Salah satu nama novelis perempuan di Indonesia yang dikenal luas oleh masyarakat saat ini adalah Ayu Utami. Namanya terus menjadi sorotan setelan novel pertamanya yang berjudul Saman terbit di tahun 1998. Kesuksesan Saman lalu dilanjutkan oleh novel Larung yang terbit tiga tahun setelahnya (2001).
Profil Ayu Utama
Perempuan bernama lengkap Justina Ayu Utami ini lahir di Bogor, Jawa Barat pada 21 November 1968. Orang tuanya bernama Johanes Hadi Sutaryo dan Bernadeta Suhartina.
Baca Juga: Mengenal Aurora Sri Rahayu, Perempuan di Balik Ayam Goreng Legendaris Jogja ‘Olive Fried Chicken’
Ayu lulus dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1994) dengan mengambil jurusan S-1 Sastra Rusia. Ia juga pernah bersekolah di Advanced Journalism, Thomson Foundation, Cardiff, UK (1995) serta Asian Leadership Fellow Program, Tokyo, Japan (1999). Awalnya, Ayu berkarier sebagai jurnalis.
Ayu Utami pernah bekerja sebagai wartawan Matra, Forum Keadilan, dan D & R. Dia juga aktif menulis kolom mingguan “Sketsa” di harian Berita Buana selama tahun 1991. Dia merupakan salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang kala itu menentang pembredelan sejumlah surat kabar, seperti Tempo, Editor, dan Detik.
Jatuh Cinta dengan Sastra
Novel pertamanya yang berjudul Saman (1998) langsung melambungkan nama Ayu Utami di dunia sastra Indonesia. Novelnya menyabet penghargaan sebagai Pemenang Sayembara Penulisan Roman Terbaik Dewan Kesenian Jakarta tahun 1998. Selain itu, Saman juga meraih penghargaan Prince Claus Award dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, pada tahun 2000.
Novel lain yang berhasil ditulis oleh Ayu Utami, antara lain, adalah Larung (2001), Bilangan Fu (2008), serta Manjali dan Cakrabirawa (2010). Lewat Bilangan Fu, Ayu mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2008. Di tahun 2014, dia ikut terlibat dalam pendirian Komunitas Utan Kayu, sebuah pusat kegiatan seni, pemikiran, dan kebebasan informasi, sebagai kurator.