SMA (Sekolah Menengah Atas) adalah tingkatan terakhir pendidikan menengah yang harus ditempuh siswa sebelum memasuki jenjang pendidikan tinggi. Dan, di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis informasi menjadi landasan yang harus dimiliki pelajar SMA.

Namun, menurut hasil Rapor Pendidikan Indonesia 2023 yang dirilis Kemendikbudristek, tercatat bahwa pada jenjang SMA sederajat terjadi penurunan kemampuan literasi sebesar 4,59 persen.

Adapun, pada penilaian tahun sebelumnya, kemampuan literasi jenjang SMA sebanyak 53,85 persen siswa mencapai kompetensi minimum, sedangkan di tahun 2023 lalu hanya 49,26 persen. Karenanya, penting bagi sekolah tingkat SMA untuk menerapkan program literasi yang efektif guna meningkatkan minat baca dan kemampuan berpikir kritis siswa. 

Program literasi yang efektif di sekolah tingkat SMA dapat membantu meningkatkan minat baca dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan membangun budaya literasi, mengintegrasikan literasi dalam kurikulum, dan membimbing siswa dalam membaca dan berpikir kritis, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memajukan siswa. Dengan evaluasi yang teratur, program literasi dapat terus ditingkatkan guna memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa dalam menghadapi.

Adapun, untuk membangun budaya literasi yang positif di sekolah dan meningkatkan minat baca di kalangan pelajar SMA, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun pemerintah. Apa saja kira-kira? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Gerakan Literasi di Tanah Air, Seperti Apa?

1. Menghadirkan Lingkungan Fisik Ramah Literasi

Sekolah harus mendukung pengembangan budaya literasi siswa salah satunya dengan menghadirkan lingkungan fisik ramah literasi. Seperti, mendukung pengembangan budaya literasi siswa dengan memajang karya-karyanya di seluruh area sekolah. Selain itu, para siswa pun dapat mengakses buku dan bahan bacaan di semua area kelas, kantor, dan area lain di sekolah.

2. Membiasakan Membaca 10-15 Menit Sebelum KBM

Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan/atau guru membacakan buku dengan nyaring selama 10-15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM).

Dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru bisa memberikan kesempatan untuk siswa membaca buku terkait materi pelajaran yang akan dibahas. Dengan demikian siswa akan memiliki gambaran materi pelajaran yang akan mereka dapatkan, sehingga KBM berjalan optimal.

Baca Juga: Bangkitkan Minat Baca Generasi Z dengan Literasi Digital, Gimana Caranya?