapada Healthcare juga dikenal dengan komitmennya dalam memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Sektor ini tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap kekayaan Dato Sri Tahir, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

4. Media dan Ritel

Selain sektor keuangan dan kesehatan, Dato Sri Tahir juga berinvestasi dalam sektor media dan ritel, yang turut memperbesar pundi-pundi kekayaannya. Salah satu investasi utamanya adalah Forbes Indonesia, di mana ia memiliki lisensi penerbitan majalah Forbes di Indonesia. Forbes Indonesia dikenal luas sebagai salah satu majalah bisnis terkemuka di dunia yang melaporkan kisah sukses dan profil para pengusaha dan tokoh penting dunia.

Baca Juga: Dato Sri Tahir Ungkap Alasan Orang Indonesia Banyak Berobat ke Singapura dan Malaysia

Selain itu, Dato Sri Tahir juga memiliki kemitraan dengan Duty Free Shoppers (DFS), yang merupakan anak perusahaan dari konglomerat barang mewah LVMH. Bisnis ini mengkhususkan diri dalam penjualan barang-barang mewah di kawasan bebas pajak, yang memberi Dato Sri Tahir peluang untuk mengembangkan usaha di sektor ritel barang-barang mewah.

5. Dewan Pertimbangan Presiden

Selain bisnis-bisnisnya yang sangat besar, Dato Sri Tahir juga dikenal karena perannya dalam berbagai sektor non-komersial. Sumber kekayaan Dato Sri Tahir juga tidak hanya datang dari bisnisnya, tetapi juga dari peran penting yang ia jalankan di dunia politik dan pemerintahan. 

Ia menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), yang merupakan lembaga negara yang memberikan nasihat kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan keamanan.

Posisi ini memberinya pengaruh besar dalam pembuatan kebijakan strategis negara, yang tentunya membuka peluang untuk membangun hubungan bisnis yang lebih luas dan mendalam dengan pemerintah.

Meskipun peran ini tidak secara langsung menghasilkan uang, namun ia memberikan nilai tambah dalam membangun kredibilitas dan jaringan bisnis Dato Sri Tahir di tingkat nasional dan internasional.

Baca Juga: Kisah Dato Sri Tahir Tolak Tawaran Mochtar Riady

Perusahaan-perusahaan Milik Dato Sri Tahir

Mayapada Group adalah induk dari berbagai perusahaan besar yang dikelola oleh Dato Sri Tahir. Berikut adalah beberapa perusahaan yang bernaung di bawah grup ini:

  1. Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ) - Mengelola jaringan rumah sakit Mayapada yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.
  2. PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) - Salah satu bank terbesar di Indonesia yang bergerak di sektor perbankan umum dan devisa.
  3. PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) - Perusahaan properti yang mengelola sejumlah proyek pembangunan besar, termasuk gedung-gedung dan perumahan.
  4. PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) - Perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata dan perjalanan, dengan fokus pada layanan penjualan tiket pesawat, hotel, dan wisata.

Kekayaan yang Melesat

Berdasarkan laporan Forbes 2023, kekayaan Dato Sri Tahir tercatat mencapai USD 4,4 miliar, atau sekitar Rp66 triliun (kurs Rp14.993 per USD), sebuah angka yang menunjukkan lonjakan signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar USD 2,6 miliar. Kenaikan ini sebagian besar berasal dari pertumbuhan pesat yang dialami oleh Mayapada Group, terutama di sektor properti dan keuangan.

Baca Juga: Pelajaran Dato Sri Tahir Soal Pasang Surut Bisnis: Tak Ada yang Dapat Kalahkan Kekuatan Ilahi

Kekayaan Dato Sri Tahir menjadi hasil dari perjalanan panjang dan usahanya dalam membangun Mayapada Group, yang kini mencakup berbagai sektor mulai dari perbankan, properti, media, hingga kesehatan. Bisnis yang dijalankannya telah mendominasi pasar di Indonesia, dan dengan kekayaan yang terus bertumbuh, ia menjadi salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Tanah Air. 

Dato Sri Tahir bukan hanya seorang konglomerat, tetapi juga seorang dermawan yang sering terlibat dalam kegiatan filantropi melalui Tahir Foundation untuk mendukung sektor kesehatan, pendidikan, dan reformasi hukum.