Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku yakin ekonomi Indonesia terus menggeliat. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 terus melejit.
Pernyataan Sri Mulyani bukan tanpa alasan, dia percaya diri lantaran ada sejumlah komponen yang diyakini dapat mengerek pertumbuhan ekonomi seperti sektor konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.
“Itu tiga-tiganya cukup vibrant, cukup bagus. Kita berharap dengan itu, growth (pertumbuhan ekonomi) di kuartal I akan tetap terjaga. Dan ini tentu akan kita jaga terus sampai akhir tahun (2025)," kata Sri Mulyani dilansir Rabu (19/3/2025).
Sri Mulyani menegaskan, konsumsi rumah tangga masih terus terjaga, apalagi saat ini pemerintah terus berupaya menekan harga barang dan jasa yang bersinggungan langsung dengan masyarakat misalnya pemberian diskon tarif listrik 50 persen selama dua bulan pertama 2025. Ada juga penurunan harga tiket pesawat menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
Untuk itu dirinya sangat optimis bahwa sektor rumah tangga menjadi salah satu faktor penting penyeimbang pertumbuhan ekonomi RI.
"Ini diharapkan menjaga konsumsi rumah tangga karena daya belinya terjaga dengan harga yang relatif stabil," ujarnya.
Menkeu Sri Mulyani juga memamerkan data purchasing managers index (PMI) yang mencapai 53,6 per Februari 2025 alias ekspansif. Ia menyebut ini adalah rebound dari kondisi kontraktif yang terjadi sebelumnya.
Indikator PMI yang berada di atas level 50 dianggap menunjukkan aktivitas ekonomi yang cukup bagus. Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu merasa optimistis dengan sejumlah capaian tersebut.
Di lain sisi, kondisi ekspor Indonesia juga ia sebut masih ciamik. Ani mengacu pada data surplus neraca perdagangan Indonesia selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Baca Juga: Diisukan Mundur dari Kabinet Prabowo, Sri Mulyani Terlihat Enjoy-Enjoy Saja!
"Untuk investasi, dengan PMI yang naik, ekspansif, kita berharap ini juga akan positif. Credit growth masih cukup bagus dan kita berharap dalam hal ini kegiatan, terutama sektor manufaktur, ekspansi di bidang pangan, itu menciptakan investasi-investasi baru," tandasnya.