SCG menyampaikan berbagai langkah inisiatif mewujudkan masyarakat net zero (net zero society) pada diskusi panel Sustainability Week Asia yang diselenggarakan oleh The Economist di Bangkok, Thailand pada 12 Maret 2024. President & CEO SCG, Thammasak Sethaudom, menekankan pemanfaatan keunggulan bangsa-bangsa yang digabungkan dengan kekuatan teknologi untuk mengatasi tantangan energi bersih dan mengembangkan inovasi hijau untuk mewujudkan perubahan berkelanjutan yang inklusif. Thammasak mengadopsi pendekatan “Passion for Inclusive Green Growth” pada kepemimpinannya, memproyeksikan terciptanya Masyarakat Net Zero melalui pertumbuhan industri dan inovasi hijau, sejalan dengan landasan operasi “ESG 4 Plus” di SCG.

Telah menjadi fokus kolektif global untuk mencapai keseimbangan antara penekanan emisi karbon dan perkembangan ekonomi yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan bersama. Thammasak Sethaudom, President & CEO SCG, menjadi salah satu pembicara ahli di sesi diskusi panel bertajuk “Achieving Net Zero: Matching Ambition with Action” yang menjadi salah satu bagian dari rangkaian Sustainability Week Asia ke-3 di The Athenee Hotel, Bangkok, Thailand.

Baca Juga: SCG Bidik 67% Penjualan dari Inovasi Hijau pada Tahun 2030

Thammasak memaparkan, SCG sebagai entitas industri besar yang mengonsumsi energi secara signifikan, harus mentransformasi proses manufakturnya untuk mencapai tujuan Net Zero 2050. Kini, melalui unit bisnis SCG Cement and Green Solutions, pihaknya telah mengembangkan Semen Rendah Karbon (Low-carbon Cement), yang melalui inovasi material terbaru dan teknologi produksi terdepan, berhasil menciptakan campuran semen yang dikembangkan secara khusus oleh SCG.

"Generasi pertama Semen Rendah Karbon ini kami proyeksikan dapat berperan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 10%. Tahun ini, kami bersiap untuk meluncurkan generasi kedua Semen Rendah Karbon, yang akan mengurangi emisi karbon tambahan sebesar 5% dari generasi pertama dan akan terus mengembangkan generasi-generasi berikutnya dalam upaya menekan emisi karbon dengan kapasitas yang lebih besar," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 Maret 2024.

Berkaitan dengan tantangan yang dihadapi dalam upaya mentransformasi bisnis menuju Masyarakat Rendah Karbon, Thammasak menyoroti masalah yang timbul dari akses ke energi bersih. Misalnya, untuk segera beralih ke proses produksi rendah karbon, pemain bisnis harus menemukan sumber energi bersih yang terjangkau, mudah diakses, dan bervariasi berdasarkan daerah untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik.

Thammasak menjelaskan, teknologi memainkan peran penting dalam transisi ke energi bersih. Penting untuk mengintegrasikan teknologi dengan keunggulan setiap area atau wilayah. Sebagai contoh, Thailand, sebagai negara pertanian, dapat mengubah limbah pertanian, seperti daun tebu, jerami padi, dan cangkang jagung, menjadi bahan bakar biomassa. Sumber energi terbarukan ini dapat menggantikan bahan bakar fosil dan membantu mengurangi emisi karbon dioksida sambil mengendalikan biaya secara efektif. Oleh karena itu, SCG mempercepat pemanfaatan penuh bahan bakar biomassa.

"Selain itu, produk pertanian juga dapat dikembangkan menjadi inovasi hijau, seperti bioplastik, yang sangat diminati di pasar global. Langkah ini akan membantu kami memajukan bisnis dan ekonomi bersama masyarakat Net Zero lebih cepat. Organisasi harus berinvestasi dan berkolaborasi dalam pengembangan teknologi dengan semua sektor," lanjut Thammasak.

Sustainability Week Asia, diselenggarakan tahunan oleh The Economist, menghubungkan lebih dari 4.000 pemimpin keberlanjutan dalam menjelajahi solusi atas isu-isu mendesak, seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan bisnis berkelanjutan. Bertema “Achieving Climate Targets, Faster”, Sustainability Week Asia ke-3 ini diselenggarakan untuk bertukar ide, pandangan mendalam, dan solusi praktis untuk mitigasi perubahan iklim dan transfer teknologi oleh negara-negara berekonomi maju, dihadiri oleh pemimpin industri, pembuat kebijakan, ahli ilmiah, organisasi internasional, organisasi non-profit dan non-pemerintah di seluruh Asia, serta lebih dari 2.000 peserta bergabung secara daring.

Thammasak Sethaudom, President & Chief Executive Officer SCG yang resmi menjabat pada 1 Januari 2024, telah mengumumkan arah dan tujuan bisnis SCG di bawah kepemimpinannya, yakni konsep “Passion for Inclusive Green Growth”; kondisi terciptanya Masyarakat Net Zero (Net Zero Society) dengan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui inovasi hijau. Empat penggerak utama yang akan mendorong SCG mewujudkan hal ini meliputi: (1) Organisasi yang Adaptif, (2) Inovasi Hijau, (3) Organisasi dengan Beragam Kemungkinan, dan (4) Masyarakat Inklusif.

Konsep “Passion for Inclusive Green Growth” sejalan dengan landasan operasi “ESG 4 Plus” di SCG, yakni prinsip bisnis yang dipersonalisasi dari kerangka kerja ESG (Environmental, Social, dan Governance) global. ESG 4 Plus terdiri dari empat komitmen utama; Mencapai Nol Bersih Emisi per Tahun 2050 (Set Net Zero), Mewujudkan Industri Hijau (Go Green), Menekan Kesenjangan Sosial (Reduce Inequality), dan Merangkul Kolaborasi (Embrace Collaboration), dengan Keadilan dan Transparansi di setiap operasi (Plus).

“Kami siap untuk mendorong keberlanjutan di Asia dan di seluruh dunia, dalam upaya mewujudkan pertumbuhan Masyarakat Net Zero yang berkelanjutan dengan inovasi hijau, tanpa meninggalkan siapa pun. bertujuan untuk mendorong pertumbuhan masyarakat Net Zero yang berkelanjutan dengan inovasi hijau, tanpa meninggalkan siapa pun,” tutup Thammasak.