Sebagai salah satu tokoh penting di balik kesuksesan konglomerasi Orang Tua Group, Hamid Djojonegoro dikenal bukan hanya karena kejeniusannya dalam bisnis, tetapi juga karena falsafah hidup yang membumi.
Dalam sebuah kesempatan, Hamid menekankan bahwa kekayaan sejati tak selalu ditunjukkan lewat penampilan luar, melainkan dari nilai, pergaulan, dan gaya hidup yang berkesadaran.
“Orang paling kaya di seluruh bumi pun, ketika mereka jalan, Anda jangan pikir dia itu orang biasa,” ungkap Hamid, dikutip Olenka, Senin (5/5/2025).
Lebih lanjut, Hamid menceritakan pengalamannya saat dirinya baru saja kembali dari perjalanan menggunakan kapal pesiar (cruise), di mana ia berkesempatan bertemu dengan tokoh-tokoh penting dunia, seperti mantan Perdana Menteri Filipina hingga pemilik perusahaan teknologi yang masuk jajaran lima besar di Silicon Valley.
“Saya baru keluar dari cruise.Saya berteman sama siapa?Bekas Perdana Menteri dari Filipina. Ada juga pemilik perusahaan nomor 5 paling besar di Silicon Valley,” tutur Hamid.
“Kalau dia udah bilang nomor 5 paling besar di Silicon Valley, berarti apa tuh?Dia 5 atau 10 besar di seluruh muka bumi ini. Kita nggak lihat tuh dari pakaiannya,” lanjut Hamid.
Hamid lantas menyoroti bagaimana saat ini banyak orang salah kaprah menilai seseorang dari luarnya. Penampilan, menurutnya, tidak selalu mencerminkan status atau pencapaian seseorang.
Bahkan dirinya pun mengakui, jam tangan yang ia kenakan kerap dianggap biasa saja oleh orang lain.
Baca Juga: Hamid Djojonegoro Beber Tipe Orang yang Tak Pantas Diangkat Menjadi Bos
“Anda jangan lihat lho arloji atau jam ini. Arloji ini kalau abang saya bilang, lu mah ini kayak jam pegawai punya. Tapi arloji ini sangat berguna buat saya,” ujar Hamid.
Diakuinya, bukan sekadar penunjuk waktu, jam tangan yang ia kenakan memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatannya. Dimana, ia mengikuti target aktivitas harian dari jam tersebut.
Mulai dari jumlah langkah hingga jumlah anak tangga yang perlu ia naiki tiap hari, yang sebagai bagian besar merupakan dari rutinitas sehatnya sehari-hari.
“Saya ikuti jam ini.Karena dia yang membuat saya punya stamina. Karena apa? Jam ini yang mengingatkan saya satu hari mesti melangkah berapa kali, satu hari mesti naik tangga berapa kali, dan seterusnya, habis itu saya baru sehat lagi,” terang Hamid.
Dari pernyataan itu, terlihat jelas bahwa bagi Hamid teknologi dipakai bukan demi gaya, melainkan demi fungsi.
“You pakai itu bukan karena kelihatan milenial, tapi karena you tahu arloji ini dwifungsi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Hamid pun mengajak masyarakat untuk menilai orang dari substansi, bukan dari permukaan.
“Bahwa yang paling penting bukan tampilan, tapi kebijaksanaan dalam menjalani hidup,” tandasnya.
Baca Juga: Hamid Djojonegoro Ajak Anak Muda Keluar dari Zona Nyaman dan Jajal Hal Baru