Gurita Bisnis Mayapada 

1. Bank Mayapada

Bank Mayapada bukanlah usaha satu-satunya perusahaan yang didirikan oleh Tahir. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tulang punggung dari bisnis layanan finansial Mayapada Group adalah Mayapada Bank atau PT Bank Mayapada Internasional Tbk yang juga merupakan perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia dengan kode emiten MAYA. Bank tersebut kini memiliki setidaknya 217 cabang dengan target nasabah pemilik usaha kecil dan menengah yang dinilai akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Tidak ketinggalan, perseroan juga memiliki jaringan asuransi berpartner dengan  mitra internasional, yakni Zurich Insurance dan Sompo Japan Nipponkoa General Insurance. 

2. Mayapada Hospital

Selain lini bisnis jasa keuangan berupa bank, Mayapada Group juga memiliki lini bisnis di sektor kesehatan yang sudah dimulai akhir tahun 2000-an melalui PT Sejahteraraya Anugrahjaya. Perusahaan ini bahkan sudah menjadi perusahaan terbuka dengan kode saham SRAJ. 

Hingga saat ini, jaringan Mayapada Group dari unit rumah sakit terdiri dari Mayapada Hospital Tangerang, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, BMC Mayapada Hospital Bogor, Mayapada Hospital Kuningan, Mayapada Hospital Surabaya, dan Mayapada Hospital Bandung.

Di tahun 2023 lalu, Mayapada Group pun dikabarkan akan membangun rumah sakit senilai Rp 500 miliar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Tahir mengatakan, RS Mayapada akan menjadi salah satu rumah sakit yang pertama dibangun dan beroperasi di IKN, dan akan menjadi rumah sakit terbaik yang ada di Kalimantan.

3. Media

Dalam lini bisnis ini, Mayapada Group memegang dua media. Salah satunya adalah Majalah Forbes, di mana Mayapada Group terpilih sebagai mitra lokal. Selain itu, Mayapada Group juga berinvestasi di berita harian berbahasa Mandarin bernama Guo Ji Ri Bao.  

Baca Juga: Cara Dato Sri Tahir Menanamkan Tanggung Jawab pada Anak, Seperti Apa?

4. Ritel

Mayapada Group juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata meliputi penjualan produk bebas bea, retail, tiket dan voucher hotel yakni PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. Kinerja perusahaan dengan kode sandi saham SONA.

Namun kini, perusahaan itu lebih dikenal sebagai pengelola toko bebas bea atau duty free shop  terkemuka di Indonesia daripada sebagai suatu biro perjalanan wisata. SONA bermitra dengan Duty Free Shopper (DFS) Indonesia pada akhir 1980-an. DFS sendiri merupakan anak perusahaan dari LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy).  

5. Hotel dan Properti

PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO) adalah emiten properti milik Mayapada Group. Menurut laman resmi perusahaan, Mayapada Group memiliki lebih dari 4 menara perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta dan dua gedung perkantoran di CBD Singapura. Grup ini juga memulai industri jasa perhotelan dan menunjuk Regent Hotel untuk membuka resor di Bali pada 2013.

Sebagai informasi, ketiga lini bisnis Tahir, yakni Bank Mayapada, Mayapada Hospital, dan properti, merupakan perusahaan go public atau tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Bank Mayapada merupakan perusahaan kedua Keluarga Tahir yang go public pada tahun 1997. Ia diketahui memiliki 4,79 persen saham Bank Mayapada, dan dia menjabat sebagai Komisaris Utama perusahaan tersebut.

Sementara, Mayapada Hospital tercatat di BEI pada April 2011. Di bisnis ini, Tahir memiliki 0,02 persen saham di RS Mayapada, ia juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama di perusahaan tersebut. Anak Tahir, yakni Jonathan Tahir menjabat sebagai Komisaris Utama di SRAJ, sementara Jane Dewi Tahir menjabat sebagai Direktur, dan Grace Tahir sebagai Direktur Utama. 

Keluarga Tahir juga memiliki usaha properti lewat MPRO yang listing di BEI pada Oktober 2018. Bisnis pariwisata SONA juga tercatat di BEI, yakni pada Juli 1992. Perusahaan tersebut di Bursa Efek Indonesia dengan mencatatkan 11.500.000 sahamnya. Saat ini, saham Perseroan yang diperdagangkan di BEI berjumlah 331.200.000 saham.

Nah Growthmates, gak cuma membangun bisnis berorientasi cuan semata, Tahir juga diketahui mendirikan sebuah organisasi nirlaba bernama Tahir Foundation. Yayasan ini memiliki misi untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Indonesia dengan menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai. 

Pada 2020 silam, yayasan ini menyalurkan bantuan senilai Rp 52 miliar kepada empat provinsi di pulau Jawa untuk melawan virus Covid-19. Melalui yayasan tersebut juga, ia telah memberikan beasiswa pendidikan kepada ribuan anak muda Indonesia yang berbakat dan kurang mampu. 

Baca Juga: Cara Dato Sri Tahir Menanamkan Tanggung Jawab pada Anak, Seperti Apa?