Mengapa RSV Terlihat ‘Rumit’ bagi Orang Tua?
Bagi sebagian besar orang tua, kata Prof. Rina, RSV terdengar sebagai istilah medis yang sulit dipahami.
Namun, menurut Prof. Rina, peningkatan kasus infeksi virus dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pasca-pandemi COVID-19, membuat kondisi ini semakin nyata dan perlu diperhatikan.
“Infeksi virus itu luar biasa, saya merasakan sekarang itu banyak banget. Dari 10 anak batuk pilek, enam itu influenza, dua lagi saya curiga RSV atau virus lain, hanya saja pemeriksaannya mahal,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa gejalanya sering kali mirip flu biasa, seperti demam, batuk, pilek. Namun, RSV dapat berkembang menjadi infeksi serius yang memerlukan bantuan alat napas dan perawatan intensif.
“Demam terus, makin lama putus asa, di-uap tetap tidak membaik, akhirnya harus alat bantu napas dan dirawat di ICU,” ujarnya.
Karena itu, Prof. Rina selalu mengingatkan orang tua bayi prematur untuk waspada, terutama pada musim puncak RSV.
“Saya bilang ke orang tua, ini anak Ibu prematur, sudah selamat, tapi sekarang lagi musim peak level RSV. Bahaya, Bu,” tuturnya.
Meski proteksi RSV dapat menimbulkan biaya tambahan bagi keluarga, ia membandingkannya dengan biaya ICU yang jauh lebih besar jika infeksi terjadi.
“Biayanya memang mahal, tapi coba bayangkan dirawat seminggu-dua minggu di ICU, pagu asuransi setahun habis duluan,” tukasnya.
Ketika bicara mengenai upaya pemerintah dalam pencegahan RSV pada bayi berisiko tinggi, Prof. Rina menjelaskan bahwa advokasi dari para dokter sebenarnya sudah berjalan.
“Upaya untuk mengingatkan pemerintah itu sudah ada tapi pemerintah juga realistis, banyaknya masalah MBG saja belum selesai,” terangnya.
Menurutnya, kebijakan kesehatan membutuhkan anggaran besar dan prioritas nasional yang jelas.
“Semua itu butuh paket duit, harus dipikirkan untuk rakyat, bukan hanya proyek. Di Asia Tenggara, yang membiayai RSV baru Singapura dan Thailand. Jepang dan Australia juga, tapi penduduknya sedikit,” terangnya.
Menurutnya, Indonesia, dengan jumlah penduduk besar dan banyak tantangan kesehatan dasar, masih berproses untuk memberikan proteksi penuh bagi bayi rentan terhadap RSV.
Baca Juga: RSV di Indonesia: Ancaman Tersembunyi bagi Bayi Prematur Menurut Prof. Rinawati Rohsiswatmo