Literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan, khususnya untuk sektor asuransi. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi dan inklusi sektor asuransi berada di level 31,7% dan 16,6%. Demi meningkatkan kedua hal tersebut, dibutuhkan upaya dan kerja sama berbagai pihak.
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) pun mengakui pentingnya peningkatan literasi dan inklusi asuransi di Indonesia. Karin Zulkarnaen selaku Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia menerangkan bahwa upaya peningkatan literasi keuangan merupakan kewajiban bagi pihaknya sebagai salah satu stakeholder di bidang tersebut.
Baca Juga: Manfaatkan Permainan Digital, Kuasai Literasi Keuangan dengan Cara Menyenangkan
"Kami sudah secara aktif melakukan financial literacy pada segala segmen. Di tahun 2023 saja, sudah dilakukan program dengan penerima manfaat sekitar 13,5 juta orang se-Indonesia. Sejak tahun 2003, sudah ada lebih 77 juta peserta. Segala program yang sudah dilakukan pasti akan dilanjutkan di tahun ini karena itu adalah kewajiban," terangnya, di Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Karin lantas merinci beragam program yang sudah dilakukan. Menurutnya, Prudential Indonesia sudah memiliki program yang khusus ditujukan untuk meningkatkan literasi keuangan bagi anak-anak sekolah dasar (SD). Program yang dimaksud adalah program chacing, yakni program berupa games online maupun kurikulum yang dilakukan oleh guru SD di sekolahnya.
"Sejauh ini, kami sudah berkolaborasi dengan lebih dari 15 ribu guru, menjangkau sekitar 470 ribu anak-anak usia SD. Yang kedua, untuk ibu-ibu dan juga mahasiswa. Dengan berbagai segmen ini, kami terus membuatkan program-program literasi. Namun, kami tahu, ikut sekali tidak cukup, tidak hanya financial literacy, juga insurance literacy, dan yang lebih penting lagi adalah akses ke produk," jelasnya.
Oleh karena itu, selain membuat program literasi finansial di atas, Prudential Indonesia memperkuat literasi keuangan masyarakat Indonesia lewat agen yang dimilikinya. "Agen merupakan salah satu langkah meningkatkan literasi keuangan di Indonesia karena dengan makin banyaknya agen, makin besar akses informasi, sehingga makin memudahkan masyakarat membeli produk asuransi," tekannya.
Karin menjelaskan, agen memegang peran besar dalam pemasaran produk asuransi Prudential Indonesia. Dari riset yang dilakukan oleh Prudential Indonesia, masyarakat disebut tetap ingin bertemu agen supaya mendapat penjelasan yang jelas mengenai produk yang akan dibelinya.
"Peranan tenaga pemasar masih sangat penting, terutama untuk first time buyer. Agen kami tahun lalu sekitar 130 ribu orang. Kami pasti menambah jumlah agen, tapi kami tidak memiliki target. Kami memprioritaskan pemerataan agen di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia sangat butuh tenaga pemasar," tegasnya.