Pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir mengaku kesuksesan konglomerasi bisnis yang ia bangun merupakan salah satu pembuktian yang ditujukkan untuk ayah mertuanya Mochtar Riady yang merupakan founder konglomerasi bisnis Lippo Group.
Tahir membuktikan diri bahwa ia juga bisa bisa membangun sebuah kerajaan bisnis yang bahkan jauh lebih sukses melampaui Lippo Group.
Baca Juga: Wujud Nyata Kecintaan Dato Sri Tahir terhadap Belajar dan Membaca Buku
Itu ia lakukan lantaran sang ayah mertua yang terang-terangan melarangnya bergabung dan bekerja di perusahaan-perusahaan Lippo Group setelah menikahi salah satu putri Mochtar Riady, Rosy Riady.
“Waktu saya pertama nikah dengan keluarga Lippo Group, saya diperingati oleh mertua saya, Anda tidak boleh kerja di perusahaan saya. Anda tahu apa yang saya jawab? Saya bilang, satu hari saya akan melewati kamu. Saya bicara ke mertua,” kata Tahir dilansir Olenka.id Kamis (31/7/2025).
Harus diakui, Tahir ketika menikahi Rosy dirinya masih belum memiliki kekayaan, ia memang sudah terjun mengurusi usaha keluarga namun dibandingkan dengan keluarga Lippo Group tak ada apa-apanya. Kondisi ekonomi yang seperti ini ditambah lagi omongan tak mengenakan dari keluarga Lippo jelas membuatnya sangat minder, tapi Tahir tak berkecil hati apalagi putus asa. Justru itu yang melecut semangatnya.
“Karena saya orang tidak punya, saya minder. Karena minder, saya berubah menjadi sebuah motor kekuatan. Bahwa I really want to be good,” tegasnya.
“Minggu pertama saya nikah, saya sudah bilang kepadanya (Mochtar Riady). Saya bilang, satu hari, I will be better than you. Dan itu saya prove to be,” tambahnya.
Tahir benar-benar membuktikan pernyataannya, ia bekerja keras yang dibarengi dengan penerapan disiplin yang super ketat. Hasilnya ia sukses membuat gurita bisnis lewat Mayapada Group yang saat ini telah masuk di berbagai lini. Tahir berhasil berdiri sebagai komputer dari ayah mertuanya sendiri.
Baca Juga: Kelakar Sang Profesor di Tengah Ujian Doktor Dato Sri Tahir
Bagi Tahir, menggantungkan mimpi di antara bintang-bintang adalah keharusan, namun impian setinggi langit itu mesti dibarengi dengan kegigihan. Tanpa kerja keras impian tersebut hanyalah kemustahilan, ia tetaplah mimpi yang hanya berputar di angan-angan yang tak bisa direalisasikan menjadi kenyataan.
“Maka itu, jadilah anak muda yang multidisiplin. Bukan cukup disiplin, super disiplin,” pungkas Tahir.