Indonesia telah resmi menjadi bagian dari BRICS, organisasi yang terdiri dari negara-negara dengan ekonomi berkembang, seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan per Senin (06/01/2025). Bergabungnya Indonesia ke BRICS diketahui dari pengumuman Pemerintah Brasil.

Tentu, langkah ini membawa sejumlah keuntungan strategis sekaligus tantangan yang perlu dikelola dengan bijak. Apa saja? Berikut detail penjelasannya:

Keuntungan Bergabung dengan BRICS

Connie Bakrie, seorang pengamat politik, menyoroti beberapa manfaat utama yang dapat diraih Indonesia dari keanggotaannya dalam BRICS. Pertama, akses Indonesia akan lebih besar untuk mendapatkan dana dari New Development Bank (NDB).

"Dana ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan proyek strategis lainnya di Indonesia," ujarnya dalam sebuah video yang dikutip Olenka pada Sabtu (11/01/2025).

Baca Juga: Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS

Selain itu, keanggotaan BRICS memungkinkan diversifikasi perdagangan Indonesia. BRICS membuka peluang untuk memperluas pasar ekspor dan mengurangi ketergantungan pada mitra dagang tradisional. Promosi mata uang lokal juga menjadi salah satu keuntungan signifikan.

"Promosi mata uang lokal sangat penting, karena ini dapat memperkuat kemandirian ekonomi kita," tambahnya.

Dukungan terhadap modernisasi dan pembangunan juga diharapkan meningkat. Connie menjelaskan, dengan BRICS, Indonesia bisa mendorong cita-cita multipolaritas dan mewujudkan kemitraan sumber daya alam yang lebih baik. Langkah ini tentunya dapat meningkatkan peran strategis Indonesia di panggung global.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Namun, di balik keuntungan yang disebutkan tadi, bergabung dengan BRICS juga membawa sejumlah tantangan. Connie menegaskan bahwa Indonesia sebaiknya tidak terlalu bergantung pada Cina. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan ekonomi Indonesia.

Selain itu, risiko geopolitik yang mungkin muncul harus diukur dan dikelola dengan hati-hati. "Kalau kita bergabung dengan BRICS, apa sih risiko geopolitiknya?" tanyanya.

Baca Juga: Apa Untungnya Indonesia Gabung BRICS?

Lebih lanjut, Indonesia juga menghadapi keterbatasan institusional dan struktural di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah harus membangun fondasi yang kuat untuk memastikan bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan ini. Tantangan koordinasi antar-lembaga juga menjadi pekerjaan rumah besar.

"Kita mesti bantu supaya itu bisa terwujud," tambahnya.

Tak hanya itu,tantangan lain adalah perdagangan dengan mata uang lokal. Upaya ini memerlukan dukungan kebijakan yang solid dan kerja sama erat antara pemerintah dan sektor swasta.

Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Semakin Mudah Dicapai Setelah Indonesia Gabung BRICS

Kendati demikian, Connie tetap optimis dan percaya bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengatasi semua tantangan ini. "Kalau ada negara seperti Rusia yang bisa dihajar demikian parah dari segala faktor tapi tetap survive, masa kita tidak bisa?" ujarnya. Dengan semangat optimisme, Connie menutup, "Kalau kita yakin, harusnya kita bisa."