Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat menyentil Presiden terpilih Prabowo Subianto atas wacana pembentukan presidential club, klub presiden itu direncanakan bakal disisi oleh presiden terdahulu Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo. 

Djarot mengatakan, wacana Prabowo membentuk presidential club ini menunjukan yang bersangkutan tak percaya diri memimpin negara ini, Prabowo dinilai tak bisa membuat sebuah keputusan lantaran harus berkonsultasi dengan para pendahulunya di presidential club. 

Baca Juga: Prabowo: Pak Jokowi Menyiapkan Saya untuk Menang

“Itu mengindikasikan pak Prabowo kurang percaya diri mewujudkan empat misi Indonesia merdeka sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,” kata Djarot kepada wartawan Selasa (7/5/2024). 

Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan sistem di negara ini tidak mengenal adanya presidential club. Tugas dan tanggung jawab presiden sudah jelas diamanatkan Undang-undang dasar di mana presiden dituntut bertanggung jawab melindungi segenap kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Tak hanya itu, tugas berat lainnya adalah misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan perdamaian dunia. Prabowo kata Djarot harus bisa melaksanakan semua ini tanpa harus melibatkan presiden-presiden terdahulu. 

“Bukankah presiden punya hak prerogatif dan bertanggung jawab penuh atas jalannya pemerintahan dan kemajuan pembangunan bangsanya?” tanya Djarot. 

Baca Juga: Pengajuan Diri Megawati Jadi Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres 2024 Direspons Kubu Prabowo-Gibran dan Anies Baswedan

Lebih lanjut, Djarot mengatakan, wacana pembentukan  presidential club hanya sekedar basa basi politik yang disebutnya tak bakal terwujud, Prabowo kata dia sengaja lempar isu itu supaya terkesan dirinya adalah seorang negarawan sejati.

“Bisa jadi cuma basa basi atau gimmick politik, agar terlihat sebagai negarawan sejati,” ucapnya

Terpisah Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran juga mengertik keras wacana ini. Menurutnya upaya mempertemukan Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo dalam wadah klub presiden hanya akal-akalan Prabowo untuk melemahkan oposisi. 

Prabowo kata dia sedang berusaha keras merangkul Megawati yang juga ketua umum PDI Perjuangan itu untuk masuk ke koalisinya, sebab PDI Perjuangan sendiri kemungkinan besar bakal mengambil posisi oposisi setelah kalah Pilpres 2024. 

“Jadi ini upaya mematikan oposisi," kata Andi Yusran.

Adapun wacana pembentukan klub presiden ini diklaim sebagai wadah bertukar pikiran pemerintahan Prabowo-Gibran dengan presiden terdahulu terkait berbagai kebijakan yang bakal diambil ke depannya, namun bagi Yusran tujuan utama dari pembentukan kelompok ini jelas sangat politis. 

Baca Juga: Ini Respons Gibran Soal Pertemuan Megawati-Jokowi

Yusran mewanti-wanti, jangan sampai PDI tergoda dengan pembentukan klub presiden, jika itu terjadi maka dipastikan oposisi di era Prabowo-Gibran sangat lembah, hal ini justru mengancam demokrasi Indonesia sebab para penguasa bisa saja kebablasan.

"Jika oposisi nihil maka penyalahgunaan kekuasaan leluasa terjadi," tutupnya