Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, merespons hal yang banyak ditanyakan publik, yakni apa untungnya Indonesia bergabung dengan BRICS? Perihal itu, Luhut menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia di dalam BRICS dilandasi oleh prinsip saling menguntungkan antaranggota. 

Dalam sebuah kesempatan, Luhut juga mengatakan bahwa bergabung ke BRICS bukan berarti Indonesia memihak salah satu blok. Bagi Luhut, Indonesia tak perlu berpihak pada negara apa pun, sebab Indonesia bisa menentukan kemauan dan tujuan sendiri.

"Saya kira sangat penting dipahami bahwa Indonesia tidak perlu berpihak ke mana-mana, Indonesia harus menentukan maunya sendiri," tegas Luhut dilansir Olenka pada Kamis, 23 Januari 2025.

Baca Juga: Keuntungan dan Tantangan Indonesia Bergabung dengan BRICS

Ia menambahkan, Indonesia juga tak perlu mengkhawatirkan pihak atau negara yang merasa keberatan dengan pilihan Indonesia bergabung ke BRICS, termasuk Amerika Serikat. Luhut menilai, pilihan itu sepenuhnya ada di tangan Indonesia.

"Ada satu (negara) saya katakan, 'kalian gak bantu kami, tapi kami mau ke sini (BRICS), kalian marah. Kami kan harus survive, don't blame us, blame your policy'," tegas Luhut.

Hal lain yang menjadi pertimbangan Luhut dalam hal ini adalah, Indonesia memiliki hak untuk bekerja sama dalam perdagangan internasional dengan negara mana pun, tanpa ada tekanan dari pihak lain.

"Saya sampai pada kesimpulan, tidak ada negara maju yang ingin negara berkembang menjadi negara maju. Jadi we have to survive," tutupnya.