Menurut Kevin, partisipasi AICA bukan hanya tentang menampilkan produk, melainkan juga membuka dialog baru antarprofesi kreatif.

Kevin menilai, dunia fashion yang dinamis dan cepat dalam menciptakan tren memberi peluang bagi desainer interior untuk belajar dari ritme dan ekspresi visual yang lebih bebas.

“Dunia fashion itu lebih cepat dalam membuat satu tren dan gaya. Akhirnya kami berpikir, antara penerima tren fashion dan pelaku desain interior bisa saling bekerja sama, saling memperkaya satu sama lain dari sisi visual maupun emosional,” jelas Kevin.

Kolaborasi ini juga diapresiasi oleh Ranu Scarvia, Ketua HDII DKI Jakarta, yang menilai langkah AICA sebagai bentuk keberanian untuk memperluas makna desain.

“AICA menunjukkan bahwa material tidak hanya mendukung fungsi ruang, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi visual yang membentuk karakter dan gaya,” ungkap Ranu.

Menurut Ranu, kerja sama antara desainer interior dan fashion designer membuka perspektif baru tentang fungsi estetika, bagaimana material yang biasa digunakan di ruang fisik bisa diterjemahkan menjadi bagian dari ekspresi artistik di atas panggung mode.

Kehadiran AICA di JFW 2026 ini sekaligus memperkuat posisinya sebagai brand material premium yang relevan dengan tren global dan nilai keberlanjutan.

Dengan teknologi dan standar Jepang, AICA terus berinovasi menghadirkan produk tahan lama, higienis, dan ramah lingkungan, menjawab kebutuhan pasar modern yang menuntut keseimbangan antara estetika dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

“Kami ingin menegaskan pandangan bahwa desain material dapat mendefinisikan gaya. Melalui platform seperti Jakarta Fashion Week, kami berharap dapat memperluas dialog antara industri interior, arsitektur, dan fashion, serta menginspirasi desainer muda untuk berkolaborasi lintas disiplin,” tutup Kevin.

Baca Juga: Vespa Hadirkan Vespa The Empty Space di Milan Fashion Week