Menurut Yunarto, transisi pemerintahan yang mulus memberikan optimisme baru akan pemerintahan yang lebih baik ke depan. Tak perlu lagi memulai dari nol, mereka pun telah disambut dan dipersiapkan segala sesuatunya untuk dapat langsung bekerja.
Kemudian, Yunarto juga menuturkan, jika berbicara mengenai modal dari pemerintahan baru atau pemerintahan Prabowo-Gibran ini ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya, biasanya pemerintahan yang sudah mau turun atau disebutnya sebagai pemerintahan lame duck, maka kata dia, kepuasan publiknya rendah menjelang masa pensiun.
Dikatakan Yunarto, jika melihat seberhasil apapun pemerintahan SBY pada tahun terutama 2009 yang ia sebut juga masa-masa booming commodity, maka kita akan melihat kepuasan publik terhadap SBY terutama setelah tahun 2012, kepuasan publik atau disebut approval rating terhadap pemerintahan SBY itu di bawah 60 persen.
“Kenapa ini sangat penting, stabilitas politik itu biasanya indikatornya salah satunya adalah kepuasan publik dari masyarakat. Jadi kepuasan publik terhadap pemerintahan Pak SBY 2009 itu di atas 80 persen, tapi 2 tahun terakhir itu di bawah 60 persen,” paparnya.
Sementara kata dia, approval rating pemerintahan Prabowo saat ini masih di atas 70 persen selepas ditinggalkan oleh Jokowi.
“Jadi ini sebenarnya modal bahwa stabilitas politik harusnya baik-baik saja dan ketika market, ketika pengusaha, ketika masyarakat ingin berbicara mengenai continuity, enggak set back kembali ke belakang, modalnya dimiliki oleh rezim ini. Itu kabar baiknya,” pungas Yunarto.
Baca Juga: Deretan Perusahaan yang Terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis Gagasan Presiden Prabowo