Jakarta kian menegaskan posisinya sebagai salah satu motor penggerak utama perekonomian nasional. Kota ini bukan hanya berperan penting bagi warganya sendiri, tetapi juga menjadi simpul strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
“Kontribusi Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar dan signifikan,” papar Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, dalam sambutannya di acara Jakarta Investment Festival (JIF) 2025, yang digelar di Hotel The St. Regis, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Rosan memaparkan, data menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Jakarta bahkan sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi ibu kota pada 2025 mencapai sekitar 5,8%, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang berada di kisaran 5%.
Dari sisi investasi, kata dia, Jakarta secara konsisten menempati posisi tiga besar nasional, baik dalam penanaman modal asing (FDI) maupun total investasi domestik dan internasional.
“Total investasi di Jakarta pada paruh pertama 2025 mencapai sekitar Rp140 triliun. Ketika investasi tumbuh, maka lapangan kerja baru akan tercipta, dan kita semua berharap lapangan kerja tersebut adalah lapangan kerja yang berkualitas,” ungkap Rosan.
Dibeberkan Rasan, salah satu keunggulan Jakarta adalah sumber daya manusianya. Dengan populasi lebih dari 30 juta jiwa termasuk wilayah penyangga, kota ini menjadi magnet bagi investor. Namun kata dia, bukan sekadar jumlah penduduk yang menarik, kualitas SDM Jakarta juga menjadi modal utama.
“Talent pool Jakarta termasuk yang tertinggi di Indonesia dalam hal produktivitas, efisiensi, dan kecerdasan. Inilah salah satu modal utama bagi Jakarta untuk semakin sukses di masa mendatang,” kata Rosan.
Selain itu, dukungan kepemimpinan daerah juga menjadi faktor penting. Ia menyoroti komitmen gubernur untuk memperluas layanan air bersih menjadi 100% pada 2027, meski saat ini cakupan air non-minum baru sekitar 30%.
“Saya tahu betul target ini tidak mudah. Saya termasuk salah satu investor pertama dalam proyek distribusi air bersih di Jakarta. Tapi saya yakin melalui kolaborasi dengan sektor swasta, target tersebut bisa dicapai,” tambahnya.
Baca Juga: JIF 2025: Langkah Besar Jakarta Menuju Kota Global
Rosan juga menyampaikan sejumlah proyek besar yang akan memperkuat daya saing Jakarta, salah satunya proyek waste to energy atau konversi sampah menjadi energi. Menurutnya, Jakarta menjadi salah satu kota paling siap untuk menjalankan proyek ini.
“Volume sampah Jakarta mencapai sekitar 8.000 ton per hari, dan ini membutuhkan kerja sama erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan kalangan akademisi,” jelasnya.
Proyek ini pun diharapkan Rosan memberi dampak besar terhadap kesehatan, lingkungan, dan pengembangan industri hijau.
Selain itu, pemerintah pusat juga tengah menyiapkan pembangunan Great Giant Sea Wall, tanggul raksasa sepanjang 480 kilometer dari Banten hingga Surabaya. Jakarta dan Semarang menjadi dua wilayah yang paling siap menjalankan proyek strategis ini.
“Proyek ini bukan hanya akan menciptakan banyak lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan perlindungan dan keamanan bagi masyarakat Jakarta dan Semarang di masa depan,” tukas Rosan.
Terakhir, Rosan pun menekankan bahwa kemajuan Jakarta tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak.
“Komitmen penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangatlah penting. Pemerintah pusat juga punya banyak proyek yang akan dijalankan bersama daerah,” ucapnya.
Sebagai CEO Danantara, Rosan juga menegaskan komitmen swasta untuk terlibat aktif.
“Dari sisi Kementerian Investasi dan Industri Hilir, sekaligus dalam kapasitas saya sebagai CEO Danantara, kami berkomitmen penuh untuk terus bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melalui kolaborasi ini, kita dapat mencapai seluruh target dan tujuan bersama,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memperbaiki iklim investasi melalui penyederhanaan regulasi dan pemangkasan red tape.
“Kami sangat senang dan bangga dapat bekerja sama dengan Bapak Gubernur dan jajaran yang sangat kooperatif. Berbagai kebijakan yang disederhanakan akan membuka lebih banyak peluang investasi,” pungkasnya.
Baca Juga: Rosan Roeslani: Danantara Bukan dari Uang Masyarakat