Sampah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi lingkungan saat ini. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan konsumsi, masalah ini semakin mendesak untuk ditangani. Salah satu solusi yang efektif adalah menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan memilah sampah menjadi tiga jenis yaitu organik, anorganik, dan berbahaya.
Jessica Halim, selaku Co-Founder of Demibumi, mengatakan, dalam menjaga lingkungan yang bersih bisa dimulai dari hal-hal simple. Seperti, langkah apa yang bisa kita lakukan agar tidak terbebani, dan melakukan tips sederhana apa saja yang bisa lebih menyenangkan untuk kita lakukan dalam membenahi masalah sampah ini.
Dengan pengelolaan yang baik, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Dalam hal ini, Jessica memaparkan lebih lanjut tentang pengolahan limbah rumah tangga yang baik dan benar. Berikut adalah beberapa langkah efektif cara mengolah dan mengatasi limbah rumah tangga.
Memilah Limbah
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilah limbah menjadi lima kategori yaitu dengan memisahkan antara kertas, plastik, organik, kaca kaleng, dan elektronik menggunakan kode yang tertera di tempat sampahnya.
Selanjutnya, pemilahan lebih besar lagi dilakukan dengan membuat tempat terpisah antara plastik sachet dan plastik botol dengan sumber yang tetap dijadikan satu.
Dengan pemilahan yang tepat, setiap jenis limbah dapat dikelola dengan cara yang sesuai. Sehingga ketika diantar ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan membantu petugas kebersihan serta dapat mengurangi jumlah sampah yang kian menumpuk di sana.
Selain membuat tempat sampah lebih bersih, hasil pemilahan yang sudah dikategorikan, berupa sampah yang memiliki nilai tinggi dapat dijadikan penghasilan uang dengan menjualnya ke lapak.
Baca Juga: Jadi perhatian Dunia, Jumlah Sampah Pangan di Indonesia Mengkhawatirkan
Pengolahan Limbah Organik
Mengolah organik menjadi komposter menjadi salah satu kebijakan yang paling bermanfaat dalam memberdayakan sampah organik. Cara megelolanya ialah dengan mengumpulkan limbah organik di tempat terpisah seperti cangkang telur, kalsium, pisang untuk potasium. Setelah itu limbah organik bisa dimasukkan ke dalam wadah kompos.
Hal utama yang perlu diketahui adalah limbah organik harus dicampurkan dengan bahan kering seperti daun kering atau serbuk gergaji untuk mempercepat proses penguraian.
Selain itu, membuat biopori menjadi langkah lain yang lebih efektif karena pengumpulan daun serta sampah kering lainnya akan terendap di dalam biopori tersebut. Hal ini dapat memaksimalkan pencemaran sampah ke tanah dan juga mempercepat proses pemilahan sampah.
Baca Juga: Gandeng Waste4Change, Perusahaan Kosmetik Korsel Ini Bersihkan Sampah Sungai Citarum
Selanjutnya, pengolahan limbah organik dapat dilakukan dengan membuat fermentasi dari kulit buah dan sayur, menjadi ekoenzim. Pembuatan ekoenzim ini guna membantu bakteri menguraikan polutan secara alami, dan dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Daur Ulang Limbah Anorganik
Langkah awal daur ulang limbah anorganik adalah harus dengan dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu setelah pemakaian. Sehingga sampah yang tadinya ada bekas ataupun noda, setelah dibersihkan akan lebih mudah di daur ulang kembali.
Jesica Halim mengajarkan pengolahan botol kaca menjadi gelas, yaitu ketika banyaknya pecahan kaca, dengan cara dikumpulkan. Namun tetap harus dibedakan, pecahan kaca di pisah ke tempat yang berbeda sedangkan kaca utuh atau masih berbentuk juga harus di tempatkan terpisah.
Dengan kualitas dan nilai tinggi yang dimiliki kaca, ketika dikumpulkan hingga satu karung dan di bawa ke tempat daur ulang, maka akan menghasilkan uang sekitar Rp300.000-Rp800.000. Hal ini disampaikan oleh Jessica, tempat yang memang sering ia datangi lokasinya berada di Bank Sampah Gunung Mas, Rawamangun.
Penanganan Limbah Berbahaya
Limbah berbahaya seperti minyak jelantah dan kaca memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah pencemaran lingkungan dan dampak negatif terhadap kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan pertama adalah, ketika menemukan limbah berbahaya seperti kaca, simpanlah dalam wadah yang aman dan tertutup.
Sebisa mungkin tandai dengan lakban atau label bahwa ini limbah berbahaya. Lalu cari tahu tempat pembuangan yang ditentukan untuk limbah berbahaya di daerah sekitar. Dan jangan membuangnya sembarangan.
Kemudian, untuk minyak jelantah yang merupakan limbah berbahaya kedua karena dapat mencemari tanah dan air jika dibuang sembarangan. Jessica menjelaskan, cara penangan yang baik yaitu dengan bekerja sama pada komunitas beli jelantah.
Baca Juga: Komitmen CCEP Indonesia Dukung Terwujudnya Ekonomi Sirkular Melalui Transformasi Bank Sampah
Dengan mengumpulkan minyak jelantah pada satu wadah khusus dan tidak membuangnya ke sembarang tempat akan mengurangi pencemaran lingkungan. Untuk pengumpulan minyak jelantah daan diberikan kepada komunitas, maka juga akan menghasilkan pundi-pundi uang.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengolahan limbah yang baik. Salah satu komunitas yang aktif mengedukasi tentang sampah ialah Demibumi. Hadirnya komunitas Demibumi mampu mengedukasi lingkungan terdekat terlebih dahulu, bahkan hingga ke sekolah-sekolah maupun tempat edukasi lain yang lebih membutuhkan.
Mereka kerap kali melakukan sosialisasi di beberapa sekolah dasar dan kanak-kanak, serta mengajak ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja berupaya mengatasi masalah sampah bersama. Selain itu, dengan memberikan pengajaran singkat tentang pengolahan sampah yang baik maka akan terus turun menurun diajarkan ke banyak pihak.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku tentang Daur Ulang Sampah yang Cocok untuk Anak Usia Dini, Cek di Sini!
Maka dari itu, mengolah dan mengatasi limbah rumah tangga dengan baik dan benar adalah tanggung jawab bersama. Dengan memisahkan, mengolah, dan mendaur ulang limbah, dapat mengurangi pencemaran dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Karena pada dasarnya, upaya ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.