Jahja Setiaatmadja dikenal sebagai pemimpin bertangan dingin dengan pengalaman belasan tahun menjadi Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA). Dengan kepemimpinan Jahja, BCA menjelma sebagai bank swasta terbesar di Indonesia dengan pelayanan yang diakui unggul oleh publik.

Bicara soal kepemimpinan, Jahja Setiaatmadja memiliki pandangan tersendiri soal gaya memimpin. Sosok yang kini menjadi Presiden Komisaris BCA ini memilih pendekatan servant leadership saat memimpin di BCA. Servant leadership berarti memimpin yang melayani.

"Servant leadership itu adalah (menekankan pada) pelayanan. Saya belajar memimpin dengan hati, artinya saya sebagai leader bukan lagi panglima perang yang menghajar musuh pertama," tegas Jahja dilansir Olenka pada Kamis, 21 Agustus 2025.

Baca Juga: Jahja Setiaatmadja Lepas 1 Juta Saham BCA, Ini Tujuannya

Ia menambahkan, pemimpin harus melayani semua stakeholder yakni customer, anggota tim, hingga pemegang saham dan business owner. Dalam melayani anggota tim, seorang leader tidak melulu berada di barisan paling depan tetapi juga perlu mundur ke barisan tengah dan belakang.

Jahja meyakini, tidak semua anggota tim memiliki karakteristik kekuatan yang seragam. Dalam beberapa kasus ada anggota tim yang perlu dibantu oleh pemimpin.

"Di depan itu memang leader sebagai ujung tombak, harus memimpin pasukan. Tapi jangan lupa, pasukan kita itu tidak semuanya orang yang kuat dan super. Jadi leader harus menarik diri ke agak belakang dan tengah melihat anggota mana yang perlu kita salung menopang," tambah Jahja.

Begitu juga dalam konteks divisi atau unit usaha. Ada beberapa divisi di dalam organisasi yang membutuhkan perhatian sang pemimpin. Kemudian ada beberapa unit usaha yang perlu mendapatkan dukungan sang pemimpin.